"Lili hamil 3 bulan Ma." Anjas yang menjawab pertanyaan itu, dia tersenyum lebar dan memeluk pinggang Lili.
Di mata semua orang perlakuan Anjas begitu terlihat manis, tapi Lili tau senyum Anjas hanya untuk menertawakan usia kehamilan anak ini.
Namun, Lili tak pernah mengambil sisi buruk dari semua sikap sang suami. Dia selalu menilai bahwa itu semua wajar, karena Anjas sangat kecewa padanya.
Bukankah Lili sudah mengambil keputusan? maka dia tak akan menyesal keputusannya itu, justru berusaha sekuat tenaga di jalan yang telah dia ambil.
Bagaimana caranya agar anak ini tetap hidup dan Anjas tetap jadi suaminya, atau bahkan mengembalikan Anjas seperti yang dulu.
Diam-diam Lili tersenyum kecil, membodohi diri sendiri pula. Karena di seperti seorang wanita yang tidak tahu diri.
Anjas menerimanya dalam keadaan tidak suci saja dia sudah sangat bersyukur dan sekarang menuntut Anjas untuk menerima anak ini juga.
Ya Tuhan, maafkan aku An. Batin Lili.
Dia memeluk lengan Anjas kuat, memanfaatkan situasi dan menumpahkah rindu yang sudah amat sangat banyak dia rasa.
Anjas segera menoleh sinis pada sang istri, berani-beraninya Lili memeluk dia mentang-mentang sedang berada di tengah-tengah keluarganya.
Namun Lili membalas tatapan sinis itu dengan senyum yang begitu hangat.
Aku sangat mencintai kamu An. batin Lili, berharap Anjas bisa mendengar kata-kata melalui sorot matanya.
"Oh syukurlah, mama akan sering-sering datang ke rumah kalian. Kalau kehamilan Lili semakin besar mama akan tinggal di sana," ucap mama Reni dengan antusias.
Anjas merasa tak senang mendengar itu, namun Lili langsung tersenyum dengan sangat lebar.
"Sudah sudah, kita makan dulu, jangan sampai cucu papa kelaparan," sahut papa Irwan, menimpali pembicaraan istri, anak dan menantunya.
Makan malam hangat pun berlangsung, saat itu bukan hanya ada Anjas, Lili, mama Reni dan papa Irwan, tapi juga ada adik perempuan Anjas yang masih SMA, namanya Amena.
Jam 9 malam akhirnya Anjas dan Lili pamit untuk pulang.
"Jaga Lili dengan baik An, pastikan makanannya bergizi, tidurnya nyenyak dan dia selalu bahagia," ucap mama Reni, dia mengantar Lili dan Anjas sampai ke teras rumah.
"Iya Ma," jawab Anjas singkat, tangan kanannya terulur mengelus puncak kepala Lili yang saat ini berdiri di sampingnya.
Melihat pemandangan itu mama Reni tersenyum, dia sangat percaya Anjas akan melakukan semua permintaannya tadi.
Dan Lili begitu nyaman di perlakukan seperti ini, jadi ingin berlama-lama di sini agar sikap Anjas tidak berubah.
Tapi kalau aku bilang mau menginap pasti Anjas marah, batin Lili, pada akhirnya dia hanya bisa pasrah.
"Ya sudah Ma, kami pamit dulu," ucap Anjas dan mama Reni mengangguk.
Setelah pelukan hangat diantara Lili dan mama Reni terlepas, akhirnya mereka berpisah.
Masuk ke dalam mobil, Anjas langsung menunjukkan wajahnya yang dingin.
"Jaga sikap mu! jangan lancang memeluk ku," ucap Anjas dengan suara cukup tinggi.
Lili hanya mencebik kecil, ottaknya berpikir harus menjawab apa, sampai akhirnya sebuah ide muncul ...
"Maaf An, aku tau kamu sedang bersandiwara, aku hanya ingin mendukung sandiwara mu saja," jawab Lili lirih, hanya menunduk tidak berani membalas tatapan Anjas yang menusuk tajam ke arahnya.
Cih! balas Anjas, hanya berdecih karena dia tak tau harus menjawab apa ucapan istrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
waktu pertama mau menerima lily, ngk mikir kalau bakal hamil, ngk gentle Anjar. sadis, blm pernah melahirkan kalau langsung kuret bakal ngk akan punya anak. bego, dasar iya ngk thour🧐
2024-11-19
0
andi hastutty
Sudahi klo memang modelnya kaya bgini kenapa bertahan sih
2024-08-03
1
himmy pratama
prnikahaan dan rumah tangga model apa kayak begini ini.ruwet e polll
2024-07-12
0