Sepulang dari kantor, cara jalan Pasha sedikit terpincang-pincang. Dan hal itu menarik perhatian semua orang yang ada di rumahnya, termasuk Queen yang kebetulan hari ini pulang ke rumah orang tuanya bersama sang suami.
“Ada apa dengan kakimu, King?” tanya Queen.
“Nggak apa-apa. Tadi nggak sengaja nabrak kaki orang.” Jawabnya asal.
Queen dan Mama Shanum yang tengah duduk di sofa ruang tengah tampak heran dengan jawaban Pasha baru saja.
“Bagaimana bisa tidak sengaja nabrak kaki orang? Kamu ini ada-ada saja.” sahut Queen masih tidak mengerti.
“Ah sudahlah, nggak penting juga. tumben kamu ke sini, Kak?”
“Ya, mau nebeng makan malam di sini. maklum, aku sekarang sudah bukan seorang Ceo lagi. jadi aku miskin sekarang.” jawab Queen asal.
“Memangnya suami kamu juga sudah jatuh miskin? Sampai tidak bisa memberimu makan?”
“Sudah-sudah! Kalian ini ngomong apa sih? King, cepat sana mandi! sejak tadi kami nunggu kamu. Malam ini ada acara makan malam perayaan jabatan baru kamu.” Sahut Mama Shanum menengahi perdebatan anaknya.
Pasha pun segera masuk ke kamarnya. Meskipun jalannya agak pincang karena injakan dari Era tadi cukup keras, namun entah kenapa justru Pasha senang. itu masih kakinya yang diinjak. Apalagi yang lain. Pasti lebih enak lagi. dan nginjaknya bukan pakai kaki lagi.
“Astaga!!” Pasha geleng-geleng kepala saat pikiran kotornya membayangkan Era.
Usai menyelesaikan mandi singkatnya, Pasha sudah berganti pakaian casual. Laki-laki itu selalu terlihat tampan mau pakai pakaian model apapun. Apalagi dulu Pasha sempat ingin mengikuti jejak sang Mama yaitu menjadi model, namun tidak mendapat ijin langsung dari Mama Shanum. Jadi pantas saja jika perangai Pasha suka cari perhatian. Mungkin ia pelampiasannya karena dulu gagal jadi model. (Nyambung nggak sih? Wkwkw)
Kini Pasha sudah turun. Di ruang tengah tampah terdengar ramai. Pasha juga tidak tahu siapakah orang yang sedang bertamu ke rumahnya.
“Ini nih raja yang ditunggu-tunggu baru muncul!” ujar Mama Shanum memuji ketampanan putranya.
Pasha jelas merasa besar kepala dengan pujian sang Mama. namun senyum bahagianya itu perlahan pudar kala melihat seorang perempuan cantik yang sedang tersenyum manis ke arahnya.
“Kenapa masih di sini sih? Aku sudah lapar nih.” Tanya Pasha lalu memilih langsung menuju ruang tengah. Sengaja mengabaikan perempuan yang bukan anggota keluarganya itu.
“King, Yeslin jauh-jauh datang ke sini kok kamu abaikan begitu saja sih?” protes sang kakak.
Yeslin adalah keponakan dari suami Queen. Yeslin sejak dulu sudah naksir sama Pasha, apalagi saat mereka berdua masih duduk di bangku SMA. Setelah tahu kalau Pasha adalah adik dari Queen yang notabene istri Omnya, Yeslin semakin gencar mendekati Pasha. Bahkan sampai kuliah pun Yeslin mengikuti jejak Pasha. Hanya saja selama beberapa tahun ini mereka berpisah, karena setelah lulus kuliah Pasha diminta Papanya membantu mengurus perusahaan cabang yang ada di luar kota.
Yeslin sangat senang setelah mendengar kabar kepulangan Pasha. Apalagi Pasha sudah tinggal menetap di kota ini dengan jabatan barunya. Itu artinya dia bisa memiliki banyak waktu untuk dekat dengan Pasha.
Mendengar ucapan kakaknya, Pasha pura-pura tidak dengar. Dia tetap masuk ke ruang makan. Kemudian diikuti anggota keluarga lainnya.
Sesampainya di ruang makan, Yeslin langsung mengambil tempat duduk di sebelah Pasha. Sama seperti dulu, Yeslin selalu mencari perhatian pada Pasha.
“Apa kabar kamu, King?” tanya Yeslin yang ikut memanggil King, seolah dia sangat dekat dengan keluarga Pasha.
“Baik.” Jawab Pasha singkat.
Yeslin terus saja mengajak Pasha ngobrol. Namun Pasha sendiri tidak terlalu menanggapinya. Sedangkan Papa dan Mama Pasha yang melihat reaksi tidak suka Pasha terhadap Yeslin hanya diam saja. terlebih sekarang ada Falan, menantu mereka yang tak lain Om dari Yeslin.
Usai makan malam Queen dan suaminya langsung masuk ke kamar, karena Queen meminta untuk menginap semalam di rumah Mamanya. Sedangkan Yeslin yang masih berada di sana sejak tadi terus menempel Pasha. Pasha sendiri merasa risih dengan sikap Yeslin.
Merasa diabaikan oleh Pasha, akhirnya Yeslin menemukan ide. Dia meminta Pasha untuk mengantar ke suatu tempat. Jadi dengan begitu, dia bisa berduaan dengan Pasha di dalam mobil.
Pasha sungguh tidak enak menolak. Apalagi Mamanya memberi kode untuk memenuhi permintaan Yeslin. Tapi Pasha tidak bodoh. Dia juga punya ide licik.
“King, kita mampir ke café dulu ya?”
“Tuh kan bener. Lama-lama ni anak nglunjak.” Batin Pasha tanpa menjawab ajakan Yeslin.
Namun bukannya Pasha membelokkan mobilnya ke arah café yang dimaksud oleh Yeslin, laki-laki itu justru mengemudikan mobilnya menuju arah jalan ke rumah Yeslin.
“Loh, King? Kenapa kamu antar aku pulang?”
“Maaf, aku lupa kalau malam ini aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Jadi, aku antar kamu pulang saja ya? Habis ini aku juga pulang.”
Yeslin tampak mendengus kesal. Dia merasa sepertinya Pasha sengaja melakukan ini. tapi Yeslin tidak menyerah begitu saja. kali ini boleh gagal. Selanjutnya dia harus bisa mengajak Pasha berduaan.
Usai mengantar Yeslin pulang, Pasha tentu saja tidak pulang. ia ingin mampir sebentar ke café tempat dia dulu menghabiskan waktu weekendnya bersama teman-temannya. Dia hanya datang seorang diri karena memang belum sempat menghubungi teman-temannya.
Sesampainya di café, Pasha mengedarkan pandangannya mencari tempat yang tidak terlalu ramai. Karena hampir semua meja sudah terisi. Akhirnya hanya ada dua meja yang kosong, dan itu pun letaknya paling ujung.
“Nggak apa-apalah di sana saja.” gumamnya menuju salah satu meja kosong itu.
Belum sampai ia menuju meja kosong itu, Pasha melihat sebuah meja yang hanya ditempat oleh satu orang saja. dan Pasha sangat kenal dengan orang itu. tidak mungkin juga orang itu sedang ada janji dengan orang lain. Karena dia sudah memesan minuman dan makanan ringan di hadapannya. jadi, Pasha akhirnya memilih untuk bergabung di meja itu.
“Selamat malam, Tante Era!” sapa Pasha pada Era yang tampak fokus dengan gadgetnya.
“Astaga! Apakah dunia ini sangat sempit sampai aku harus bertemu dengan bocah sialan ini lagi.” batin Era sambil melirik malas pada Pasha.
“Kamu lihat, di sana masih ada dua meja yang kosong kan? Sana pindah!” usir Era terang-terangan.
“Tante jahat banget sih. Kalau begini kan kita nggak sendirian lagi.” jawab Pasha tanpa dosa, lalu tangannya melambai memanggil pelayan café untuk memesan minuman.
Era hanya bisa mendengus kesal. Dia mau pindah meja, namun meja yang kosong itu tiba-tiba sudah ada yang mengisi. Akhirnya dia hanya bisa pasrah.
“Duduk di sini, kamu yang harus membayar semua pesananku!” ujar Era dengan tatapan sengit.
“Oh tidak masalah, Tante!” Pasha sama sekali tidak keberatan. Justru dia sangat senang.
“Aku bukan Tante kamu. Sejak kapan aku menikah dengan Om kamu?” Era benar-benar kesal dengan panggilan Pasha. Bagaimana tidak kesal, karena panggilan Tante itu seolah membuktikan kalau dirinya sudah tua. Padahal usianya masih di bawah tiga puluh tahun.
“Ya sudah, aku panggil Sayang saja bagaiman,-“
Byuurrrrrr…..
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Jana
ya ampun Pasha 😄😄😄🤭🤭
2023-06-28
1
Jana
🤦🤦
2023-06-28
1
Ida
Sayangku, Cintaku, My Juleha😍
2023-06-28
1