Lanjut.
"Hahaha. Pokoknya kamu jangan berburuk sangka terlebih dahulu, kita enggak pernah tahu baik buruknya seseorang yang sebenarnya. Siapa tahu aja orang yang kita anggap buruk adalah orang yang bakalan menolong kita suatu saat nanti," ucap Aleta.
Mentari hanya mengangguk atas wejangan yang sudah Aleta katakan.
Sampai keduanya dengan kompak menoleh pada keributan beberapa temannya, Aleta mulai bertanya.
"Ada apa sih ribut-ribut?"
Aleta mendongkakan kepalanya ke atas, ternyata penyebab keributan teman-teman nya adalah kehadiran anak pemilik sekolah ini yang sedang berdiri di atas sana.
Entah apa yang sedang guru tampan itu lihat, tetapi Aleta merasa pria itu sedang memperhatikan kelas nya yang ber olah raga.
Dam banyak siswi siswi yang memuja ketampanan Azzam.
Bahkan ada juga yang bercoloteh ingin memiliki nya.
Sampai-sampai pak Toni sendiri menggelengkan kepalanya seraya tersenyum mendengar semua ucapan sang murid.
" Apakah yang di atas ada tidak ada punya? " tanya yang lainnya.
"Ya kali seganteng itu belum ada yang punya!" Tambah yang lainnya.
"Mustahil sekali," Imbuhnya.
Aleta hanya tersenyum menanggapinya, benar apa kata mereka, seganteng itu sangat mustahil sekali belum mempunyai kekasih.
Terlebih lagi dia adalah seorang pengusaha dan juga wajahnya yang begitu tampan, pasti banyak sekali wanita seprofesi nya yang mengantri untuk menjadi pendampingnya.
Memangnya pria mapan mana yang mau dengan gadis SMA yang masih kecil sepertinya. Mimpi!
"Malah diem, pasti lagi ngehalu-in pak Azzam ya?" Goda Mentari.
"Untuk dihalu-in aja aku gak sanggup Tar, dia terlalu sempurna untuk aku yang biasa," jawab Aleta.
"Alay banget anjir!"
Sontak kalimat yang Aleta lontarkan mendapat cubitan gemas di lengannya.
Gadis itu mengeluh sakit dan mencoba membalasnya.
Setelah selesai berolahraga, semua kelas 12 A sedang berkumpul dikantin.
Mereka memesan berbagai minuman dan juga makanan untuk disantap bersama-sama.
Pengecualian untuk Aleta, gadis itu mendesah kesal saat baru beberapa suap ia memakan makanannya, ponselnya berbunyi ketika sebuah pesan masuk.
"Ganggu banget, belum juga abis!" Keluhnya.
Seakan mengerti dengan kekesalan sahabatnya, Mentari tertawa dan menyuruh Aleta untuk cepat-cepat menyerahkan tugas hukuman nya.
"Aku ke ruangan pak Azzam dulu deh, rese nih orang!"
"Oke!"
Selepas kepergian Aleta membuat Mentari merasa bosan.
Gadis itu celingukan mencari teman-temannya yang ternyata sudah tidak ada.
Mungkin mereka sedang mengganti baju pikirnya. Akhirnya Mentari pun memilih pergi dan menyusul teman-temannya.
Saat akan melewati lapangan basket, lagi-lagi ia bertemu dengan pemuda yang mengajaknya keluar nanti.
Kevin dankawan-kawannya sedang bermain basket, pemuda itu tersenyum ketika pandangan mereka tidak sengaja bertemu.
Mentari memegangi da*anya.
"Ko baper sih."
Sepertinya dia sudah terkenal sihir cinta seorang Kevin, laki-laki yang terkenal suka gonta-ganti pacar setiap bulannya.
"Jangan-jangan aku udah mulai tertarik sama dia?"
TIDAK BOLEH! Itu tidak boleh terjadi.
"Ingat Mentari, dia itu playboy. Gak seharusnya lo suka sama cowok macam dia! Mau sakit hati loe?!"
Sedangkan Aleta sudah ada di ruangan nya Azzam.
"Ini pak saya sudah selesai mengerjakan semua soalnya. Semoga bapak puas dan maaf semalam saya ketiduran jadi tidak sempat membaca pesan bapak."
Pria itu tidak berkata apa-apa, dia hanya sibuk mengemasi laptop dan juga beberapa berkas diatas mejanya lalu memasukannya kedalam tas nya.
"Ya sudah saya permisi deh pak," ucap Aleta karena kesal merasa di kacangin. Kurang ajar sekali sudah mengacuhkannya.
Karena tidak ada sahutan apapun dari pria itu, Aleta menjadi sangat kesal.
Akhirnya ia berdiri untuk pergi namun baru saja dia berbalik, tiba-tiba Azzam memanggilnya dan membuat gadis itu menoleh.
"Kenapa?" Tanya Aleta.
"Kamu cantik,'' ucap Azzam.
HA?
"M-maksud bapak a-apa?!" Tanya Aleta gugup dan tiba tiba saja otak nya buntu kepintaran nya hilang entah kemana bahkan saat ini pikiran nya kosong.
Aleta masih terpaku ketika guru tampan tersebut melontarkan kalimat pujian yang membuat seluruh peredaran darah nya terasa membeku.
Hati nya memberontak, nafas nya tersengal saat pria di hadapan nya itu mulai berjalan mendekati nya, membuat gadis itu refleks memundurkan langkahnya.
Azzam sengaja berjalan ke arah pintu di mana Aleta berada karena ia harus segera pergi ke kantor nya tapi kayak nya Aleta sedang berpikiran yang lain.
Tiba tiba pikiran nya kacau.
"B-bapak m-mau bagaimana eh maksud nya bapak mau ngapain? J-jangan macam-macam ya pak!" Ucap Aleta gagap.
Tapi Azzam tidak mendengarkan apa apa ia ucap kan.
Pria itu mendekat ke arah Aleta, semakin Aleta memundurkan langkah nya sehingga punggung sempit itu membentur pelan pintu di belakang nya.
Aleta mencoba berbalik untuk meraih gagang pintu di belakang nya, namun Azzam terlebih dahulu memegang nya sehingga wajah mereka begitu dekat, membuat wajah putih itu dihiasi rona merah yang begitu mempesona.
"Kamu jangan berpikir yang aneh aneh apalagi yang jorok jorok, saya hanya akan membuka pintu nya saja karena jadwal saya sudah selesai, saya akan pergi ke kantor," ucap Azzam santai.
" Oh ya tuhan!" Batin Aleta.
" Nanti akan cek hukuman kamu benar tidak nya, '' lanjut Azzam.
Malu sekali rasa nya sudah menyangka pria itu akan berbuat macam-macam kepada nya.
Dengan buru-buru gadis itu pergi setelah pintu nya terbuka, bisa-bisa nya hanya untuk membuka pintu saja, pria itu sampai membuatnya hampir pingsan seperti tadi.
Sedang kan Azzam hanya tersenyum dan menggelengkan kepala nya setelah gadis itu pergi.
Azzam merasa senang saat melihat wajah murid nya itu gugup dan itu membuat nya gemas ingin mencium pipi nya
Setelah itu ia berjalan menuju parkiran, di mana mobil nya berada.
Hari ini Azzam berencana untuk cepat ke kantor karena pekerjaan hari ini cukup banyak.
Terlebih hari ini juga ada proyek yang sedang ditanganinya secara berlangsung di mana ia bekerja sama dengan Alden sahabat papa nya, jadi sebisa mungkin semua nya harus sesuai dengan keinginan nya yaitu sempurna.
Azzam menghidup kan mobil nya karena ia sedang buru buru.
Tapi Azzam terpaksa mematikan kembali mesin mobil nya saat telpon yang di terima dari sekretaris nya yaitu Alia, ia segera mengangkat nya.
Dahi nya mengkerut ketika sekertaris nya itu mengatakan jika ada seorang perempuan sedang mencarinya.
"Siapa?" Tanya Azzam dingin.
Sekretaris Alia: ''Amanda pak.''
" BRENGSEK! " Teriak Azzam marah.
Entah kenapa mendengar nama nya saja sudah membuat se orang Azzam Al Fahrizal merasa sangat muak.
Ada yang tau siapa Amanda.
Koment di bawah ya bestie.
Terimakasih sudah mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nyoman Wirati
Amanda pacarnya Azzam yg berkhianat itu kali ya?
2024-01-08
0
Pinky
Terimakasih
2023-09-07
1