Tanda Merah

Bab 18

Safira tidak bisa masuk kekediaman keluarga Zhen karena semua orang akan tahu dia datang. Safira memutuskan untuk bertanya kepada penjaga kompleks yang ada di pos. Dengan membawa martabak Safira mendekati satpam itu.

"Pak, jaga malam ya?" tegur Safira dengan ramah.

"Iya, neng." jawab satpam itu dengan mata fokus pada layar ponselnya karena tengah bermain slot.

"Pak, tau pak Benny?"

"Tau, yang rumahnya dekat taman itukan?"

"Iya-iya, tadi ada keluar nggak?"

"Nggak ada sih, saya tadi datang lebih awal. Terus yang shif sebelumnya juga nggak ada bilang apa-apa. Biasanya ngomong sesuatu kalau pak Benny keluar. Kan sering keluar masuk rumah sakit akhir-akhir ini," ujar satpam itu.

"Emang kenapa, neng?" tanya satpam itu penasaran dan kini menatap Safira dengan lekat. Tapi Safira memakai

"Ah enggak, pak. Tanya aja."

"Ini ada martabak buat bapaknya sama temennya yang lagi keliling." Gadis itu menggunakan martabak untuk mengalihkan pembicaraan.

"Terima kasih," ucap satpam itu.

"Tunggu!" cegah satpam itu saat Safira melipir pergi. "Kayaknya nggak asing deh," kata Satpam itu seraya mengelilingi Safira. Jantung Safira berdegup kencang karena takut ketahuan.

"Neng ini yang kerja warung ujung jalan itu kan?" tebak Satpam itu. Mendengar itu Safira lekas mengangguk dengan cepat. Dia tersenyum masam meskipun tertutup dengan masker dan disamakan dengan pegawai warung ujung jalan itu.

Safira merasa lega karena tidak ketahuan. Selain itu dia juga mendapatkan informasi terhadap ayah mertuanya yang ternyata baik-baik saja. Malam ini kali pertama dia tidur di kamar kosnya. Meskipun jauh lebih sempit dari kamar di apartemen Virza. Tetapi Safira merasa lebih aman karena tidak harus menghadapi sikap Virza gampang berubah-ubah yang membuatnya kadang terbawa suasana.

Pukul 02.00 dini hari Safira terbangun karena ponselnya tidak berhenti bergetar di bawah bantalnya. Dengan mata terpejam ia menjawab panggilan tersebut.

"Hallo!" Suara pria dengan lantang dan kasar terdengar di hp Safira. Suara itu membuat Safira terbangun.

"Ini keluarga yang punya hp bukan?" tanyanya.

Safira tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Dia melihat nama yang meneleponnya terlebih dahulu. 'Virza' nama itu yang tertera dalam layar hpnya.

"Iya, kenapa?" tanya Safira lirih.

"Cepat ke sini, dia mabuk berat."

"Baik, tolong share lokasi."

Tak butuh lama ada pesan masuk yang menunjukkan titik keberadaan Virza. Dengan pakaian seadanya Safira lekas keluar mencari taksi untuk mengantarkan ke titik lokasi yang telah dikirimkan.

Sampainya di titik lokasi yang telah dikirimkan. Safira memberani diri untuk memasuki klub malam tersebut karena baru pertama kali dia memasuki tempat hiburan seperti itu.

Safira menata barang dengan pakaian para wanita yang berada di klub tersebut. Mereka ragu melakukan tindakan asusila di depan pengunjung lain. Bercumbu dan saling meraba itu adalah hal yang biasa di lihat.

Pandangan Safira terhenti ketika melihat seorang pria tengah teler duduk sendiri tanpa ada satu orang pun di sekelilingnya. Berbeda dengan pria yang dikelilingi para wanita seksi.

"Vir! Bangun!" Safira mencoba membangunkan Virza tetapi suaminya itu tidak bergeming sedikitpun.

"Maaf, tolong bayar dulu tagihan pria ini," kata seorang pria yang memakai seragam berwarna hitam.

"Bayar? Berapa?"

"1juta."

"Ha? Satu juta?" ulang Safira terkejut. Sesaat dia menoleh kepada Virza yang tidak sadarkan diri. Meskipun kesal saya kira tetap membayar pakaian itu dengan tabungannya. Lalu Safira memapah suaminya untuk masuk ke mobil. Safira sempat bingung untuk pulang. Namun dia memaksakan diri dengan kemampuan yang minim untuk pengemudi mobil Virza.

Sebelum keluar dari Club malam tadi, Safira mendengar samar-samar seorang wanita mengatakan jika Virza pria miskin dan sok setia. Tapi Safira tidak peduli dengan para wanita itu. Hanya memberikan pandangan sinis kepada mereka.

Sesampainya di apartemen tempat tinggal Virza. Safira membantu pria yang lemas setengah sadar itu membuka sepatu dan kancing kemejanya. Mata Safira mengunci pandangan pada leher suaminya. Sebuah bekas ****** dan noda merah membuat hati Safira kesal. Ia menggosok kasar noda merah itu membuat pria yang terbaring itu seperti tersadar.

Virza membuka matanya dengan sayu, mendapati seorang gadis di sampingnya. Dengan cepat dia menarik lengan Safira hingga terjatuh di atas tubuhnya. Tetapi sesaat kemudian keadaan berbalik, Virza menjadi posisi atas dan menekan kuat tangan Safira.

Sekuat tenaga Safira mendorong tubuh suaminya tidak berhasil juga hingga akhirnya sebuah hujan kecupan terjadi pada wajahnya.

Terpopuler

Comments

gemar baca

gemar baca

banyak typo nya..

2023-05-03

2

hiro_yoshi74

hiro_yoshi74

berawal dari teler jadi menang banyak ya vir cup cup cup wkkwkkk 🤣🤣

2023-05-03

1

Nicky

Nicky

Thor typo Thor .. 😅 creazy up sehari pegel ya Thor tangannya?

2023-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!