Lo Bukan Tipe Gue!

Bab 12

Sinar matahari menembus sela-sela jendela. Sayup sayup angin menerpa gorden berwarna putih di kamar Virza hingga mengenai wajah Virza. ia membuka mata dan merasakan tangannya terasa kesemutan karena ada kepla Safira yang menindihnya. Bukannya memindahkan kepala itu Virza malah menatap lekat wajah istrinya. Bibir Virza tertarik tipis membentuk sebuah senyum.

“Huuaaammm…” Safira menggeliat mengubah posisinya. Membuat Virza terperajat dan menutup matanya dengan cepat pura-pura masih tidur. Dia tidak ingin terpergok tengah memandanginya.

“Hah!” Safira lekas bangkit dari tidurnya karena tersentak dengan posisi yang telah berubah jauh dari sebelum tidur semalam. Meraba pakaiannya yang terkoyak sedikit. Melihat suaminya belum bangun Safira memanfaatkan untuk bangun terlebih dahulu. Safira mengira jika Virza tidak mengentahui perubahan posisi yang sangat berbeda.

Rasa kikuk belum hilang sepenuhnya tiba-tiba Safira di kagetkan dengan Virza yang sudah bangun dari tidurnya dan terlihat tengah membuka jendela kamarnya. Safira menghindari pandangan mereka bertemu.

“Kenapa lo?” tanya Virza seolah tidak terjadi apapun dan diam-diam menahan senyum menggelitik.

“Ah… Ti-tidak-tidak..” Safira menggelengkan kepalanya dengan cepat dan lekas duduk di depan cermin untuk bersiap pergi ke kampus.

“Lo tunggu gue di bawah. Kita ke kampus bareng aja,” ujar Virza seraya menuju kamar mandi. Safira mengagguk terpaksa. Dia ingin cepat meninggalkan kamarnya. Bayangan posisi tidur dengan memeluk suaminya membuatnya merasa malu dan salah tingkah.

***

Safira menuruni anak tangga dengan bayangan masih mengambang di benaknya. Namun, dia lekas mengusir jauh bayangan itu setelah bergabung dengan ayah mertuanya. Ia di suguhkan dengan segelas susu putih dan sudah tersaji nasi goreng yang terlihat masih ngebul asapnya menandakan masih panas. tapi, Safira hanya meminum susu itu.Benny bersenda gurau dengan menantunya itu, bercerita panjang lebar mengenang masa lalunya. Percakapan antara anak menantu dan mertua itu terpotong ketika melihat Virza datang dengan menenteng tas hitam di tangannya.

“Sarapan dulu, Vir,” tawar Benny kepada anak laki-lakinya.

“Nggak deh. Virza udah telat.”

“Kalian tidur jam berapa sampai telat bangun?” tanya Benny mencoba menggali informasi.

Mendengar pertanyaan itu Safira dan Virza saling menatap. Safira menggaruk kepalanya meskipun tidak terasa gatal sama sekali. Dia ingat dengan suara samar-samar semalam dan lekas menoleh kepada ayah mertuanya dengan menyipitkan matanya.

“Kita langsung tidur kok,” sahut Virza. Benny hanya mengangguk dengan senyum di ujung bibir penuh arti.

Safira dan Virza lekas berpamitan meninggalkan kediaman orang tuannya. Sepanjang jalan Safira merasa sangat canggung. Dia masih tidak percaya jika dia tidur dengan posisi di lengan suaminya dan tangan memeluk tubuh VIrza dengan erat. Beberapa kali dia menggelengkan kepalanya. Hal itu menarik perhatian Virza yang tengah mengemudi itu.

“Lo kenapa? Sakit?”

“Enggak-enggak,” jawab Safira dengan cepat dan di ikuti gelengan kepala. Virza tidak menanyakan lebih lanjut.

“E… Vir!” panggil Safira ragu.

“Ya…”

“Semalam…” Safira enggan meneruskannya.

“Semalam kenapa?”

“Semalam kita…”

Virza menunggu Safira melanjutkan kalimatnya.

“Semalam kita… tidak terjadi apa-apakan?” tanya Safia dengan lirih dengan mata menatap lekas suaminya yang tengah mengemudi.

“Enggaklah. Gue juga langsung tidur,” jawab Virza “ Emang kenapa? Lo merencanakan sesuatu ya?” tebak pria yang tengah mngendalikan setir bundar itu.

“Enak aja, Lo itu bukan tipe gue. jadi gue nggak tertarik sama elo,” elak Safira.

Seeettt….

Virza menghentikan mobilnya tiba-tiba.

“Lo turun!” suruh Virza dengan datar dan terlihat marah.

“Ha?” Safira bingung menatap pria yang tidak menolehnya sedikitpun.

“Turun!”

“Tapi…”

“Turun!”

Safira lekas membuka pintu mobil itu dan keluar dari mobil hitam yang dia tumpangi. Menutup pintu mobil dengan kasar. Di saat bersamaan bus trans juga datang. Safira menaiki bus itu untuk pergi ke kampus. Kurang satu halte saja Safira sampai di kampus. Sepanjang jalan Safira mengumpat kesal dan mengutuk suaminya tidak ada henti.

“Dasar cowok nggak punya hati, kadang baik kadang jahat. Cuma perkara gitu aja gue di turunin,” gumam kesal Safira.

“Lihat aja, gue nggak akan berbagi makanan apapun mulai sekarang. Gue juga nggak perduli lagi dengannya,” imbuhnya.

“Sekarang dia berani nurunin gue di tengah jalan. Besok gue bisa-bisa diusir begitu saja,” lanjutnya dengan hati yang sangat dongkol. Sangking kesalnya Safira tidak menyadari ada penumpang lain menatapnya aneh karena sedari tadi menggerutu tidak jelas.

Virza merasa bersalah setelah menurunkan istrinya. Kalimat yang di ucapkan Safira membuatnya ingat akan kenangan pahit masa lalunya. Sehingga dia merasa terbawa suasana dan terlalu emosional.

“Lo bukan tipe gue, Lo bukan selera gue. Lo dan gue jauh berbeda!” kalimat yang di ucapan seorang gadis itu berputar di kepala Virza. Dia teringat kenangan beberapa tahun yang lalu yang hampir membuatnya kehilangan nyawanya karena masalah cinta.

Terpopuler

Comments

Faridayu💜❤️🍉🌱🏠🇯🇴

Faridayu💜❤️🍉🌱🏠🇯🇴

dasar dosen tapi bodoh...di samakan Safira sama yg dahulu...bodoh

2023-05-13

3

Faridayu💜❤️🍉🌱🏠🇯🇴

Faridayu💜❤️🍉🌱🏠🇯🇴

virza melampau... hanya kerana Safira mengatakan bukan tipe dia...di halau Safira... cowok goblok

2023-05-13

0

dewi

dewi

🤦‍♀️tega

2023-05-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!