Lanjut bestie.
"Ngapain kamu tuh cewek. Bilang sama aku!" Ucap Mentari emosi.
"Tar aku gak di apa-apain. Serius!"
"Jangan bohong Aleta!"
"Sumpah demi tuhan."
Aleta menarik tangan Mentari untuk duduk di sebelah nya.
"Aku cuma di tanyain abis ngapain aja ngapain diruangan pak Azzam," Imbuh nya.
Mentari mengembuskan nafas nya lega.
Mentari tidak akan tinggal diam jika sampai Lisa berbuat ulah kepada sahabat nya.
"Syukur deh. Bilang sama aku kalau dia bikin ulah sama kamu!"
"Iya," jawab pasrah Aleta.
Kelas yang ramai mendadak hening ketika anak pemilik sekolah itu masuk.
Mereka yang mengira jam pelajaran pak Erik akan kosong merasa kecewa karena ternyata pak Azzam yang akan menggantikan nya.
Gagal sudah rencana kelas 12 A yang akan malas-malasan dikelas.
"Selamat siang semua nya," ucap Azzam.
"Siang pak."
"Hari ini pak Erik tidak bisa mengajar seperti biasa nya, karena beliau ada urusan di kantornya. Jadi saya yang akan menggantikannya. Oke sekarang keluarkan buku kalian dan buka halaman 36," ucap Azzam dengan tegas.
Semua murid langsung membuka buku pelajaran nya dan memulai materi nya.
Tidak ada suara kebisingan apapun selama Azzam yang mengajar, sampai akhir nya suara ponsel nya sendiri yang membuat semua murid menatap nya.
"Kenapa pa? Azzam sudah mengatakan jika Azzam menolak perjodohan itu. Jadi papa jangan memaksa Azzam lagi, oke!" Ucap Azzam setelah keluar dari kelas.
la masih sangat kesal kepada sang papa yang terus memaksa nya agar mau untuk di jodohkan.
Papa Teo : ''Dih ge-er banget kamu! Siapa juga yang mau ngebahas itu. Papa cuma mau memberitahukan kalau rekan kerja papa yang dari Amerika meminta bertemu sekarang. Kamu udah selesai ngajar belum?. "
Azzam : "Kirain! Bentar lagi juga beres. Papa kirim alamat nya saja, 10 menit lagi Azzam berangkat."
Papa Teo: " Oke! Jangan membuat dia menunggu, papa tidak mau proyek besar ini gagal. Apalagi dia sudah datang jauh-jauh dari Amerika."
Azzam : "Ya!"
Setelah sambungan telpon nya tertutup, Azzam kembali ke kelas nya, membereskan buku serta laptop lalu memasukannya kedalam tas.
"Maaf semuanya. Saya ada keperluan mendadak, jadi hari ini cukup sampai disini pertemuan kita. Terima kasih," Pamitnya seraya pergi.
Selepas kepergian guru tampan tersebut, semua murid 12A bersorak bahagia.
Mereka segera mengemasi barang-barang nya untuk pulang lebih awal karena tidak ada pelajaran lagi selain ini.
Begitupun dengan Aleta, gadis itupun segera memasukan semua buku nya.
"Akhir nya pulang cepet, aku bisa tidur siang sepuasnya deh." Gumamnya begitu bahagia.
Tetapi ketika mengingat kembali soal hukuman yang begitu banyak, sepertinya bayangan tidur siang yang begitu nyenyak hancur berantakan oleh 20 soal tugas yang guru tampan itu berikan.
"Argh! Nyebelin," gumam Aleta.
"Oke baiklah Aleta Lauren, lebih baik sekarang kamu cepat pulang lalu kerjakan semua tugas tersebut dengan penuh rasa syukur! "
Hish!
Meskipun kesal, tapi ya mau bagaimana lagi.
Perintah guru tersebut tidak bisa dibantah.
"Langsung pulang?" Mentari bertanya saat melihat Aleta sudah siap untuk pulang, berbeda dengan dirinya yang nampak santai.
Bahkan buku nya masih berserakan di atas meja nya.
"lya nih mau ngerjain tugas dari guru gila tadi. Kamu gak langsung pulang?" Tanya Aleta.
"Duluan aja, aku ada urusan nih." Bisik nya.
Mentari tidak mungkin kan memberitahukan jika Kevin mengajaknya untuk bertemu siang ini.
"Tumben punya urusan, biasanya luntang-lantung gak jelas," Aleta terkekeh lucu ketika Mentari hampir melemparinya dengan buku.
"Dasa bule sialan! " batin Mentari.
"Sembarangan! Aku mau ketemuan nih sama seseorang," jawab Mentari.
What? Tumben sekali seorang Mentari mau merespon ajakan seseorang.
Padahal yang Aleta tahu, sahabat nya itu adalah perempuan ter-cuek yang pernah dikenalnya.
"Luar biasa! Siapa orang yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk mengobrol dengan seorang Mentari yang judes ini, seorang cewek yang super cuek? Pasti ketiban hoki tuh orang."
"Ish lebay deh. Aku juga gak tahu dia beneran apa enggak nyuruh aku nunggu di parkiran, tapi kalau sampai tuh orang mainin aku-"
"Jangan galak-galak, kasihan yang antri jadi pacar kamu pada takut haha," Ledek Aleta.
"Bodo amat!" Jawab Mentari tak peduli.
Aleta hanya tertawa, kemudian memakai tas nya untuk bergegas pulang karena 20 tugas yang guru tampan itu berikan sudah tidak bisa diam ingin cepat di selesai kan.
"Ya udah, aku pulang duluan ya. Kamu hati-hati, kasih kabar kalau udah jadian."
Sebenarnya Aleta tahu siapa orang yang akan mengajak Mentari untuk bertemu, namun Aleta tidak mau membuat Mentari menjadi malu lalu akhirnya ia tidak mau menemui seseorang itu.
"Ih Aleta kamu tahu ya?" Tebak Mentari.
"Enggak!" Sangkal nya. Aleta melambaikan tangan ketika sudah keluar kelas, gadis itu menoleh dan menjulurkan lidahn ya meledek.
"Bohong! Itu ngomong kayak gitu woy!" Teriak Mentari.
Sesuai permintaan pemuda yang tadi siang memintanya untuk menunggu diparkirkan, Mentari sudah berdiri disana dengan raut wajah nya yang sedikit kesal.
Gadis itu mengibaskan tangannya, cuaca yang sangat terik membuat gadis berpostur tinggi itu kegerahan.
Beberapa kali ia melihat jam yang melingkar padakali ia melihat jam yang melingkar pada tangannya, ternyata sudah 10 menit ia berdiri di sana namun pemuda itu belum terlihat juga.
"Ngerjain gue doang nih kayak nya," ucap Mentari kesal.
Dan akhirnya Mentari memutuskan untuk pulang saja, tidak perduli jika pemuda itu marah atau pun tidak, Mentari benar-benar merasa dibodohi sekarang.
Namun saat Mentari akan pergi, tiba-tiba pemuda tersebut datang dan menghalangi langkah nya.
"Mau kemana sih?" Tanya nya.
"Kamu lama. Aku udah nunggu lebih dari 10 menit ya disini, mana panas banget lagi." Keluhnya.
Kevin, menarik tangan Mentari untuk duduk diatas kap mobil nya.
Pemuda tersebut mengeluarkan dua minuman dingin dari dalam tasnya dan memberikannya.
Dia menjelaskan alasannya telat datang karena ada urusan dengan anak-anak team basket tadi.
"Maafin aku ya, tadi mendadak banget," ucap nya.
"Ya!"
"Jangan marah dong."
"Biasa aja!"
Kevin terkekeh pelan, ternyata lucu sekali gadis cuek ini.
Kenapa ia sampai tidak sadar jika keluarga mereka sangat dekat.
Kalau tahu kan, Kevin sudah dari dulu mendekatinya.
"Kenapa ketawa?" Tanya Mentari.
"Kamu lucu!"
"Gak jelas banget!"
Mentari bertambah kesal ketika Kevin terus menatapnya, ia mencoba bangkit namun lagi-lagi Kevin menarik tangan nya.
"Aku belum ngomong tujuan aku loh Tar, jangan kemana-mana."
"Ya udah mau ngomong apa?"
"Aku-" Kevin merasa gugup.
Aduh! Kenapa Mentari yang deg-degan sih. Sebenarnya apa yang akan Kevin katakan pada nya.
"Malam Minggu ada acara gak? Aku mau ajak kamu keluar," ucap Kevin lantang meskipun ia merasa gugup karena ini baru pertama kali nya ia mengajak seseorang untuk keluar bersama.
DEG!
Kira kira setuju gak ya bestie Mentari nya?
Jangan lupa koment.
Lanjut di bab selanjut nya ya bestie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nining Wahyuningsih
setuju banget mentari keluar malam Minggu
2023-06-08
2