Anjas membuka pintu ruang rawat sang kekasih dan hal yang pertama kali dilihatnya adalah Lili yang menatap kosong pada langit-langit kamar ini.
Lili bahkan tidak menyadari kedatangannya.
Dokter pun mengatakan dengan jelas jika Lili adalah korban kekerasan sekssual, sampai meninggalkan trauma yang begitu mendalam pada wanita tersebut.
Meski Lili sudah sadar, dokter tidak menyarankan pasien pulang. Lili setidaknya harus tetap mendapatkan pengawasan dokter selama 3 hari.
Mendengar semua penjelasan sang dokter, Anjas seperti ditussuk ribuan jarum di dalam hatinya. Dia pun merasakan sakit yang dirasakan oleh Lili. Bersumpah dalam hatinya akan menemukan pelaku kejahatan tersebut dan membunuhnya secara langsung menggunakan tangan kosong.
Anjas juga hancur dan makin hancur saat dilihatnya tak ada lagi wajah berseri yang dia lihat saat ini.
Yang ada Lili yang hancur.
Dengan perlahan Anjas masuk lebih dalam, sumpah demi apapun dia tidak akan meninggalkan Lili dalam keadaan ini. Anjas justru ingin bertanggung jawab dan mereka segera menikah.
Dia tak ingin Lili hancur sendirian, dia akan jadi obat dan mengobati semua luka.
"Sayang," panggil Anjas, suara lembut yang seketika memenuhi ruangan sunyi ini.
Kedua mata Lili sontak berkedip, dia sangat menghapal suara siapa itu. Tapi Lili sungguh tak punya keberanian untuk melihat Anjas, untuk menatap kedua mata pria itu.
Lili justru buru-buru meringkuk dan menyembunyikan wajahnya.
"Keluar," ucap Lili dengan suara yang bergetar.
Dia tidak perlu berpikir panjang tentang hal ini, diantara dia dan Anjas haru berakhir. Lili tau Anjas akan merasa jijik padanya, Lili harus sadar diri, dia begitu kotor.
"Sayang."
"Keluar! aku mohon Anjas! Keluar! tidak perlu mengasihani aku!" jawab Lili, bicara dengan suara yang lebih tinggi bercampur dengan tangisan.
Tangis yang tak bisa dia tahan, dadda itu terasa begitu sesak.
"Maafkan aku," balas Anjas, bukannya menuruti keinginan Lili dia justru meminta maaf, justru bersimpuh di samping ranjang berhadapan dengan Lili yang tengah menyembunyikan wajahnya.
"Andai aku bisa datang lebih cepat, ini semua tidak akan terjadi," timpal Anjas lagi, dia juga menangis, tak sanggup rasanya menahan sesak di dadda. Rasa bersalah yang begitu luar biasa dia rasakan.
Andai.
Andai saja dia datang lebih cepat, Lili tidak akan terluka.
Dan mendengar ucapan Anjas itu, Lili perlahan mengintip dari sela tangan-tangannya. Sangat terkejut saat melihat Anjas bersimpuh.
Tapi dengan keadaan seperti ini Lili tak layak terharu, Anjas memang baik, sangat baik, bahkan pria itu menyalahkan dirinya sendiri atas kesialan yang dia alami.
Anjas, berhak mendapatkan wanita yang lebih baik di banding dia.
"Cukup Anjas, aku ingin sendiri, lebih baik kita putus saja, pergilah!" balas Lili, dia coba menghentikan tangisnya dan menggigit bibir kuat-kuat.
Anjas harus segera pergi, karena makin lama dia melihat pria itu Lili semakin merasa malu.
"Tidak Li, kita akan tetap menikah. Aku ... tidak akan meninggalkan dirimu sendirian," jawab Anjas dengan suara yang tegas.
Membuat tangis Lili jadi semakin menjadi. Lili menggeleng diantara wajah yang terus dia sembunyikan.
Namun Anjas benar-benar menepati apa yang dia ucapkan. Malam itu Anjas tidak kemana-mana, semalaman dia menemani Lili.
Selama dalam masa perawatan Anjas pun setia menemani, bahkan Anjas memasangkan cincin pernikahan di jari manis Lili.
Wanita itu hanya bisa menangis, tak bisa dipungkiri bahwa dia sangat bersyukur Anjas tidak pergi.
"Aku sudah menyiapkan semuanya, keluar dari rumah sakit ini kita akan menikah," tegas Anjas.
"Minum pil KB ini, kamu tidak akan hamil, semuanya akan baik-baik saja," tambah Anjas pula.
Lili yang mulai bisa menerima keadaan berkat perlakuan Anjas pun mengangguk, dia minum pil KB itu dalam sekali teguk.
Berharap dari kejadian buruk itu tak akan meninggalkan bekas yang begitu ketara diantara mereka berdua.
Dan setelah Lili meminum obatnya, Anjas pun memeluk kekasihnya dengan sangat erat. Bahkan mencium puncak kepala Lili dengan penuh kasih sayang.
"Aku sangat mencintai kamu Li," ucap Anjas.
Sebuah kalimat yang membuat hati Lili jadi sedikit tenang, namun dia belum berani membalas pelukan itu.
Tubuhnya masih saja gemetar tiap kali mendapatkan pelukan seperti ini. Lili coba tersenyum diantara ketakutan yang masih jelas dia rasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
andi hastutty
Anjas smoga tidak berubah
2024-08-03
1
himmy pratama
amjas baik sekali .. benarkah Anjas BS Nerima kondisi lili yg sprt itu.. kasian lili
2024-07-11
0
Neulis Saja
please Anjas, don't leave your girlfriend alone whatever happen 🙏
2024-06-27
0