Era hanya menatap jengah pada teman-temannya. Kemudian ia melanjutkan makannya. Entah kenapa dia merasa semakin aneh dengan sikap Ceo’nya itu. sangat jarang sekali Pasha mendatanginya ke kantin seperti ini di saat jam makan siang. Biasanya pria itu akan menghubunginya lewat sambungan telepon. Tapi kali ini tidak. Pasha nekat datang ke kantin. Apa sebenarnya tujuan Pasha.
Drt drt
Era membuka pesan yang baru saja masuk setelah makannya habis.
“Aku tunggu tidak lebih dari sepuluh menit, kamu sudah ada di ruanganku.”
Era sampai membelalakkan matanya saat membaca pesan yang baru saja dikirim oleh Pasha. bahkan Bahasa yang digunakan Pasha tidak mencerminkan sikap sopan atasan dan bawahan. Era menggaruk kepalanyan yang tidak gatal. Menghadapi sikap aneh Pasha seperti sedang menghadapi anak kecil yang sedang merajuk minta permen nggak dibelikan Mamanya.
“Kamu kenapa sih, Juleha? Aku merasa sikap kamu sekarang agak aneh deh. Terutama sejak Ceo kita ganti. Bener nggak sih guys?” tanya salah satu teman Era yang ternyata selama ini diam-diam mengamati Kepala HRD itu.
Sedangkan Tatia yang mendengar, hanya cekikikan menahan tawanya. Teman-teman Era yang lain semakin bingung.
“Dah lah. Aku cabut dulu ya? Sepertinya memang ada pekerjaan penting dari bos. Tunggu aku ya, sebentar lagi akan aku bagi-bagikan tugas itu ke kalian semua.” Ucap Era dengan senyum jahil.
Tatia dan teman-teman Era lainnya pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan ra baru saja. meskipun di luar jam kerja atau saat jam istirahat begini, mereka bersikap layaknya teman akrab pada Era. Tapi kalau sudah memasuki jam kerja, sikap Era sangat tegas dan disiplin.
**
Kini Era sedang berjalan menuju lantai di mana ruangan Ceo berada. Padahal waktu istirahat masih lima belas menit lagi. sayangnya si bos bocilnya tidak bisa diajak nego sama sekali.
Era mengetuk pintu beberapa kali sebelum akhirnya dipersilakan masuk oleh si pemilik ruangan. Era terkejut saat melihat Yeslin juga berada di sana. Perempuan itu sedang makan siang bersama Pasha. bahkan yang Era lihat, Yeslin tampak sednag menyuapi Pasha. namun secepat mungkin ia memalingkan mukanya tak ingin melihat lebih dalam adegan bocil pacaran.
Sedangkan Pasha langsung menepis tangan Yeslin saat perempuan itu hendak menyuapinya. Setelah itu ia beranjak mendekati Era yang masih berdiri di depan meja kerjanya.
“Ada apa Tuan memanggil saya?” tanya Era dengan sopan.
Pasha tak langsung menjawab pertanyaan Era. Dia mempersilakan Era untuk duduk terlebih dulu. setelah itu dia membuka file dari laptopnya. Lalu memutarnya dihadapkan pada Era.
“Ini semua data karyawan dari dua perusahaan cabang yang ada di luar kota. Aku minta kamu rekap semuanya beserta hasil kinerja mereka berdasarkan tahun mereka masuk.” Ucap Pasha.
“Baiklah, Tuan. Kalau begitu saya minta ijin untuk menyalin keseluruhan data itu dan mengirimnya ke email saya. setelah ini langsung saya kerjakan.”
“Tidak. Aku minta kamu mengerjakannya sekarang juga di sini.”
Era terdiam sambil menatap Pasha seolah meminta penjelasan. Yang benar saja ia mengerjakan tugas yang tidak sedikit dan membutuhkan waktu banyak di ruangan Ceo. Bahkan menggunakan laptop Pasha.
“Iya. aku minta kamu mengerjakannya sekarang juga, karena aku membutuhkan hasilnya hari ini juga.” tekan Pasha menjawab kebingungan Era.
“King, kamu bicara sama karyawan kamu kok kayak bicara sama orang terdekat kamu sih?” ucap Yeslin menghampiri meja Pasha.
“Bu Era ini juga karyawan kamu dan usianya lebih tua dari kamu loh. Harusnya kamu menghormatinya.” Lanjut Yeslin yang merasa aneh mendengar Pasha bicara tidak formal dengan seorang wanita yang berstatus karyawannya.
“Kalau makananmu sudah habis, lebih baik kamu segera keluar Yes. Jam makan siang juga sudah habis.” Seru Pasha tanpa menanggapi ucapan Yeslin baru saja.
Era masih diam. lebih ke membiarkan kedua orang itu berdebat. Kepalanya pusing gara-gara mendengarkan perdebatan tidak penting antara dua bocil.
Yeslin tampak sebal dengan sikap Pasha yang tidak ada manis-manisnya itu. akhirnya perempuan itu keluar begitu saja meninggalkan ruangan Pasha.
Setelah Yeslin keluar, tatapan Pasha kembali tertuju pada Era. Perempuan itu masih diam tak kunjung mengerjakan tugas yang diberikan oleh bosnya baru saja.
“Kenapa diam? tunggu apa lagi? cepat kerjakan! Aku butuh sekarang juga data itu.” ucap Pasha dengan suara ketus.
Aneh. Sungguh sangat aneh sikap Pasha. biasanya dia akan bersikap sopan pada Era di saat jam kantor seperti ini. tapi hari ini tidak. Semua itu karena hati Pasha. dia tidak terima Era sudah memiliki kekasih. Padahal sah-sah saja dan hak Era mau menjalin hubungan siapapun. Namun yang menjadi masalahnya adalah ternyata Pasha sudah jatuh hati pada perempuan yang usianya jauh di atasnya itu. hanya saja Pasha terlalu gengsi untuk mengakuinya secara langsung.
Ya, mungkin karena sudah terbiasa berinteraksi dengan Era. Apalagi sejak awal pertemuan mereka sudah diwarnai ketibutan, ternyata hal itu membuat Pasha mempunyai daya tarik tersendiri pada Era. Dibandingkan dengan perempuan lainnya yang berlomba-lomba ingin mendapatkannya dengan cara menunjukkan kecantikannya. Tapi tidak untuk Era. Era adalah perempuan unik yang pernah ia temui sepanjang sejarah hidupnya. Andai saja Pasha terlahir lebih dulu dari Era, mungkin dialah pria yang saat ini bersanding dengan Era. Tapi itu hanya pengandaian saja. apalagi setelah tahu selera Era terhadap pria yang menjadi kekasihnya adalah pria yang seusia. Padahal kalau ditelaah lebih dalam lagi, usia bukanlah patokan seseorang dikatakan dewasa. Nyatanya sekarang banyak sekali orang yang usianya sudah tua tapi kelakuan masih seperti anak kecil.
“Ehm, baiklah. Tapi saya akan mengerjakannya di sofa sana saja.” ucap Era memilih tempat yang menurutnya nyaman, daripada harus bekerja satu meja dengan bocah itu.
“Ok.” Jawab Pasha singkat, kemudian ia mempersilakan Era duduk di sofa.
Bagi Era pekerjaan yang diberikan oleh Pasha sangatlah mudah. Dia sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan seperti ini. hanya saja, jika ia mengerjakannya di ruangannya sendiri, ia akan membagi tugas itu pada anak buahnya.
“Pasti mereka saat ini sedang membicarakan aku, karena tidak jadi dapat tugas.” Gumam Era denan cemberut.
Kurang lebih selama satu jam Era mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pasha. tinggal sedikit lagi pekerjaan itu selesai. namun tiba-tiba terdengar suara notif pesan masuk dari ponsel Era. Akhirnya Era pun membuka pesan itu sekaligus untuk istirahat sejenak.
Era tampak senyum-senyum sendiri membaca pesan dari teman grup SMAnya. Sesekali dia ikut membalas, karena memang mereka sedang membahas acara reuni yang akan diadakan minggu depan.
Sedangkan Pasha yang sejak tadi memperhatikan Era, sekarang wajahnya tampak tidak suka saat melihat Era senyum-senyum sendiri sambil menatap ponselnya. Dia yakin kalau saat ini Era sedang berbalas pesan dengan kekasihnya.
“Bisa tidak kamu mengesampingkan urusan pribadi dulu dan fokus dengan pekerjaan?” seru Pasha tiba-tiba.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Dita Suriani
dasar bocil
2023-07-29
0
Ida
Heii Brownis Tajir ungkapkan apa yg kau rasa🤭
2023-06-28
1
Cahyani Sutopo
suka katakan suka, cinta katakan cinta bocil jangan kegedean gengsi
2023-05-14
0