Sebenarnya Era tidak begitu mengingat wajah laki-laki yang tadi pagi sempat cek cok dengannya akibat rebutan taksi. Namun mendengar panggilan “Tante” yang ditujukan kepadanya, Era pun langsung ingat.
Sedangkan Pasha sendiri tampak senyum-senyum tidak jelas saat dipertemukan kembali dengan wanita dewasa yang tadi pagi ia temui secara tidak sengaja.
Era tidak ingin berdebat ataupun menggubris panggilan Pasha. Apalagi sekarang sudah ada di kantor. dia harus jaga wibawa, dan juga tidak ingin tahu banyak kenapa bocil yang ia temui pagi tadi ada kantor ini. jadi Era melanjutkan langkahnya begitu saja tanpa mempedulikan Pasha.
“Dasar Tante-Tante aneh!” umpat Pasha saat melihat Era berjalan melewatinya begitu saja. sedangkan Era sendiri yang mendengar samar-samar umpatan Pasha juga tidak peduli.
***
Jam pulang kantor tiba. Era segera membereskan beberapa pekerjaannya yang sudah selesai. sedangkan yang belum selesai, akan ia lanjutkan besok.
Era teringat kalau hari ini ia berkerja tidak bawa mobilnya sendiri. Dan pulangnya akan nebeng dengan Tatia. Lalu ia segera menghubungi temannya itu agar menunggunya di lobby kantor.
Kini Era sudah menghampiri Tatia yang sudah menunggunya di Lobby. Kemudian mereka berdua segera keluar. Namun Era bingung karena Tatia tidak menuju basement, melainkan langsung menuju keluar kantor ke arah jalan.
“Memangnya kamu parkir di mana, Tia?”
“Hari ini aku juga nggak bawa mobil. Aku dijemput suamiku. Maklumlah, lagi hamil muda, nggak dibolehin dulu sama Pak Su untuk nyetir sendiri.” Jawab Tatia sambil mengusap perutnya yang masih rata.
Era sangat terkejut sekaligus bahagia saat mendengar kalau teman kantor sekaligus sahabatnya itu sedang hamil muda. Setelah empat tahun menikah, akhirnya Tatia sudah diberi kepercayaan untuk menjadi orang tua.
“Waahh…. Selamat ya Tia! Aku sangat senang mendengarnya.” Era memeluk Tatia.
“Terima kasih banyak, Juleha! Aku doa’in semoga kamu cepat nyusul!”
“Gila kamu! Masak doa’in aku cepat nyusul hamil. Amit-amit deh!” protes Era.
Tatia yang menyadari kesalahan ucapannya hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil nyengir kuda.
“Tapi, lebih baik aku pulang naik taksi saja deh. Nggak enak ganggu momen romantis kalian berdua. Yang ada nanti aku jadi obat nyamuk dong.”
“Eh, beneran. Nggak apa-apa. Janji deh nggak bakal ngumbar kemesraan di depan kamu. Tapi di belakang kamu. Hehehe….!”
Era langsung menjitak kepaa Tatia. Namun tak lama kemudian ada sebuah mobil yang berhenti tepat di samping Era dan Tatia. Siapa lagi kalau bukan Gala. Pria itu mengajak Era untuk pulang bersama. Karena Gala melihat suami Tatia sudah menunggunya di depan.
“Maaf, Gal! kamu pulang saja dulu. kita mau jalan bareng karena ngerayain kehamilan Tatia.” Tolak Era dengan halus.
“Wah, benarkah? Kalau begitu aku boleh ikut nggak? Jadi nanti kamu satu mobil saja sama aku, Juleha.”
“Mampus!” batin Era. Dia bingung mencari alasan apa lagi agar Gala tidak ikut dengannya.
“Begini, Gal. lain kalai saja ya, dirayain sama teman-teman lainnya. Karena khusus hari ini Juleha yang akan nraktir aku sama suamiku. Dan restonya sudah dibooking sejak tadi siang, khusus untuk tiga orang saja. kamu tahu sendiri kan kalau sekarang tanggal tua. Duit Juleha sudah menipis.”
Era membelalakkan matanya setelah mendengar Tatia menjatuhkan harga dirinya di depan Gala. Tidak. Bukan karena ia juga menaruh simpati pada pria itu. di depan siapapun dia akan malu jika harga dirinya sengaja dijatuhkan oleh sahabatnya sendiri. Mengingat posisinya sebagai kepala HRD, tentu saja Era tidak pernah kekurangan uang. Apalagi dia hanya hidup sendiri.
Sedangkan Gala sendiri tampak terdiam sejenak. Dia mau menawarkan diri untuk membayar pesanan makanan tapi keadaannya juga sama seperti Era. Apalagi tanggal tua seperti ini. cicilan mobilnya juga sudah jatuh tempo seminggu.
“Ya sudah nggak apa-apa. Lain kali saja. tapi aku yang traktir ya? Ini juga sebenarnya aku buru-buru mau jemput adikku.” Bohong Gala.
“Oh ya silakan! Lain kali aku tagih janji kamu traktir kita ya, Gal!” seru Tatia dengan senyum kaku.
Tin tin tin
Gala segera melajukan mobilnya saat mendengar suara klakson di belakangnya. Era sendiri tampak lega setelah melihat Gala pergi. Namun kini tatapannya tajam tertuju pada Tatia.
Pltak
“Aduhh! Apa-apaan sih kamu, Leha? Udah ah, kamu jadi nebeng nggak? Tuh suamiku sudah nunggu dari tadi.”
“Kamu ini yang apa-apaan? Tega sekali menjatuhkan harga diriku di depan Gala.”
“Ciee… ada yang malu nih yee harga dirinya di jatuhin di depan si Crush.” Ledek Tatia.
“Sudah sana pergi! Aku mau naik taksi saja.” ujar Era lalu pergi begitu saja meninggalkan sahabatnya.
*
Gara-gara sempat cek-cok dengan Tatia, sampai saat ini Era masih berdiri di depan halte tak jauh dari kantornya untuk mencari taksi. Waktu juga sudah hampir petang. Tumben sekali di jalanan umum seperti ini tidak ada satu pun taksi yang melintas. Serasa melengkapi penderitaan Era yang sedari pagi sudah menemui sial.
Mau mencari taksi online pun baterai ponselnya habis. Alhasil Era terpaksa duduk sambil mengamati dari jauh kalau saja ada taksi melintas.
“Mana perut sudah lapar lagi. haduuhhh ada-ada saja. hari apa sih ini tadi? sepertinya aku harus adain tasyakuran deh setelah ini, untuk buang sial.” Gerutunya dengan kesal.
Tin tin tin
“Siapa lagi nih mobil yang berhenti?” batin Era saat ada mobil berhenti di depan halte. Karena Era sama sekali tidak mengenali mobil itu.
“Hai, Tante? Mau aku antar pulang nggak? Itung-itung aku balas budi masalah tadi pagi.”
Era sangat terkejut saat mendengar suara laki-laki yang telah membuatnya sial. Pasha sendiri memang baru pulang dari kantor. tadi dia menunggu sopir untuk mengatar mobilnya ke kantor. dia tidak ingin dijemput ataupun naik taksi lagi.
Era mendekati mobil Pasha seolah menerima ajakan Pasha. Laki-laki itu pun terlihat senang karena Era pasti menerima tawarannya. Apalagi mobilnya sangat bagus.
“Heh, bocil! Gak sudi aku naik mobil kamu ini. gara-gara kamu, hariku menjadi sial. Sudah sana cepat pergi. Atau kamu mau mobil mulusmu ini kena hantam sepatu bajaku ini?” ancam Era sambil melepas sepatunya.
Pasha pun bergidik ngeri melihat kegalakan Era. Dia segera menutup kaca jendelanya, dan segera melajukan mobilnya meninggalkan Era.
Era tampak menghembuskan pelan nafasnya. Dia mencoba mengontrol emosinya. Berharap hari ini cukup ia mendapatkan kesialan. Jangan sampai berlanjut sampai nanti malam atau hari-hari selanjutnya.
“Ah itu ada taksi.” Gumamnya senang.
Tak lama kemudian taksi itu berhenti dan siap mengantar Era pulang ke rumahnya. Bahkan Era sempat mampir ke resto sebentar untuk membeli makan sekalian. Karena waktu sudah malam, jadi tidak mungkin lagi dia keluar rumah untuk beli makan. Apalagi stok bahan makanannya juga sudah habis.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ERA BLM TAU AZA TU BOCIL CLON CEO NYA YG BARU
2023-10-07
0
Nayla Ujji ...
"tanteu'.. 😆😆
sabar ya... Era
2023-06-18
3
S
Lah.. gimana cetitanya si Pasha bisa jatuh cintrong ama emak lampir 😄
2023-06-08
1