Belum sempat Pasha melanjutkan perkataanya, tiba-tiba saja dia merasakan dingin di seluruh wajahnya akibat disiram segelas jus stroberi oleh Era.
Pasha bukannya marah. Dia hanya terkejut. Dan kini bahkan ia mengusap wajahnya dengan tangannya sendiri, sambil menikmati sisa jus itu. dia juga tidak peduli dengan kaosnya yang berwarna putih terkena noda jus itu.
Mungkin sebenarnya Pasha sangat kesal pada Era. Tadi dia sudah diinjak dengan heelsnya sekarang disiram dengan jus. Tapi Pasha berusaha tidak menunjukkan kekesalannya. Dengan begitu Era lah yang kesal.
“Disiram lagi dong, Tante Cantik Sayang!” ucap Pasha.
Era sangat geram. Kedatangan Pasha benar-benar membuat moodnya buruk. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia segera beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Pasha.
“Eh, mau kemana?” teriak Pasha yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Era.
“Ini Kak minumannya!” ucap pelayan café yang baru saja datang membawakan pesanan Pasha.
Pasha ingin mengejak Era. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar minumannya yang masih untuh sekaligus minuman dan makanan Era.
“Ambil saja kembaliannya!” ujarnya dan langsung berlari mengejar Era.
Pasha kini sudah tiba di parkiran. Untung saja ia masih lihat Era di sana hendak memasuki mobilnya. Lalu ia segera menghampiri Era.
“Tante, tunggu!”
Era menoleh ke arah Pasha dengan tatapan tajam.
“Mau kamu itu sebenarnya apa sih? Aku malas bertemu denganmu yang selalu membuat moodku buruk dan hariku sial.”
“Jangan bilang gitu dong, Tante! Aku kan hanya,-“
“Stop! Jangan panggil aku Tante lagi! ingat ya, Sha! Kita hanya saling kenal saat di kantor. di luar jam kantor, aku nggak mau berurusan denganmu dalam bentuk apapun. Camkan itu!”
Setelah berkata seperti itu, Era langsung masuk ke dalam mobilnya. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang saja dan tidur. Dia benar-benar kesal dengan Pasha.
Tin tin tiiinnnnnn
Era mengklakson mobilnya karena Pasha masih berdiri di depan mobilnya yang hendak keluar café. Namun sepertinya Pasha sendiri sengaja seperti itu seolah ingin membuat Era semakin kesal.
Tin tin tiinnnnnnn
Suara nyaring klakson mobil Era sampai menarik perhatian tukang parkir. Orang itu langsung menghampiri mobil Era.
“Mas, tolong amankan dia! Dia orang gila yang baru saja lulus dari RSJ.” Ucap Era pada tukang parkir.
Pasha melotot tajam saat dikatain gila oleh Era. Bahkan kini tukang parkir langsung menariknya dan membawanya ke pos satpam. Era pun tersenyum puas dan langsung tancap gas meninggalkan café.
**
Keesokan harinya, di kantor Era kembali menjalani rutinitasnya. Dia sudah melupakan kejadian kemarin dengan Pasha. Karena jika sedang di kantor, sebisa mungkin Era bersikap sopan pada Ceo’nya yang masih bocah itu. apalagi tadi pagi ia sempat bertemu di basement. Era mengangguk hormat menyapa Pasha. Sedangkan laki-laki itu terlihat tampak kesal. Mungkin masih ingat masalah semalam dimana dirinya sampai diamankan oleh pihak keamanan karena diduga gila sungguhan.
Saat ini Pasha sudah duduk di kursi kebesarannya. Di awal-awal masa jabatannya, belum terlalu banyak hal yang harus ia kerjakan. Jadi dia hanya mempelajari beberapa dokumen tingkat perekembangan perusahaan dari tahun ke tahun.
Tapi tiba-tiba saja Pasha teringat dengan wajah Era. Meskipun perempuan itu sudah membuatnya kesal, tapi dia ingin terus melihatnya. Seperti sekarang ini. Pasha tampak sedang memikirkan sesuatu, bagaimana caranya agar bisa bertemu dengan Era dan memanggilnya ke sini.
Tok tok tok
Pasha mempersilakan masuk. Ternyata yang datang adalah sekretarisnya. Atau lebih tepatnya sekreataris lama.
“Permisi, Tuan. Ini ada beberapa proposal kerjasama dari perusahaan luar negeri yang mengajukan kerjasama. Mohon untuk dicek ulang!” ucap laki-laki yang bername tag Wisnu itu.
“Ok. Terima kasih. Kamu bisa kembali ke ruanganmu.”
“Baik, Tuan. Permisi!”
“Tunggu dulu!” cegah Pasha saat Wisnu hendak meraih gagang pintu.
“Sudah berapa lama kamu menjadi sekretaris di sini?”
“Sejak masa kepemimpinan Nyonya Queen, Tuan.”
“Ya sudah, kamu bisa keluar sekarang!”
Wisnu mengangguk. Dia merasa aneh dengan sikap atasan barunya itu. perasaannya juga tiba-tiba tidak enak.
Setelah Wisnu keluar dari ruangannya, Pasha menghubungi Era. Dia sudah merencanakan sesuatu demi untuk bertemu dengan Era.
Kini Era sudah masuk ke ruangan Ceo. Dia berusaha bersikap ramah pada atasannya yang cukup membuatnya kesal sejak awal bertemu.
“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?”
“Ada. Jelas ada. Kalau nggak ada, untuk apa juga saya memanggil anda.” jawab Pasha cukup menjengkelkan.
“Silakan duduk!”
Era duduk di depan meja kerja Pasha. Sedangkan Pasha berdiri menghampiri Era dan duduk di atas mejanya, lebih tepatnya di depan Era.
“Lusa, ada perekrutan karyawan baru. Untuk itu saya ingin menambahkan satu posisi lagi, yaitu sekretaris.”
“Mohon maaf, Tuan. Kinerja Wisnu sebagai sekretaris juga masih bagus. Saya tidak bisa memecatnya dan menggantikan posisinya.”
“Di sini saya atasan kamu. Jadi yang menentukan saya. saya juga tahu kalau kinerja Wisnu bagus. Kamu bisa mengganti posisinya di divisi lain kan bisa.”
Era sungguh tidak mengerti dengan keinginan Pasha. Memang dia akui kalau Pasha adalah Ceo di sini. namun untuk menggantikan posisi jabatan karyawan tetap harus ada prosedurnya dan tidak bisa dalam waktu sekejap dipindahkan.
“Apa anda mengerti, Bu Era?” tanya Pasha mencondongkan badannya mendekat pada Era.
Era yang posisinya sedang duduk, sontak langsung memundurkan sedikit badannya demi menghindari Pasha. Laki-laki bocah itu selain suka berbuat semena-mena juga sangat meresahkan.
Bahkan kini Pasha sudah turun dari meja dan kedua tangannya berpangku pada sisi kursi yang diduduki oleh Era. Hingga Era sama sekali tidak bisa berkutik saat tubuh Pasha memerangkapnya.
Era memalingkan mukanya saat Pasha semakin mendekatinya. Jujur saja dia sangat tidak nyaman dengan posisi ini. sebenarnya apa yang diinginkan oleh Pasha terhadap dirinya.
“Apa anda gugup, Bu Era?” tanya Pasha dengan mengu_lum senyum jahil.
“Ehm,,, untuk apa saya gugup?” tanya Era balik berusaha menetralkan detak jantungnya. Posisinya keduanya juga masih sama. Pasha bisa melihat dengan jelas wajah cantik Era dari jarak yang begitu dekat. Meskipun Era kini memiringkan wajahnya lagi.
“Benarkah? Kalau anda tidak gugup, kenapa anda memalingkan muka anda seperti itu?”
Era sungguh kesal dengan sikap Pasha yang seperti ini. dan tanpa Pasha duga, Era bergerak cepat. Dia menatap tajam mata Pasha, lalu ia bangun dari duduknya dengan mendorong kuat tubuh Pasha, sampai laki-laki itu terdesak di antara kursi dan meja. Tak lupa Era menginjak kaki Pasha cukup keras.
“Maaf, saya tidak sengaja.” Ujar Era dan bergegas keluar dari ruangan Pasha.
“Oh iya, saya juga minta maaf kalau saya tidak bisa melakukan perintah anda untuk memindahkan posisi Wisnu. Kalau anda keberatan, silakan lapor langsung pada direktur utama. Karena saya bekerja sesuai prosedur. Kalau anda tidak suka dengan cara kerja saya, dengan senang hati saya akan mengundurkan diri dari perusahaan ini.” ucap Era sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan Ceo.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Cari gara2 aja tuh bocah 😛😛
2023-06-17
1
Cahyani Sutopo
nah Lo,,marah kan si Tante,, hati2 kamu bocil si Tante bukan orang yg mudah di tindas,,
2023-05-14
2
Bunda Salma
King makin tertantang buat nakhlukin tante cantiknya, jiwa berburunya meronta2 😅
2023-05-14
1