Keesokan harinya, Era sudah kembali menjalani aktivitasnya setelah dua hari libur. Kini ia harus menata semangatnya lagi untuk menjalani beberapa hari ke depan, tentunya dengan kesibukan yang sangat menguras tenaga dan emosi. Khususnya pada Ceo bocah itu.
Sebenarnya pekerjaan Era tidak selalu berhubungan demgan Ceo’nya. Namun entah kenapa, semenjak Ceo’nya ganti, ia sangat sering berhubungan dengan Pasha. iya kalau pria itu bersahaja dan penuh wibawa, dia pasti tidak akan bosan. Namun kenyataannya justru kebalikannya. Meskipun Ceo’nya itu memiliki wajah yang rupawan, namun sikapnya sungguh menjengkelkan. Jadi, ia harus mempunyai banyak stok sabar untuk menghadapi Pasha.
Era sudah keluar rumahnya. Setelah mengunci pintu rumahnya, lalu tiba-tiba saja ia mendnegar notif pesan masuk ke ponselnya.
Era tampak menghembuskan pelan nafasnya. Semalam ia bertanya pada salah satu temannya untuk mencari tahu apa yang terjadi setelah ia sempat mencoba minuman beralkohol itu. tapi sayangnya teman Era tidak tahu. Karena mereka lihat, dirinya keluar sendiri dengan keadaan agak sempoyongan. Bahkan ada yang menyarankan untuk bertanya pada Willy.
Jelas Era tidak ingin menghubungi temannya yang bernama Willy itu. karena selain menjaga komitmen tinggi setelah acara reuni itu untuk tidak ada hubungan lain selain pertemanan, Era tidak ingin dikira merusak hubungan rumah tangga temannya. Tapi dia juga penasaran, apakah setelah pesta itu dia pulang sendiri. Terlebih setelah melihat instastory Pasha yang ternyata pria itu juga mengadakan acara di sana.
Bukan ingin berburuk sangka, hanya saja Era cukup tahu kalau Pasha selalu ingin tahu urusan pribadinya.
“Tidak mungkin dia datang ke sana dan tahu aku.” sangkal Era.
***
Kini Era sudah sampai kantor. seperti biasa, ia selalu datang lebih awal daripada karyawan lainnya. Maklum saja, seorang kepala HRD harus memberi contoh yang baik buat teman-teman divisinya agar tidak datang terlambat. Ya, meskipun kebanyakan temannya masih ada yang datang tepat jam kantor akan mulai.
Era memasuki ruangannya, lalu mulai menyalakan laptopnya. Bukan ingin langsung memulai pekerjaannya. Namun dia masih ingin bersantai sejenak, lalu ia tinggal masuk ke pantry untuk membuat kopi.
Saat tengah fokus mengaduk kopi, tiba-tiba saja bayangan mimpi ciumannya melintas begitu saja. Era benar-benar seperti sudah gila. Padahal hanya mimpi, tai rasanya seperti nyata. Apalagi itu baru pertama kali ia rasakan.
“Pagi-pagi sudah ngelamun saja!” seru seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Era.
“Eh, tumben kamu Gal sudah berangkat?”
“Mana pernah aku datang terlambat? Kan harus mencontoh atasanku yang selalu datang awal.” Jawab Gala lalu ikut membuat kopi.
“Helehh…. Bilang saja kalau kamu berangkat karena memburu warung nasi murah yang bukanya pagi-pagi sekali.”
Gala mendapat cibiran dari Era pun hanya tersenyum kaku. Karena apa yang diucapkan Era benar adanya. Maklumlah, dia harus pintar-pintar berhemat. Apalagi cicilan mobilnya belum lunas. Jadi ia harus mencari isi perutnya yang tidak boleh melebihi jatah uang gajinya.
“Dasar cowok pelit!” cibir Era lagi.
“Bukan pelit, Juleha! Tapi berhemat.” Sangkalnya tak mau disalahkan.
“Terserah kamu lah. Oh iya, Ga, saat acara pesta kemarin kamu pulang jam berapa? Kok aku nggak lihat kamu?”
“Jam berapa ya? Aku lupa. Yang pasti malam banget. Setelah acara minum-minum selesai. oh, iya aku mau tanya sama kamu. Kata Willy, kamu pulangnya ada yang antar. Siapa?” tanya Gala dengan nada kecewa. Pasalnya sudah lama dia naksir sama Era. Tapi setelah mendengar dari Willy kalau Era pulang dintar pria, hatinya serasa patah jadi dua.
Era terdiam setelah mendengar pertanyaan dari Gala. Itu artinya bukan Willy yang mengantarnya. Lalu siapa. Kalau temannya, jelas Willy juga mengenal dia. Kenapa pikiran buruk melintas begitu saja dan tertuju pada sosok yang sangat menyebalkan, yaitu Pasha.
“Juleha? Woy! Ditanya malah ngelamun.”
“Sudah ah, aku masuk dulu!” sahut Era tanpa menjawab pertanyaan Gala.
Era pun berjalan memasuki ruangannya sambil melamun. Atau lebih tepatnya memikirkan pertanyaan Gala tadi. siapa sebenarnya pria yang membawanya pulang setelah pesta kemarin. Era juga masih ingat kalau keadaannya tidak baik-baik saja setelah minum minuman keras itu.
Cklek
Era masuk ke ruangannya. Bertepatan itu ada seseorang yang hendak keluar dari ruangannya. Saking terkejutnya, ia sampai lupa kalau sedang membawa kopi panas. Dan sialnya lagi, kopi itu menumpahi seseorang yang berdiri di depannya.
Sshhhh….
Pasha meringis kepanasan saat segelas kopi panas tumpah ke tubuhnya. Dan Era pun reflek membuang gelas berbahan plastic itu karena ingin membersihkan tumpahan kopi pada dada Pasha. tapi sayangnya dia tidak melihat kalau di gelas itu masih ada sisa kopi. Dan saat ia buang begitu saja, justru sisanya malah tumpah mengenai celana Pasha.
“Arghh…. Panas!!!” seru Pasha yang terkena panas bagian pahanya.
“Maaf! Maaf, aku tidak sengaja!” Era ikut teriak panik saat melihat Pasha sedang kepanasan.
Era benar-benar bingung. Dia mengambil tisu untuk membersihkan noda kopi pada kemeja Pasha dan juga celananya. Padahal bukan nodanya yang menjadi masalah. Namun rasa panas yang menembus kulit Pasha. mungkin kalau baju dan celana Pasha dilepas, akan terlihat kulitnya yang memerah akibat panas itu.
“Stop Era!!” karena saking panasnya, Pasha sampai tidak tahan dengan emosinya juga. apalagi Era terus mengusap-usap dadanya juga pahanya.
“Maaf! Apa yang harus aku lakukan?” Era benar-benar takut. Sepertinya Pasha memang sakit sungguhan. Dia juga bisa melihat sendiri raut wajah Pasha yang memerah menahan rasa panas itu. padahal bukan hanya menahan rasa panas di kulitnya, tapi menahan sesuatu yang ada di bawah sana karena usapan tangan Era pada dada dan pahanya berhasil membuatnya terang sang.
“Kamu harus tanggung jawab!” ucap Pasha, lalu keluar dari ruangan Era begitu saja.
Era masih panik dan juga meras bersalah. Ia pun akhirnya ikut keluar menyusul Pasha yang pastinya pria itu masuk ke ruangannya sendiri.
Pasha tadi memang sengaja berangkat lebih awal. Dia ingin bertemu dengan Era dan ingin melihat reaksi wanita itu setelah ia berhasil mencuri ciumannya dengan alasan meminta data karyawan. Namun sayangnya saat masuk ke ruangan kepala HRD, dia tidak melihat Era di sana. Dan dia harus kena sial saat Pasha keluar dan harus kena tumpahan kopi panas yang dibawa oleh Era.
“Ada apa, Jul? kamu kok panik gitu setelah Pak Bos keluar dari ruangan kamu?” tanya Tatia.
“Gawat, Tat! Aku nggak sengaja numpahin kopi ke baju dan celana Tuan Pasha. aku harus gimana dong?”
“Kok bisa sih? Ya kamu ganti bajunya dan kamu obatin lah lukanya. Pasti meleph tuh kulitnya.” Jawab Tatia justru menakut-nakuti.
“Masak iya, aku yang harus gantiin bajunya?” tanya Era dengan pikiran yang sudah traveling.
“Maksudku, beri baju yang baru. Bukan kamu yang gantiin atau lepasin bajunya, dodol!!!”
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Stlh kejadian tumpah kopi itu,supaya permintaan maaf dari Juleha diterima,apakah King akan meminta syarat dari Juleha??? 🤔🤔🤔🤔
2023-06-17
1
Era emang dodol 😀
2023-05-14
1
DiNa Yuliana
up dooong ka dheee....dri hbis ashar bolak balik cek 😅
2023-05-11
1