Ingat Pulang?

Bab 11

“Elo!” seru Safira terkejut.

“Lo ingat pulang juga?” cibir Virza dengan datar.

“Lah elo kenapa disini?” tanya balik Safira.

“Nungguin elo lah,” jawab Virza.

“Lo tidur ya?” tebak Safira.

“Lo tahukan selama apa lo keluar sama cacing tanah itu?” tukas Virza dengan kesal.

“Dia namanya Raka! Kenapa sih lo suka ganti nama orang?” protes Safira karena Virza selalu mengganti nama sebutan

“Lo mau masuk nggak?” tanya Virza yang mulai kesal.

Dengan kesal Safira masuk ke mobil suaminya. Meskipun begitu dia memastikan sekitar agar tidak ada yang melihatnya.

“Lo kenapa nggak langsung pulang?” tanya Safira.

“Lo kira nanti gue sampai rumah bakal selamat?” tanya balik Virza dengan nada sedikit kesal. “Lo nggak mikir nanti ayah bakal kayak apa ke gue?” imbuhnya.

“Ya gue tadi nggak mau kalau sampai Raka curiga aja. Makanya gue ikut dia. Aslinya gue juga nggak ada janji apa-apa sama dia,” ungkap Safira berusaha menjelaskan apa yang dia rasakan tadi. Tapi Virza tidak bergeming sedikitpun. Dia fokus ke jalan yang sudah mulai memasuki gang rumahnya.

Benny terlihat masih duduk di depan televisi. Dengan jalan perlahan Safira menghampirinya.

“Ayah…” panggilnya lirih.

“Eh, kamu sudah pulang” sahut Benny dengan mata sedikit menahan kantuk.

“Ayah kenapa masih disini?” tanya Safira dengan wajah penuh rasa bersalah.

“Ayah nungguin kamu,” jawab Benny seraya menegakkan posisi duduknya. “Apa setiap hari kamu pulang jam segini?” tanya Benny khawatir.

“Enggak, Yah. Tadi ada teman di toko jadi ketemu dulu sama dia,” jelas Safira.

“Ya sudah, kamu makan dulu aja.”

“nggak usah, yah. Udah makan kok tadi.” tolak Safira. “Karena Safira sudah pulang jadi ayah tidur di kamar ya,” pinta Safira. Benny menurut tanpa menolak sedikitpun. Safira juga lekas membersihkan diri setelah mengantar ayah mertuanya ke kamar.

Safira dan Virza harus tidur dalam satu kamar saat di rumah ayahnya. Terlihat Virza melipat dua tangannya di dada dan bersandar di tempat duduknya memperhatikan Safira yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang tergelung di kepalanya. Safora merasa risih melihat Virza memperhatikan setiap gerak geriknya. Dari bayangan di cermin Virza terlihat menatapnya dengan lekat.

“Lo kenapa sih?” tanya Safira.

“Gue heran aja, nggak ada istimewanya dari elo. Tapi kenapa ayah lebih perhatian sama elo,” ujar Virza dengan menatap bingung ke arah Safira.

“Karen ague cantik, lucu, baik dan sayang sama ayah juga,” sahut Safira dengan nada meledek.

“Hanya orang buta yang bilang elo cantik,” hardik Virza kesal.

“Mana ada orang buta bisa tahu cantik atau nggak, kan nggak bisa lihat?”

“Ya emang muka elo begitukan, Gelap!” cibir Virza.

“Hih!” geram Safira melempar bantal sofa yang tak jauh darinya. Virza membalas dengan melempar guling kearah Safira. Perang bantal terjadi.

“Sakit!” pekik Safira kesakitan ketika Virza membungkus tubuh Safira dengan selimut tebal hingga membuat rambutnya tergulung di handuk yang tadi di gunakan untuk mengiringkan rambutnya. Virza melihat rambut gadis di depannya tergulung tidak karuan mencoba melepaskannya.

“Pelan-pelan, Vir. Sakit…” keluh Safira ketika suaminya membantunya melepasakan rambut panjang rengket satu sama lain.

“Sabar… sedikit lagi…” ucap Virza

Percakapan itu tanpa mereka ketahui di dengar oleh Benny yang ingin mengambil buku di ruangan khusus yang ada di samping kamar mereka berdua. Mendengar percakapan itu membuat Benny tersenyum-senyum malu.

“Proses cucu… proses cucu…” gumam Benny gembira dia berjalan seraya menari kecil kembali ke kamarnya tidak jadi mengambil buku bacaan.

“Vir…” panggil Safira menghentikan tangan Virza karena mendengar suara samar-samar di luar kamarnya.

“Apa?”

“Lo nggak denger sesuatu?” tanya Safira. Virza diam sejenak memasang telinga dengan tajam mendengarkan suara yang istrinya maksud namun tidak mendengar suara apapun.

“Lo halu kali, orang gue aja nggak dengar apa-apa,” ujar Virza setelah memastikan tidak ada suara apapun.

“Enak aja.” Safira mencubit pinggang suaminya yang berdiri di sampingnya.

“Aduh…” Virza mengaduh geli.

Mereka saling goda membuat masing-masing lelah. Ada kebahagian sendiri yang di rasakan masing-masing.

“Lo tidur sini aja,” kata Virza setelah melihat Safira selesai merapikan rambutnya.

“Kenapa? Lo punya niat buruk ya sama gue?” tuduh Safira penuh rasa curiga.

“Pikiran lo buruk mulu sama gue,” elak Virza memilih tidur dan mengabaikan Safira. Melihat wajah serius suaminya Safira merasa canggung.

“Ini batas kita. Lo nggak boleh lewatin ini,” ucap Safira setelah meletakan guling di antara mereka.namun, Virza tidak meresponnya. Dengan perlahan Safira ikut tidur di samping Virza dengan posisi adu punggung.

Terpopuler

Comments

vie gumi

vie gumi

proses cuci ngakak Thor🤣🤣🤣🤣

2024-01-30

0

hiro_yoshi74

hiro_yoshi74

ayah ben ben mah salah paham .
ih aku kok gemes sama virza
pengen tak iket tu mulut
bilang ngk cantik
padahal hati mah ketar ketir
entar ter bucin" baru tau rasa lo

2023-05-03

1

dewi

dewi

takut si suami marah ya

2023-05-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!