Lanjut bestie.
Aleta merasa bingung dengan orang orang yang ada di depan nya ini, karena ia merasa tak kenal dan juga tidak memiliki masalah.
"Maaf! Bisa minggir gak? Aku mau keluar," ucap Aleta pada akhir nya.
Aleta tidak mengerti sebenar nya mereka mau apa pada diri nya secara sengaja menghadang nya seperti ini.
Apakah ia mempunyai salah dengan mereka? Seperti nya tidak!.
Bahkan selama diri nya pindah pun, Aleta baru pertama kali bertatap langsung dengan mereka semua nya.
"Hey, bisa minggir?." Ucap Aleta lagi karena tidak ada sautan dan mereka juga tak minggir.
Lisa terus memperhati kan Aleta dari ujung kaki sampai rambut dengan kesal, rupa nya benar apa yang di kata kan teman-teman nya jika murid baru yang bernama Aleta itu sangat lah cantik.
Tentu Lisa tidak menyukai nya, ia merasa sangat tersaingi.
Pantas saja gadis itu bisa keluar masuk ruangan tersebut dengan mudah.
Cih!
"Bentar doang, gue cuma mau ngobrol ko sama loe!" jawab nya.
"Mau ngomong apa?" Aleta merasa malas..
Jika hanya mengobrol saja, memang nya tidak bisa di luar? Kenapa mesti di toilet seperti ini, apalagi sampai keroyokan begini.
"Loe anak baru itu?" Tanya Lisa ketus.
Beberapa Minggu lalu, diri nya memang sempat mendengar kabar jika ada murid baru pindahan dari luar negeri.
Tetapi ia tidak terlalu begitu perduli saat itu dan berpikir jika murid tersebut tidak begitu terkenal. Namun saat beberapa teman sekelas nya ber cerita jika murid tersebut sangat lah cantik, ia jadi penasaran.
"Iya, kenapa?" Jawab Aleta tak kalah cuek.
"Loabis ngapain dari ruangan pak Azzam?"tanya nya
Aleta yang mendengar kalimat itu lagi hanya terkekeh pelan sebelum dia menjawab, ternyata ini penyebab diri nya sampai di hadang.
Oh ayolah! Memangnya mereka tidak pernah kesana apa, sampai menginterogasi nya seperti ini.
Mentari juga sama, apakah memang benar kalau mereka belum pernah sekali pun masuk kesana.
"Emang nya kenapa?" Jawab Aleta sok.
"Jawab doang sih susah amat!" Sewot yang lain nya.
"Santai bisa?" Aleta merasa tidak terima saat salah satu di antara mereka mendorong pundak nya dengan kasar.
"Ya udah tinggal jawab doang!"
"Gak usah dorong-dorong segala juga kali, barbar sekali,'' heran Aleta.
"Ngambil tugas hukuman, kenapa mau bantuin?" Imbuh Aleta dengan lantang nya.
"Hukuman?"
Lisa tidak mengerti.
Apakah murid tersebut telah berbuat ulah bisa mendapatkan hukuman seperti itu?.
Aleta mulai menjelas kan bagaimana diri nya bisa masuk keruangan tersebut.
Mulai dari diri nya terlambat masuk ke kelas, sampai mendapatkan 20 soal tugas hukuman yang di dapatkan nya.
Dan di tambah ia harus membuat permohonan maaf dengan di jadikan proposal.
"Gitu doang?" Tanya Lisa.
"Terus kamu berharap aku ngapain di dalam sana?"
Cih!
Aleta sangat sebal sekali melihat nya.
Memang nya mereka berpikir diri nya berbuat apa di sana sampai di interogasi seperti ini.
Lalu memang nya siapa mereka sampai kepo dan menghadang nya, pacarnya? Tidak mungkin!
"Udah nih interogasi nya?" Tanya Aleta.
Lisa memberi isyarat kepada teman-teman nya agar minggir, ternyata tidak ada hal yang aneh terjadi di ruangan sana.
Awas saja kalau sampai murid itu berbuat ulah untuk mendekati pak Azzam, diri nya tidak akan membiarkan nya tenang.
Sedang kan di sisi lain Azzam mendapat kak pesan dari sahabat nya sekaligus guru juga di sana.
Erik : [Gantiin jadwal gue, di kelas 12A].
Azzam : [Oke! Imbalannya apa?].
Erik: [Lo sama sahabat gitu banget. Please lah. Lo udah kaya dan punya segala nya, mau apa dari gue yang miskin ini 😢
Azzam: [Haha, bercanda kali].
Diruangan nya, Azzam sedang bersiap-siap untuk kembali mengajar.
Seharus nya diri nya sudah bisa pergi ke kantor, namun karena ia mendapatkan pesan dari sahabat nya yang memberitahukan jika dia tidak bisa mengajar di kelas 12 A dan meminta dirinya menggantikan nya, Azzam dengan berat hati mengiyakan nya.
Sempat ingin menolak karena pekerjaan di kantor sedang banyak-banyak nya, namun karena sahabatnya memohon, ia jadi tidak tega.
Tetapi setelah ia menyadari jika kelas yang harus ia isi adalah kelas 12 A, pria itu menjadi bersemangat.
Azzam berjalan menuju lift untuk pergi ke kelas 12 A yang berada dilantai tiga, pria itu tersenyum saat mendapati murid baru yang sempat ia buat kesal sedang berdiri disana.
la mempercepat langkah nya, lalu berdiri di belakang gadis itu tanpa bersuara.
Lagi-lagi jantung nya kembali berdebar, rasa nya sangat aneh sekali setiap berdekatan dengan gadis itu.
"Kamu benar-benar bahaya Aleta," gumam nya
lya bahaya untuk kesehatan jantung nya.
Bisa-bisanya seorang gadis SMA bisa membuat hatinya berdebar kembali.
Hah!
Kalau sampai ada yang tahu, bisa diledek habis-habisan nanti.
"Aku harus memeriksakan nya besok. Siapa tahu aja ini cuma serangan jantung dadakan" Batin nya.
Mereka masuk bersamaan ketika pintu lift sudah terbuka.
Aleta yang sedang berkirim pesan dengan sang mommy masih belum menyadari jika ada guru disebelahnya.
Sampai akhirnya pintu itu kembali tertutup, Aleta baru memasukan ponsel nya dan menoleh.
"Eh? Maaf pak, saya baru sadar kalau ada bapak" ucap Aleta.
"Hati-hati. Jangan terlalu berlebihan bermain ponsel, bahaya!" Jawab Azzam.
"Baik pak, maaf."
Aleta mengibaskan tangannya berkali-kali, ia merasa udara didalam lift mendadak sangat panas sekali.
Apalagi hanya ada dirinya dan guru tampan yang berdiri gagah disebelahnya.
"Kenapa?" Tanya Azzam.
"Panas pak" Aleta menjawab dengan tersenyum tipis.
Kenapa lama sekali sampai nya, ia sudah benar-benar tidak tahan lagi.
"Sekarang pelajaran siapa?" Tanya Azzam basa-basi, padahal dirinya sendiri guru pengganti sahabatnya.
Dasar modus!
"Seharusnya pak Erik. Tapi katanya dia enggak bisa masuk,"jawab Aleta
Memang saat dikantin, Aleta sempat mendengar dari teman-teman nya jika pak Erik tidak bisa masuk karena ada urusan mendadak.
Jadi mungkin kelasnya akan kosong.
"Saya yang akan menggantikannya."
Azzam keluar terlebih dahulu setelah pintu lift terbuka, pria itu menoleh karena murid nya masih diam didalam sana.
"Ayo!" Azzam menarik tangan gadis itu dan membawanya keluar.
"Kamu mau diam saja disana? Apa kamu gak suka kalau saya yang mengajar?" Imbuh nya.
EH!
Gadis itu hanya diam saat tangannya terus ditarik. Sampai mereka berhenti di depan kelas, Azzam menghentikan langkahnya sebelum melangkah masuk.
"Kenapa?"
"Tangan aku-" Aleta terkekeh, setelah tangan nya terlepas, gadis itu masuk kedalam kelas terlebih dahulu.
Sedangkan Azzam, pria itu mendadak mendapat panggilan masuk dari Erik.
Melihat Aleta yang baru datang, Mentari segera menghampirinya.
"Tenggelam di toilet kamu, lama banget!" Tanya nya setelah Kiera duduk dibelakang nya.
Sambil mengeluarkan buku pelajarannya, Aleta menjawab.
"Habis di interogasi dulu," jawab nya.
"Sama?"
"Lisa!" Bisik nya.
"Apa?" kaget Mentari.
Mentari langsung berdiri, memeriksa setiap jengkal tubuh sahabat nya itu.
Memastikan jika tidak ada luka lebam atau apapun disana.
Dirinya sudah menduga jika suatu saat Lisa pasti akan mengganggu sahabatnya.
Bagaimana bestie?
Jangan lupa dukungan nya ya bestie lanjut di bab selanjutnya jangan lupa like koment nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Pinky
Sukses Bosque
2023-09-07
1