"Jadi benar kamu tidak ingin menggugurkan kandungan itu? bahkan jika demi aku?" tanya Anjas, kini suaranya terdengar pelan dan penuh keputusasaan.
Dan sumpah, bukan ini maksud Lili. Bukan berarti dia berat sebelah diantara anak dan Anjas. Lili sangat mencintai keduanya.
Buru-buru Lili bangkit dan berjalan cepat mendekati Anjas, dia lalu bersimpuh di kaki suaminya itu.
"Maafkan aku An, jangan bicara seperti itu," mohon Lili diantara tangisnya yang mulai tak terkendali.
Anjas telah hilang simpati, dia sudah berada di taraf yang paling kecewa. Bahkan mulai meragukan cinta diantara mereka berdua.
"Baiklah, lakukan apa yang kamu mau dan aku juga akan melakukan apa yang aku inginkan," ucap Anjas, seperti sebuah keputusan diantara Perdebatan panjang mereka.
Kata pisah tak akan pernah bisa Anjas ucapan, disaat dia telah berjanji di hadapan Tuhan dan semua keluarga untuk menikahi Lili. Jadi mari lakukan, pernikahan yang tak ada makna.
Karena pada akhirnya mereka punya jalan hidup masing-masing.
"An, aku mohon jangan seperti ini. Pahami aku, dia hidup di tubuh ku, aku bahkan bisa merasakan detak jantungnya, bagaimana mungkin aku bisa membunuh dia?" rintih Lili.
Anjas hanya tersenyum masam.
"Lalu aku harus bagaimana? merasa bahagia atas kehamilan mu?" balas Anjas dengan nada bicara penuh sindirian.
Asal usul bayi itu saja rasanya ingin membuat Anjas muntah.
"Pergilah!" titah Anjas dengan suara yang lebih tegas. Bahkan tak segan mendorong tubuh Lili agar melepaskan kakinya.
Lili hanya bisa pasrah saat jatuh ke lantai.
Sadar tak akan bisa membujuk Anjas, karena Lili tau dan bisa sangat memahami sang suami kenapa begini.
Karena Anjas begitu kecewa padanya.
Hari pun bergulir.
1 minggu yang diminta oleh dokter kandungan untuk berpikir akhirnya telah lewat.
Pada akhirnya Lili benar-benar memutuskan untuk menjaga dan melahirkan anak tersebut.
Sementara Anjas?
Dia merasa bukan lagi sebagai suami Lili, pernikahan ini seperti tak ada artinya apa-apa.
Jam 5 sore Lili sudah tiba di rumah, tapi sang suami belum juga pulang.
Lili coba menghubungi sang suami ingin bertanya sedang dimana? sedang apa? kenapa belum pulang, tapi ternyata nomornya di blokir.
Lili tidak bisa menghubungi suaminya sendiri.
Wanita itu tidak menyerah, dengan mengelur perutnya Lili coba menghubungi Putra.
"Halo Put, apa kamu sedang bersama dengan pak Anjas?" tanya Lili.
"Maaf Bu, saya tidak sedang bersama dengan Pak Anjas, sepertinya bapak tadi pergi dengan pak Gala," jawab Putra apa adanya.
"Oh," balas Lili singkat. Gala juga adalah sahabatnya, jadi tak masalah jika Anjas pergi bertemu dengan pria itu.
"Ya sudah, terima kasih ya."
"Sama-sama Bu," balas Putra dan panggilan itu pun putus.
Setelah mandi, Lili ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Meski Anjas terus acuh namun Lili tetap memberikan perhatian, cinta dan kasih sayang yang dia punya. Tak pernah berkurang sedikit pun, bahkan rasanya jadi semakin besar cinta itu setiap hari.
Lili sadar dia salah, karena telah melanggar komitmen mereka, karena itulah Lili akan terus berusaha mendapatkan cinta dan kepercayaan suaminya lagi.
Tak ada yang mudah dalam hidup ini, Lili hanya harus terus berjuang sampai mereka bisa merasakan cita-cita bersama untuk memiliki pernikahan impian.
Jam 9 Anjas belum pulang juga.
Lili masih menunggu di ruang tengah.
Justru para pelayan yang menatapnya dengan iba.
"Bu, lebih baik ibu tidur saja dulu, biar saya yang hangatkan makanan kalau bapak nanti pulang," ucap salah satu pelayan.
Lili tersenyum lebar.
"Tidak apa-apa Bi, biar aku tunggu," balas Lili yakin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Yeni Fitriani
lili luar biasa disayang berbesar hati dan ingin merawat kenang2an dr pemerkosanya...🤦🏻♀️pdhl mbuuhlah....
2025-03-05
0
rin
repot jg yak .. 🤔🙄
2024-10-07
0
andi hastutty
Kasian lili
2024-08-03
0