Lanjut.
Kenapa setelah sekian lama ia harus mendengar nama itu lagi.
Nama perempuan yang sudah mengkhianati nya sedemikian rupa beberapa tahun yang lalu.
"Suruh dia menunggu di ruangan saya. Sebentar lagi saya akan kesana. Kamu dampingi dia, jangan sampai wanita itu mengacau di sana apalagi sampai menyentuh barang barang pribadi saya!" Ucap Azzam dengan tegas.
Sekretaris Alia: '' Baik pak!''
" Kalau dia gak bisa diem kamu bisa langsung seret dia minta bantuan satpam jika kamu kualahan. "
Sekertaris Alia: ''Baik pak.''
"Mau apalagi perempuan sialan itu ingin menemui ku," ucap Azzam setelah sambungan telpon nya terputus.
" Menyusahkan saja!" Lanjut nya.
Dengan kecepatan tinggi Azzam melajukan mobil nya, ia ingin cepat sampai kantor untuk menemui mantan kekasih nya itu.
Untung saja jalanan tidak terlalu macet, sehingga ia bisa lebih cepat untuk sampai ke kantor dari biasa nya.
"Dimana wanita itu?" Tanya Azzam dingin saat sudah berada di depan ruangan nya.
"Didalam pak!" Jawab sekertaris Alia.
"Kenapa kamu tidak menemaninya,'' ucap Azzam dingin.
Sebenarnya Alia sudah menemani nya, namun diri nya di usir begitu saja oleh wanita tersebut dan malah mengunci pintu nya dari salam.
Beberapa kali Alia mengancam wanita tersebut, namun tidak di dengar sama sekali.
" Saya sudah menemani nya pak bahkan saya sudah mengancam nya tapi dia malah mengusir saya dan mengunci pintu ruangan bapak dari dalam, " jelas Alia.
"AMANDA BUKA PINTUNYA!" Teriak Azzam murka. Azzam benar-benar tidak bisa menahan emosi nya lagi kali ini.
Jika saja dia adalah seorang lelaki, sudah pasti ia akan memukul nya sampai babak belur tanpa ampun.
Kalau perlu sampai mati sekalipun ia tak peduli.
Ketika pintu itu terbuka, wanita itu langsung memeluk nya begitu erat.
Wanita itu mulai terisak, mengucapkan permintaan maaf beberapa kali sampai akhirnya Azzam melepaskan pelukan wanita itu secara paksa, ia baru berhenti menangis.
"Sayang!" Ucap perempuan tersebut.
"Mau apalagi kamu kesini?" Tanya Azzam dingin.
"Sayang, aku benar-benar ingin meminta maaf kepada mu," jawab nya dengan masih menangis.
"Maaf?" Tanya Azzam.
Amanda mengangguk pasti dan ia tersenyum dengan manis nya tapi percaya lah Azzam jijik melihat nya.
Mendengar nya saja Azzam ingin sekali muntah. "Setelah tiga tahun berlalu kau baru meminta maaf sekarang? Kemarin kamu kemana saja, bahkan saat aku membutuhkan penjelasan pun kamu menghilang begitu saja!" Imbuh nya.
Amanda mencoba mendekati Azzam dengan gaya menggoda dengan membusung kan da*a nya namun dengan keras Azzam menahannya.
"Jaga sikap mu Amanda atau akan ingin di seret saat ini juga!"
"Sayang please aku sungguh menyesal, Antonio dia-"
"STOP! "
Belum juga Amanda menyelesaikan ucapan nya Azzam sudah berteriak dengan kencang.
"Jangan pernah kau sebut nama pria brengsek itu di dalam kantor ku!"
"Maaf," ucap Amanda kaget.
"Meskipun beribu maaf telah kau ucapkan, semua itu tidak akan bisa mengembalikan kepercayaan ku lagi Amanda!" Jawab Azzam.
"Tetapi aku benar-benar menyesal-"
Cih!
"Menyesal? Omong kosong apa yang kau bicara kan!"
"Dengarkan ucapan saya baik-baik! Saya sudah tidak perduli apapun lagi tentang kamu. Lebih baik kamu pergi sekarang sebelum saya benar-benar tidak bisa mengendalikan emosi saya karena-" Azzam sengaja men-jeda sejenak kalimat nya.
" Karena apa? " tanya Amanda.
"Karena saya tidak akan pernah memandang gender jika saya sudah marah. Paham?!" Azzam berteriak di depan wajah Amanda yang sedari tadi menangis.
"Please sayang, maafkan aku," Amanda masih belum menyerah, kini wanita itu bersimpuh di hadapan Azzam dengan terus memohon pria itu untuk memaafkan nya.
Tapi sayang nya itu tidak berhasil.
"Saya bilang keluar!" Bentak nya sekali lagi, namun Amanda tidak mendengarnya sama sekali.
" Sayang aku mohon maaf kan aku. "
" Aku berjanji akan setia kali ini. "
" Mari kita mulai semua nya dari awal. "
" Merajut cinta kita yang tertunda karena aku yakin kita masih bisa menyempurnakan kisah cinta kita tanpa adanya orang ke tiga. "
" Aku mohon beri aku kesempatan sayang. "
" Aku masih mencinta mu dan aku juga yakin jika kau juga masih mencinta ku. "
Mendengar itu Azzam hanya tersenyum mengejek.
" Percaya diri sekali anda nona, " ucap Azzam pada akhir nya.
Karena tidak tahan akhir nya Azzam menelpon keamanan untuk mengusirnya, meskipun Amanda terus menjerit menolak untuk pergi, Azzam sudah tidak perduli.
" Mengganggu saja, " ucap Azzam.
Setelah Amanda di seret dengan paksa Azzam memilih untuk duduk di kursi kebesaran nya.
Karena kedatangan mantan kekasih nya tadi, mood Azzam Al Fahrizal menjadi hancur.
Beberapa pegawai kantor nya menjadi korban amukan nya, meskipun kesalahan kecil sekalipun. Azzam mengambil hand phone nya, untuk menelpon seseorang untuk datang ke ruangan nya.
"Keruangan saya sekarang!" Sebuah perintah yang tidak boleh di bantah sedikitpun, atau seorang Azzam Al Fahrizal akan kembali mengamuk seperti saat memarahi pegawainya tadi.
Di sebrang sana orang tersebut mendesah kesal. Laporan yang berserakan di atas meja nya terpaksa harus diri nya simpan dulu karena perintah sang bos lebih penting dari apapun.
"Oh ya tuhan. Kenapa aku harus bekerja pada orang yang begitu menyebalkan. Kalau saja dia adalah bawahan ku, udah pasti gue ajak gelud tuh anak!" Kesal pria berdarah jawa tersebut.
Dia adalah Andra, orang yang menjadi tangan kanan kepercayaan se orang Azzam Al Fahrizal. Tidak hanya itu, Andra juga merupakan sahabat dekat Azzam yang sudah di kenal nya saat mereka masih kecil.
Tidak salah jika Azzam begitu mempercayakan semua nya kepada nya.
"Dipikir kerjaan gue gak banyak apa, bener-bener ya punya atasan gak ada ahlak sama sekali. Nyebelin! Sama kayak bapak nya," dumel Andra kesal.
Pria itu terus mengomel, mengacuhkan beberapa karyawan yang menyapanya.
Tidak seperti biasa nya jika biasa nya Andra akan ramah pada semua orang tapi tidak untuk hari ini.
"Gila loe?" Ledek salah seorang teman nya karena melihat Andra terus mengomel sendiri.
"Iya bos lo yang gila!" Sahut nya ketus.
"Wah parah lo," jawab nya.
"Biarin gue kesel!"jawab Andra.
Setelah sampai didepan ruangan bos nya yang maha benar dan maha menyebalkan itu, Andra langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk ataupun permisi terlebih dahulu.
Meskipun Alia sering menegurnya, namun Andra tidak perduli.
Dan Azzam sudah hafal dengan kelakuan sahabat nya itu.
Mau marah pun percuma karena tidak akan di dengarkan sama sekali
Percuma kan marah sama payung
Payung apa patung sih hahahaha.
Pria yang sedang duduk di singgasana nya itu menoleh, menatap Andra dengan datar tanpa ekspresi apapun seperti biasa nya.
"Tidak bisakah untuk mengetuk pintu terlebih dahulu?" Tegur Azzam ketika melihat tangan kanannya sudah duduk di hadapannya.
Beberapa kali Azzam menegurnya, namun pria tersebut tidak pernah mendengarkannya. Memang kurang ajar sekali dia.
sini bab terakhir untuk hari ini ya besti. jangan lupa dukung nya terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Pinky
Azzam 💞💞
2023-09-07
1