Lebih Galak

Bab 3

“Lo di kamar itu, gue kamar ini,” ujar Virza dengan menyeret koper miliknya dan menunjuk kamar yang berhadapan dengan kamar yang akan dia tempati.

“Kamar mandi ada satu jadi lo kalau mau pakai sesudah atau sebeleum gue, gue nggak mau nunggu,” imbuhnya.

“Iya!”

Safira menarik kopernya menuju kamar yang telah di tunjukkan oleh Virza. Safira merapikan baju-bajunya dan beberapa buku miliknya.

Sementara itu Virza membuat aturan untuk di temple di setiap sudut ruangan tertentu agar Safira ingat semua aturan yang telah di sepakati. Meskipun pada dasarnya Safira sudah mengingat semua tanpa ada aturan tertulis.

Tok… Tok..

Virza mengetuk pintu kmar Safira. Tanpa menyahut Safira lekas membuka pintu itu hingga hampir membuatnya terkena tangan Virza yang mengatung siap mengetuk pintu lagi.

“Kenapa?” tanya Safira.

“Ini aturan dan kesepakatan kita, baca baik-baik dan ingat terus!”

“Gue udah ingat,” sahut Safira dengan ketus.

“jangan pernah ikut urusan pribadi gue!” tegas Virza.

“Astaga!” geram Safira. “GUE TAHU! DAN GUE JUGA NGGAK MAU IKUT CAMPUR URUSAN LO, PAHAM!” tegas Safira.

“Biasa aja dong!” protes Virza.

Brakk!!!

Pintu kamar Safir tetutup dengan kasar.

“Ish! Dia yang numpang, dia yang lebih galak!” gumam Virza.

Malam berlalu. Virza maupun safira tidak ada interasi apapun. Hingga pagi harinya Safira sengaja bangun lebih pagi agar tidak bertemu dengan Virza. Namun, ternayta Virza juga bangun lebih awal.

“Gue baerangkat dulu,” pamit Safira seraya memakai sepatu dengan berjalan terpincang-pincang. Virza tidak menyahuti hanya menatap tingkah gadis itu begitu konyol.

Hal seperti itu terjadi setiap hari dan menjadi orang asing ketika bertemu di kampus. Safira begitu muak dengan sikap para gadis ketika melihat suaminya lewat selalu bertingkah sok cari perhatian.

“Safira!” panggil seorang gadis yang berlari kecil kearah Safira.

“Gue mau nitip sesuat, boleh?” tanya gadis itu.

“Lo mau titip apa May? Lagian lo anak kedokteran kenapa nyasar di fakultas managemen sih?” sahut Sasha.

“Gue mau nitip ini ke dosen baru kalian itu,” ucap gadis bernama May seraya menyodorkan sebuah paper bag kepada Safira.

“Kenapa nggak lo kasih sendiri?” tanya Safira yang terlihat enggan menerima kantong itu.

“Gue lihat lo akrab dengan dosen itu makanya gue nitip ke elo,” jawab May.

“Gue? Akrab?” ulang Safira.

“Iya, gue lihat lo ngobrol di dekat toilet wanita beberapa hari yang lalu.”

Mendengar itu Safira merasa kagok dan lekas mengambil kantong itu begitu saja. “Nanti gue kasih, tapi gue nggak seakrab yang lo pikir,” ucap Safira yang terlihat salah tingkah.

“Oke. Gue balik ke kelas dulu ya,” sahut May setelah Safira menyetujui akan memberikan hadiah itu kepada Virza.

Kedatangan Virza sudah menjadi perbincangan hangat pada mahasiswa dan mahasiswi seluruh kampus. Tidak hanya para murid, tapi para dosen wanita juga banyak yang mengagumi Virza. Hanya saja sikapnya tidak terlalu hangat denagn para wanita. Dia terlihat dingin dan lebih memilih menyendiri.

Saat jam pulang kampus, Safira dan ketiga temannya memilih mampir ke café. Saat membuka tas ia teringat akan bingkisan dari May. Dia lupa untuk memberikan di kampus karena sibuk mengerjakan tugas.

“Gue bingung sama skripsi,” keluh Rafa.

“Sama, gue juga samapi saat ini belum nemu judul yang pas,” sahut Sasha.

“Kalian sih becanda mulu,” ujar Raka.

“Emang lo udah?” tanya Rafa.

“Belum,” jawab Raka dengan wajah songongnya.

“Lo udah, Saf?” tanya Raka yang menatap Safira.

“Udah sih, tapi belum mulai bikinnya, Laptop gue rusak masih di servis,” jawab Safira.

“Lo masih mau kerja nggak sih, Saf?” tanya Raka serius.

“Butuh sih, apa lagi skripsi butuh duit banyak gue,” jawab Safira ragu.

“Teman gue cari orang untuk jaga toko pas malam, tapi gue takutnya lo kecapekan dan nggak bisa ngerjain skripsi,” ujar Raka.

“Bolehlah. Kalau toko gitu biasanya jam sepuluh malam udah selesai kan?”

“Iya, jam sepuluh udah tutup. Mulai jam empat sore,” jelas Raka.

“Gue mau.”

Setelah selesai makan di café itu mereka berpisah dan pulang sendiri-sendiri. Tidak ada yang tahu jika Safira tinggal di apartemen yang sangat dekat dengan kampusnya.

Sesampainya di Apartemen Safira meletakan hadiah dari May di atas meja. Saat Virza pulang tengah malam melihat ada bingkisan dengan tulisan ‘To: Pak Virza’. Virza lekas membuka paperbag itu dan melihat ada gantungan kunci berbentuk kucing. Melihat itu Virza mengulas senyum dan menatap kamar Safira yang tertutup rapat.

“Lucu!” gumam Virza dan memasang gantungan kucing itu di kunci mobilnya.

Terpopuler

Comments

vie gumi

vie gumi

halaaaaaah sok cuek ,cool, giliran dapat kado yg di kira dari Safira di pke juga,,,,munaa ga sih

2024-01-30

0

bahtiar ilmi ilmi

bahtiar ilmi ilmi

di kira dari Safira ya Thor

2023-05-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!