Perubahan Sikap Virza

Bab 5

Hari pertama bekerja, Raka mengantar Safira hingga toko milik temannya itu. Tanpa mereka sadari ada sebuah mobil hitam berhenti tak jauh dari toko itu mengawasinya.

Ya! Itu adalah Virza. Dia sengaja mengawasi Safira sejak dia selesai kuliah. Perasaannya gusar ketika melihat Raka yang tidak melepaskan tangannya dari bahu Safira. Bahkan saat meninggalkan Safira dia masih sempat mengelus kepala Safira dengan lembut.

“Lebay!” gumam Virza.

Virza lekas menginjak pedal gas dengan kasar setelah memastikan Raka juga pergi meninggalkan toko tempat Safira bekerja.

Perasaanya tiba-tiba saja tidak tenang. Semua gerak gerik Raka terngiang-ngiang di kepalanya.

Untuk menghilangkan pikiran itu, Virza memilih menuju kanor milik ayahnya yang bergerak di bidang Hotel dan Travel. Sudah hampir sebulan Virza tidak mengunjungi kantor itu. Banyak laporan yang belum di lihat oleh Virza. Meskipun tubuhnya ada di kantor. Pikiran Virza masih memikirkan Safira.

“Jangan-jangan nanti dia pulang bareng sama si kutu kupret itu,” pikir Virza.

Cowok berbadan gagah dan tinggi 185cm itu lekas menarik lengan kemejanya dan melihat jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia memperkirakan jam operasional toko pada umumnya.

“Jam sepuluh pasti udah pulang. Itu hanya toko kecil. Tidak mungkin akan buka dua puluh empat jam,” gumam Virza.

Dengan cepat dia melihat laporan yang bertumpuk di mejanya. Sejak ayahnya sakit dialah yang menggantikan posisi Benny.

Waktu berjalan dengan cepat tanpa terasa sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Virza lekas meninggalkan kantor dan menuju toko tempat Safira bekerja.

“Kenapa mancet sih!” keluh Virza ketika melihat mobi di depannya tidak bergerak sedikitpun.

Terlihat wajah gusar Virza selama perjalanan. Kemacetan yang di sebabkan oleh kecelakanan beruntun itu memakan waktu satu jam.

Pukul 20:15 Virza baru bisa melanjutkan perjalanan. Entah kenapa perasaanya begit campur aduk. Perjalanan menuju toko itu memakan waktu empat puluh lima menit.

Sesampainya di toko tepat pukul 21:00. Virza melihat ada cowok yang sama yang menunggu di depan toko tempat Safira bekerja. Virza lekas keluar dari mobil dan berpura-pura membeli sesuatu dalam toko itu.

“Pak Virza!” tegur Raka.

“Ya…”

“Pak Virza kenapa disini?” tanya Raka.

“Saya mau ke toko ini,” jawab Virza.

“Oh, kebetulan sekali.”

“Kenapa? Apa ada larangan untuk saya kesini?”

“T-tidak-tidak, silahkan pak.” Raka gugup mendnegar pertanyaan yang sedikit menodong.

Pandangan Virza bertemu dengan gadis yang tengah menata aneka minuman. Virza dengan gaya sok Coolnya berlagak tidak mengetahui jika Safira bekerja di toko ini.

“Oh elo kerja disini?”

“Kenapa Lo kesini? Bukannya lo sudah bikin perjanjian untuk tidak ikut campur urusan pribadi kita?”

“Siapa yang ikut campur? Gue Cuma mau beli

minum. Siapa yang tahu kalau lo kerja disini?”

“Lagian … pelayan toko kok jutek banget.gue laporin nih sama yang punya,” imbuh Virza dengan mengancam Safira.

Virza meninggalkan Safira yang masih menatapnya dengan geram. Virza mengambil satu camilan dan satu minuman dan membayarnya ke kasir. Namun setelah membayar bukannya meninggalkan toko dia malah menghampiri Safira yang masih terlihat kesal kepadanya.

“Nih!” Virza membuka minuman dingin itu dan menyodorkan kepada Safira.

“Nggak, Gue nggak mau,” tolak Safira.

“Gue aduin nih!” ancam Virza. Dengan kasar Safira terpaksa mengambil minuman itu dan menenggaknya hampir setengah botol.

“Oke, gue tunggu di luar,” bisik Virza seraya mengambil minuman itu dari tangan Safira dan menenggaknya begitu saja. Safira terperangah melihat tingkah Virza.

“Itu bekas gue,” gumam Safira.

Sepuluh menit kemudian Safira sudah menyelesaikan tugasnya. Pemilik toko juga sudah menutup tokonya.

“Terima kasih, Safira. Hati-hati di jalan,” ucap pemilik toko yang tak lain ibu dari teman Raka.

“Sama-sama, Bu.”

Seteah melihat pemilik pergi Safira menghampiri Raka yang menunggu di depan toko. Tapi disisi lain dia melihat Virza yang juga menunggu di dalam mobil hitam yang terparkir yang tak jauh darinya.

“Lo janjian sama dosen itu, Saf?” tanya Raka.

“Emmm…” Safira nampak bingung.

“Harusnya dia hari ini ada janji untuk membahas konsep Skripsi. Tapi dia malah tidak datang,” sahut Virza.

“Saya tidak memiliki banyak waktu. Jadi kalau mau setiap pulang bekerja mari kita bahas,” imbuh Virza.

Safira tersenyum kecut mendengar itu.

“Ka, sorry ya. Gue pulang bareng pak Virza,” ucap Safira.

“Ajak dia bareng aja sekalian. Saya antar pulang sekalian,” sahut Virza.

Raka menyetujuinya. Sepanjang jalan tidak ada percakapan panjang antara mereka. Virza merasa kesal karena Raka tidak menolak tawarannya untuk pulang bersama. Padahal tawaran tersebut hanya bersifat basa basi.

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

mamam tuh ga mau ada urusan pribadi 😛😛

2024-03-14

0

Naura Kamila

Naura Kamila

gak usah campuri urusan pribadi...... 😂😂😂

2023-05-28

1

handa_seokjin🥀

handa_seokjin🥀

jebakan Batman 😂😂

2023-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!