Bab 7
“Ayah mana?” tanya Safira begitu sampai di halaman rumah sakit dan melihat Virza keluar dari mobil sedan hitamnya.
“Lo kok disini?” tanya balik Virza dengan bingung.
“Maksud Lo gue nggak boleh disini?”
“Bu-bukan begitu,” ucap Virza gugup melihat mata gadis di depannya mulai berkaca-kaca.
“Apa karena gue istri kontrak lo makanya gue nggak berhak tahu keadaan ayah? Lo egois, Vir!” hardik Safira dengan suara bergetar air mata mulai menetes di pipinya.
“Lo—“
Sreet…
Virza menarik tangan Safira untuk berada di dalam pelukkannya. “Lo tenang, Saf. Ayah nggak apa-apa,” ucap Virza yang mencoba menenangkan Safira.
“Tapi kenapa lo nggak ngasih tahu gue? Gue khawatir, Vir.”
“Gue minta maaf, Saf. Gue lihat lo tadi kayak buru-buru makanya gue nggak ngomong sama lo,” jelas Virza.
Safira melepaskan pelukan Virza. “Tapi ayah beneran nggak apa-apakan?” tanya Safira memastikan.
“Nggak,” jawab Virza mengusap air mata yang membasahi kedua pipi istrinya.
Virza mengajak Safira menuju ruangan ayahnya di rawat. Terlihat dari jendela kecil di pintu kamar tempat Benny di rawat pria itu sedang bersandar dan membaca koran dengan santai. “Lihat, ayah sedang bersantai,” bisik Virza membuat gadis di sampingnya terkekeh.
Sebelum membuka pintu Safira mengusap air mata agar tidak membuat ayah mertuanya khawatir.
“Masuklah dulu,” ucap Virza membuka pintu untuk Safira.
“Safira!” seru Benny melihat menantunya yang datang mengunjunginya.
“Ayah,” sahut Safira seraya duduk di samping tempat duduk Benny. “Ayah kenapa bisa di rawat lagi?” tanya Safira.
“Ayah cuma kunjungan biasa. Perika biasa nggak ada yang serius kok,” jawab Benny dengan senyum di bibirnya. “Besok juga sudah boleh pulang,” imbuh Benny.
“Safira maua nginep sini aja, Yah,” ucap Safira.
“Jangan!” larang Benny dengan cepat. “Istirahatlah di rumah, besok jemput ayah pagi-pagi,” imbuh Benny.
“Tapi—“
“Nggak ada tapi-tapian,” potong Benny.
Safira mengikuti perintah ayah mertuanya. Dia pulang bersama Virza. Sesampainya di rumah Safira lebih dulu menggunakan kamar mandi. Lalu bergantian denganVirza. Safira lekas melanjutkan membuat Skripsi di ruang tamu menggunakan laptop pijaman dari Raka. Saat keluar dari kamar mandi Virza melihat laptop yang di gunakan istrinya itu.
“Lo beli laptop lagi?” tanya Virza seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
“Enggak, ini punya Raka,” jawab Safira.
Deg!
Perasaan kesal tiba-tiba muncul begitu mendengar nama ‘Raka’ keluar dari mulut Safira. Dengan kesal Virza mengeluarkan sebuah godiebag besar dan memberika kepada Safira. “Nih!”
“Apa nih?” tanya Safira bingung.
“Buka aja,” jawab Virza datar seraya membuat kopi di dapur.
“Laptop!” gumam Safira kaget. “Nggak, gue nggak bisa pakai ini,” ucap Safira dengan mengembalikan Laptop itu kepada Virza.
“Kenapa? Karena lo dapat dari Raka?” tanya Virza dengan nada kesal.
“Bukan, itu juga gue pinjam ke dia kok, kalau laptop gue jadi juga gue kembaliin nanti,” jawab Safira.
Virza berjalan ke meja ruang tamu dan menutup laptop milik Raka dengan kasar. “Pakai aja itu!” ujar Virza.
“Anggap aja itu ucapan terima kasih karena hadiah lo waktu itu,” ucap Virza dengan membanting tubuhnya di atas Sofa.
“Hadiah?” ulang Safira bingung.
“Ya. Hadiah waktu itu. Meskipun gue tahu harganya seratus kal lipat lebih mahal.” Virza memasang wajah sombong.
“Gue nggak pernah loh kasih hadiah ke elo, Lo halu ya?” Safira mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Virza dengan mata mengintimidasi.
Virza meraih kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja dan menunjukkan gantungan kunci berbentuk kucing kepada Safira. “Nih!” tunjuk Virza.
“Ini? gantungan kunci?” tanya Safira.
“Iya, ini di atas meja ada tulisan ‘To; Pak Virza’ berarti buat gue kan?”
“Astaga!!”
“Kenapa?”
“Itu bukan dari gue, Vir. Itu dari May, ada suratnya di dalamnya. Apa nggak Lo baca?”
“May?” ulang Virza.
“Iya, May anak kedokteran. Gue Cuma di minta buat kasih ke elo aja,” jelas Safira
Virza terbelalak dan berdiri dari tempat duduknya. Dia ingat jika ada salah satu gadis yang sering datang ke ruangannya dan mengirimkan makan siang dan minuman kepadanya. Dia pernah melihat gadis itu menggunakan jas putih.
“Lo lanjut aja, gue tidur dulu.” Virza meninggalkan Safira sendiri dalam kebingungan.
“laptopnya!” teriak Safira.
“Lo pakai aja!” sahut Virza dari dalam kamar.
Jegrek!
Pintu terbuka lagi dan muncul kepala Virza “Jangan pakai milik Raka!” tegas Virza. Kemudian dia menutup lagi pintu kamarnya. Safira merasa bingung dengan tingkah aneh suaminya. Dia hanya membuka pintu untuk mengatakan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
febby fadila
hadeee klw cemburu bilang aja.. nggak usa gengsi
2024-12-24
0
Rastika Wati
cemburu tp gengsii yaa bang Virza🤭😅😅
2023-07-22
1
Fikavindia
cembokur rupanya
2023-07-02
0