"Kita periksa lebih dulu," jawab sang dokter, tindakan aborsi bukan lah sesuatu hal yang dianjurkan. Namun kasus aborsi biasanya terjadi disebabkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan seperti hamil di luar nikah, ketidakmampuan ekonomi, kurangnya dukungan keluarga, hingga masalah dengan pasangan.
Seperti Lili dan Anjas dengan semua problematika hidup yang mereka hadapi.
Anak hasil pemerkosaan sering kali tak mendapatkan kasih sayang yang tulus dari orang-orang sekitar, jadi ketika sang ibu pun tak menginginkan maka aborsi adalah keputusan yang harus diambil.
Lili diminta untuk berbaring di atas ranjang, sang dokter mulai memeriksa menggunakan alat USG. Jadi bukan hanya detak jantungnya saja yang terdengar, namun bentuk fisik bayi itu juga bisa Lili dan Anjas lihat dengan jelas di layar monitor.
Deg deg! deg deg! deg deg! detak jantung bayi itu terdengar cepat sekali.
Mengalirkan sebuah rasa yang entah di hati Lili. Seketika dia gamang dan menatap nanar layar monitor tersebut.
Usia kehamilan Lili menginjak umur 4 bulan dan janin itu telah berbentuk tubuh sempurna, tangan dan kakinya yang kecil nampak jelas. Nampak begitu lemah dan tak berdaya.
Tanpa sadar ada air mata yang jatuh dari kedua mata Lili, lengkap dengan daddanya yang terasa semakin sesak.
"Dia adalah bayi perempuan," ucap sang dokter.
Dan Lili segera membuang wajahnya tak ingin lagi menatap layar monitor tersebut.
"Bagaimana? masih ingin melakukan tindakan aborsi?" tanya dokter, sejujurnya dia masih sangat berharap pasangan suami istri ini akan berubah pikiran.
Meski bayi tersebut adalah bayi hasil pemerkkosaan namun sungguh, dia tidak bersalah sedikitpun. Bukan inginnya tumbuh di rahim Lili.
Detak jantung itu menandakan bahwa bayi itu pun ingin hidup.
"Tentu Dok, lakukan sekarang juga, bayi itu harus segera digugurkan," jawab Anjas dengan sangat yakin. Tak perlu berpikir dua kali tentang hal ini.
Dia dan Lili bisa memiliki anak sendiri, mereka masih bisa merencanakan program hamil selanjutnya.
Apa yang terpenting sekarang adalah memutus semua hubungan dari kenangan yang paling pahit.
Dan mendengar keputusan suaminya tersebut, Lili diam-diam menggigit bibir bawahnya kuat, menahan tangis agar tidak pecah.
Dia menyentuh perutnya dan merasakan sebuah kehidupan.
Ya Tuhan, kenapa engkau tega memberiku hidup yang seperti ini. Batin Lili, sungguh, dia hanya bisa membatin dan bicara pada Tuhan.
Lili tak bisa bicara pada sang suami, karena tiba-tiba hatinya berbisik yang lain. Mengatakan hal yang bertentangan dengan keinginan Anjas.
Apa salah bayi ini?
Tidak ada.
"Baiklah, tunggu sebentar. Saya akan siapkan ruang operasi," jawab dokter itu pula dan makin bergemuruh lah jantung Lili dibuatnya.
"Sayang," panggil Anjas, setelah bicara dengan sang dokter dia kembali menghampiri Lili di ranjang, duduk disamping istrinya tersebut.
Lili buru-buru menghapus semua air mata, coba sekuat tenaga mengendalikan diri meski tenggorokannya terasa tercekat.
"Tenang lah, semuanya akan baik-baik saja. Kamu akan baik-baik saja meski melewati operasi ini," jelas Anjas, dia kira Lili menangis karena takut masuk ke ruang operasi.
Anjas tidak tahu jika Lili menangis karena hatinya telah terhubung dengan bayi itu.
Dan mendengar ucapan suaminya tersebut, Lili tak kuasa menahan diri. Akhirnya dia kembali menangis dan terus menggigit bibir agar tangisnya tidak pecah.
Tidak An, tolong pikirkan lagi. Batin Lili, begitu merana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
udh berbentuk manusia, kasihan amat. jadi pembunuh ly😗
2024-11-19
0
andi hastutty
4 bulan udah besar
2024-08-03
1
Rini Utya
klau 4 bln perutnya ya sdh besar tour, msk baru ketauan hamil, kalau 4 minggu mungkin sih, tp blm terbentuk,gimana sih autornya lupa ya?
2024-07-18
1