Melepas Penat

Bab 17

“Lo jatuh cinta sama dia?” tanya Raka setelah mendengar cerita dari Safira.

“Nggak!” jawab Safira dengan kesal. hatinya merasa tidak setuju dengan apa yang dia ucapkan.

“Rencana kedepan lo apa?” tanya Rka lebih lanjut.

“Entah, Ka.” Safira mengangkat dua bahunya dengan ekspresi bingung, marah, kecewa jadi satu. “Gue ada satu permintaan sama lo,” ucap Safira menatap Raka dengan pernuh harap.

“Apa?”

“Jangan ceritakan ini semua kepada siapapun. Termasuk Sasha dan Rafa,” kata Safira.

Raka mengangguk pelan dengan senyum di bibirnya. Safira kembali melamun karena mulai kepikiran kepada ayah mertuanya jika memang Virza mengatakan semua yang dia minta. Saat berada di kampus Safira mencoba menacri mobil Virza tapi tidak menemukannya.

“Lo nyari mobil pak Virza?” tanya Raka.

“Enggak kok.” Safira menggelengkan kepalanya meskipun matanya tetap mencari kesana kemari. Raka bersikap seolah percaya dengan apa yang dikatakan oleh gadis di sampingnya.

Safira dan Raka berjalan menuju kelasnya. Namun kelas begitu gaduh. Ada yang duduk di meja, tidur di lantai, main tiktok. Bahkan ada yang terlelap. “Kayakanya jam kosong lagi deh,” kata Raka. Safira mengangguk setuju. Raka menanyakan kepada salah satu murid sementara Safira menuju tempat duduknya sembari membuka buku pelajaran. Dia juga tidak menemukan Sasha dan Raka.

“Saf, jam kosong. Tapi anehnya nggak ada tugas.” Raka memberitahu Safira. Gadis itu terkejut sama halnya Raka. Karena tidak bisanya Virza tidak memberikan tugas saat jam kosong.

“Sudahlah, Biarin.” Safira menyadarkan diri dan bersikap tidak peduli.

Hingga dua jam perlajaran berlalu. Kini ganti pelajaran manajemen pemasaran yang mengaharuskan Safira praktik hari ini. namun, pikiran sangat acau. Meskipun dia bersikap acuh terhadap Vizra yang tidak mengajar hari ini. tapi dia khawatir dengan ayah mertuanya.

“Safira! Giliran kelompok kamu ,” tunjuk dosen wanita dengan rambut ikal sebahu itu.

“Bu, saya boleh ke toilet sebentar?” tanya Safira.

“Oke, tapi anggota kelompoknya tetap maju,” jawab Dosen itu. Raka dank e dua temannya mulai maju untuk memulai presentasi dan juga praktik.

Safira ingin menenangkan diri terlebh dahulu. Pikirannya bercabang tidak bisa fokus karena memikirkan ayah mertuannya. Membasuh muka menjadi jalan Safira menenangkan diri. Di kembali ke kelas dan ikut presentasi. Sudah berada di tengah materi yang di sampaikan. Kini Safira yang melanjutkan penyampaian materi itu.

Setelah jam pelajaran selesai, Safira lekas bersiap untuk bekerja. Dia akan meminta ijin pulang lebih awal karena ingin memastikan jika ayah mertuannya baik-baik saja. Raka menawarkan diri untuk mengantar Safira datang ke rumah mertuanya tapi Safira menolak dengan tegas. Bahkan dia meminta Raka untuk tidak menjemputnya hari ini. Raka mengiyakan permintaan Safira.

Sedangkan disisi lain Virza tengah melipat kedua tangannya di dada menunggu ayahnya keluar dari ruang pemeriksaan. Suasana rumah sakit yang sepi membuat suasan hati Virza semakin kacau. Sesaat kemudian Dokter Andri keluar dan menghampiri Virza yang tengah melamun.

“Vir!” panggil Dokter Andri.

“Ya!” sahut Virza tersadar dari lamunanannya.

“Ayahmu sudah di kamarnya,” kata Pria berjubah putih itu.

“Iya, Dok. Apa da hal yang serius? Karena tadi kelihatannya ayah kesakitan banget.” tanya Virza.

“Tidak ada, satu minggu lagi kita lakukan operasinya, ayahmu juga sudah setuju.” jawab dokter yang merawat Benny.

“Terima kasih, Dok.”

Virza pergi ke kamar ayahnya dan melihat pria itu tengah menonton berita di televisi. Melihat kedatangan Virza malah membuat wajah Benny bingung.

“Kok kamu sendiri?” tanya Benny.

“Terus sama siapa, yah?”

“Istrimu mana? Safira..”

“Oh, dia kerja.”

“Jemput dia. Jangan sampai dia pulang sendiri,” perintah Benny.

“Iya. Nanti.”

“SEKARANG!” tegas Benny membesarkan matanya.

“Iya-iya…”

Virza kembali keluar kamar ayahnya dan menuju mobilnya. Diam sejenak, memikirkan alasan apa yang tepat dia katakan kepada ayahnya jika dia kembali tanpa Safira. Dia tidak yakin jika istrinya mau pulang bersamanya. Mengingat tadi pagi dia terlihat sangat marah.

Mengemudi begitu saja mengikuti arus lalu lintas. Hingga akhirnya Virza berhenti di sebuah club malam yang sering dia datangi bersama teman-temannya dulu. Duduk di depan bar dan memesan satu botol minuman beralkohol kadar sedang. Musik yang keras membuat kepala semua orang bergoyang. Seorang wanita dengan pakaian seksi mendekati Virza. Mereka berbincang banyak hal dan tertawa bersama. Sesaat Virza lupa akan masalah hati yang tengah dia rasakan.

Terpopuler

Comments

Nicky

Nicky

suruh jemput istri malah dugem 😴

2023-05-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!