“Ada apa, Gal?” tanya Era heran saat melihat Gala datang ke rumahnya.
Saat ini Era dan Gala masih berdiri di samping mobil Era. Lalu Gala melihat sekilas ada sebuah mobil yang sedang berhenti tak jauh dari rumah Era.
“Bukankah itu mobil Tuan Pasha, Jul?” tanya Gala.
Era sangat terkejut. Kenapa Pasha sampai mengikutinya pulang. laki-laki itu benar-benar aneh. Tapi Era tidak ingin menoleh ke belakang. Dia justru ingin mengerjai Pasha.
“Nggak tahu. Ya sudah, ayo masuk dulu, Gal!” ajak Era sambil menarik tangan Gala ke dalam rumahnya.
Padahal Gala hanya ingin mampir sebentar ke rumah Era untuk memberikan undangat reuni dari teman SMAnya. Karena memang Era dan Gala dulu pernah bersekolah di sekolah yang sama. Namun berpisah saat kuliah. Dan kini dipertemukan kembali di tempat kerja yang sama.
Jelas Gala sangat senang saat Era mengajaknya masuk ke dalam rumahnya. Apalagi Era menggandeng tangannya. dia berharap setelah ini jalannya akan mulus untuk bisa terus dekat dengan Era.
Sementara itu di dalam mobil yang sedang berhenti tak jauh dari rumah Era, Pasha tampak sangat kesal melihat pemandangan itu baru saja.
Kini Pasha mengerti kalau kekasih baru Era adalah Gala. Karyawannya juga yang satu divisi dengan Era.
Pasha lagi-lagi heran dengan dirinya sendiri. Kenapa ia sangat tidak suka dengan Era yang memounyai hubungan dengan Gala. Padahal sah-sah saja jika mereka menjalin hubungan. Apalagi mereka juga seusia. Dan kemungkinan besar memang selera Era adalah pria dewasa. Bukan laki-laki bocah seperti dirinya.
Akhirnya Pasha pun menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan rumah Era dengan hati yang masih dongkol.
Kembali lagi ke Era dan Gala yang sedang berada di rumah. sikap Era kembali sepeti setelan semula. Bahkan dia menyesal telah mengajak Gala masuk. Padahal dia cukup menerima undangan itu saja tanpa harus mengajak Gala masuk. Yang ada Gala malah menyalah artikan sikapnya baru saja.
Entah kenapa juga Era sangat niat sekali ingin mengerjai Pasha. Padahal, dia mau punya kekasih ataupun tidak, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Pasha. Tapi, kelakuan Ceo’nya itu akhir-akhir ini cukup menjengkelkan. Karena Pasha sudah mulai lancang mengusik masalah pribadinya. Jadi, tidak salah bukan jika Era ingin memberi peringatan pada Pasha dengan cara seperti tadi.
“Ya sudah, aku akan datang ke acara itu. kamu boleh pulang sekarang.” usir Era setelah membaca undangan yang diberikan pada Era.
“Kejam banget sih kamu Juleha! Kamu nggak kasih aku minum dulu apa? Aku haus nih.” Gala sangat kecewa setelah terang-terangan diusir oleh Era. Padahal sebelumnya dia sudah sangat senang saat Era menggandeng tangannya tadi.
“Aku nggak punya air minum. Air galonku habis. Mau kamu aku maintain tolong beliin isi ulang dulu? setelah itu nanti kamu bisa minum sepuasnya.”
Gala hanya berdecak kesal. Jelas dia tidak mau. Tapi dia juga tidak bisa menolak terang-terangan. Yang benar saja, masak iya harus ngangkat galon sambil jalan. Dia sendiri saja kalau kehabisan air, cukup memanggil kurir dan diantar ke rumahnya. Padahal di kios disediakan troli khusus pengangkat gallon. Dasar Gala saja yang nggak mau susah.
“Oh iya, aku hampir lupa kalau sekarang aku ada janji dengan teman. Maaf ya, Jul! aku harus pulang dulu. jangan lupa datang ke acara reunian nanti.” pamit Gala.
“Ok. Hati-hati!”
Sepulang Gala, Era tampak menghembuskan nafasnya lega. Dia sama sekali tidak peduli atas penolakan Gala baru saja. karena dia memang sengaja membohongi pria itu. kemudian Era membuka kulkasnya dan mengambil air dingin di dalam sana.
“Bisa-bisanya Gala percaya aku bohongi seperti tadi. dasar oon!” gumamnya.
***
Era yang kesehariannya selalu sendiri, perempuan itu sudah terbiasa pergi kemana pun sendirian. Seperti malam ini. apalagi weekend seperti ini, kebiasaan orang-orang akan menghabiskan waktunya dengan keluarga, teman, ataupun pasangannya. Tapi tidak dengan Era. Dia justru memilih pergi ke mall untuk belanja bulanannya. Kebetulan memang stok bahan makanannya sudah habis.
Era menjalankan mobilnya sambil mendengarkan musik. Hiruk pikuk keramaian jalanan ibu kota tak membuatnya iri. Karena Era sudah terbiasa kesepian.
Boleh saja orang menilai dirinya yang selalu terlihat ceria dan tanpa beban. Semua itu karena Era yang sangat pandai menyembunyikan kesedihannya. Dan tak seorang pun yang tahu bagaimana hati Era selama ini yang sesungguhnya, kecuali dirinya sendiri.
Setibanya di mall, Era langsung menuju ke outlet sayur dan buah. Juga berbagai bahan makanan lainnya. Dia mengambil troli dan mulai berkeliling memilih berbagai macam sayuran dan bahan makanan lainnya.
Saat sedang asyik memilih daging segar, Era mendengar ada notif pesan masuk ke ponselnya. Ia langsung membukanya dan membaca pesan itu.
Tanpa membalas pesan tadi, Era langsung membuka aplikasi mobile banking’nya dan mengirim sejumlah uang pada seseorang yang baru saja mengirim pesan. Setelah itu Era memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
Dug
Era mendorong trolinya. Tanpa sengaja menabrak troli ibu-ibu yang juga sedang berbelanja.
“Maaf, Tant,-“
“Eh, bukannya kamu Juleha?” tanya wanita paruh baya yang masih cantik itu.
Era hanya mengangguk samar dengan seulas senyum. Jelas Era juga tahu siapa wanita itu. dia adalah istri dari pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Yaitu Nyonya Shanum.
“Maaf, Nyonya! Saya tidak sengaja.”
“Nggak apa-apa, Jul. kamu sendirian saja? eh, jangan panggil Nyonya dong, panggil Tante saja. kan kamu sedang tidak berada di kantor.”
“I..iya, Tante.”
Niat Era ingin segera menjauh dari Nyonya Shanum karena merasa tidak nyaman. Namun ternyata wanita itu mengajaknya belanja bersama. Memilih sayuran bersama. Bahkan Nyonya Shanum terlihat mengajak Era ngobrol.
“Kamu kan sendirian, bagaimana kalau kita makan dulu di sana?” Ajak Nyonya Shanum sambil menunjuk sebuah restoran tak jauh dari stand bahan makanan tempatnya belanja.
Era hendak menerima ajakan Nyonya Shanum, karena memang kebetulan dia belum makan malam. rencananya tadi memang habis belanja sekalian makan malam di luar. Namun niat itu ia urungkan saat melihat Pasha sedang duduk seperti menunggu Mamanya berbelanja. Sudah pasti nanti dia akan makan malam bersama Pasha. Padahal tadi dia sudah membohongi laki-laki itu kalau dirinya akan pergi berkencan.
“Maaf, Tante. Lain kali saja. saya kebetulan ada janji dengan teman. Kalau begitu saya permisi dulu!” Pamit Era dengan sopan.
“Yah, sayang sekali. Ya sudah, Tante tunggu waktunya untuk bisa makan malam sama kamu.”
Setelah itu Era segera keluar dari mall sebelum Pasha mengetahui keberadaannya. Bahkan ia lewat jalan lain agar tidak diketahui oleh Pasha.
Sesampainya di parkiran, Era langsung memasukkan kantong belanjaannya ke dalam mobil. Dia harus segera pulang. entah kenapa perasaannya tidak enak sejak melihat Pasha di dalam mall tadi.
“Katanya mau pergi kencan? Kok malah belanja sendirian?”
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Dita Suriani
woo kamu ketahuan☺️☺️
2023-07-29
0
Cahyani Sutopo
nah Lo ketauan bohongnya 😂😂
2023-05-14
1
Neneng cinta
haha..niat hati mau kabur biar g ketauan tp malah ketemu,,Era..Era..pasti kaget dy 😂😂😂
2023-05-07
1