Lanjut bestie.
Azzam merasa sangat cemas saat melihat keadaan Aleta tak sadar kan diri.
Tapi ia juga merasa bangga karena menurut nya Aleta kecil kecil cabe rawit untuk nya.
Bagaimana bisa se orang anak kecil bisa mengalahkan tiga orang preman sampai tumbang dan Azzam juga melihat jika tubuh mereka semua besar besar ya meksipun itu bukan otot melainkan lemak di mana mana.
Tapi tetep aja Aleta bisa di katakan wow untuk tenaga nya yang kecil itu.
Azzam bahkan beberapa kali terdengar mengumpat ke arah depan.
Siapa lagi kalau bukan Andra.
Bagi nya Andra terlalu lelet membawa mobil tapi percayalah mobil itu sudah sangat cepat Andra pun mengendarai mobil itu seperti kesetanan tapi dengan gaya yang tenang berbeda dengy Azzam yang terlalu bar bar untuk malam ini.
Andra yang ingin protes karena sering kali mendapat kan kata tak enak dari bos nya itu tapi tak andra lakukan karena ia tahu jika bos nya itu sedang khawatir pada gadis yang ia dekap tersebut.
Setelah sampai di rumah sakit terdekat, Azzam langsung berteriak-teriak memanggil suster dan langsung saja Aleta mendapat kan pertolongan pertama di dalam IGD.
Untung saja masih ada dokter yang berjaga, sehingga mereka tidak perlu mencari rumah sakit lain.
Sementara dokter sedang memeriksa, mereka terlihat sedang menunggu diluar.
Andra terus menerus memperhatikan bos nya yang tidak seperti biasa nya.
Azzam yang ia kenal sudah tidak ada lagi.
Tidak ada lagi Azzam yang cuek dingin yang andra lihat saat ini hanya se orang laki-laki yang sangat menghawatirkan seseorang andra ingin bertanya tapi ia paham ini bukan waktu yang pas maka dari itu ia memendam nya sampai waktu yang tidak bisa di tentukan.
Dan setelah beberapa menit dokter itu keluar
"Bagaimana keadaan nya dokter?" Tanya Azzam.
Dokter tersebut sempat terkejut ketika suster mengatakan jika kedua pria di hadapannya adalah orang-orang berpengaruh di negara itu.
Lantas dengan hati-hati dia mulai menjelaskan keadaan gadis yang di yakini adalah kekasih salah satu dari kedua pria di hadapannya itu.
"Gadis tersebut tidak apa-apa tuan. Dia hanya mengalami shock karena pukulan benda tumpul pada bahunya lumayan keras, sehingga membuat nya pingsan. Lalu terdapat beberapa luka lebam karena sepertinya gadis itu sempat bertarung mungkin?" Jelas nya.
" Hem aku udah tau kalau itu ," ucap Azzam.
Tidak heran, bahkan gadis itu telah bergelar sabuk hitam dalam olah raga taekwondo.
Dan pernah beberapa kali menjuarai pertandingan internasional.
"Yang pasti saya melihat beberapa luka tinjuan pada lengan kanan nya." Ujar dokter tersebut.
Kedua nya mengangguk paham atas penjelasan sang dokter.
"Terima kasih dokter," ucap Andra karena tak mungkin se orang Azzam mengucap kan terima kasih.
"Sama-sama. Baiklah kalau begitu, jika kekasih anda sudah siuman tolong beritahu saya secepatnya."
" Kekasih?" gumam Azzam.
"Baik," jawab Azzam meskipun ia bingung.
Setelah dokter tersebut pergi, pria yang sudah menggendong gadis itupun masuk untuk melihat keadaannya.
Sedangkan pria yang menyetir tadi, dia pergi untuk mengurus administrasi nya terlebih dahulu.
Beberapa luka lebam pada lengan gadis yang sedang terbaring belum sadarkan diri itu membuat nya meringis ngilu.
Disentuh nya dengan perlahan dan penuh kehati-hatian luka tersebut, lalu mengoleskan obat gel agar luka tersebut tidak semakin membengkak.
"Kamu gak mau bangun?" Ucapnya.
Tangannya dengan telaten mengobati beberapa luka lainnya.
"Jangan so jagoan jadi perempuan. Meskipun kamu bergelar sabuk hitam sekaligus, tetapi jika melawan ke Lima pria sekaligus, kamu akan kewalahan."
"Untung saja aku datang tepat waktu. Kalau tidak, mungkin aku akan menjadi orang paling menyesal disini."
Tergambar jelas dalam sorot matanya, pria itu terlihat sangat khawatir.
"Ini ponsel gadis itu, tadi orang bengkel yang nganterin nya kesini,'' ucap Andra setelah masuk.
Pria yang sedang mengoleskan saleb itu menoleh, lalu mengambil ponsel tersebut dan mengeceknya.
"Baterai nya abis, mungkin itu penyebab dia gak bisa menghubungi siapapun," Imbuhnya.
"Gimana, udah beres semua?" Lanjut nya.
"Udah, losantai aja."
"Thanks Ndra."
"Kayak sama siapa aja."
Kedua nya terkekeh sambil menikmati minuman yang di bawa nya tadi.
"Lo kenal dia?" Tanya Andra ragu-ragu.
"Murid gue," jawab Azzam.
APA? Jadi ternyata gadis itu adalah murid nya. Pantas saja bos nya dengan sigap menolong.
"Serius?" Tanya nya.
"Ya!"
Oh astaga ternyata dugaannya benar, bos nya belum mengetahui jika gadis tersebut adalah anak dari rekan kerja bisnis nya.
Lalu apakah sekarang dia harus memberitahukan nya atau membiarkannya saja?.
"Kalau mau pulang bawa mobil gu," ucap Azzam.
"Terus lo?"
"Gue mau nungguin dia siuman dulu, nanti biar gue telpon supir buat jemput."
"Beneran nih?"
"Iya!"
Sudah setengah jam semenjak Andra pulang, Azzam kembali menghampiri Aleta karena melihat pergerakan dari gadis tersebut.
Baru saja Azzam akan memberitahukan kepada dokter, namun Aleta lebih dulu sadar.
"Aduh sakit banget." Keluh gadis yang berusaha bangun, namun dengan cepat Azzam menahannya dan menyuruhnya untuk tetap tidur.
"Kalau masih sakit jangan bangun dulu," ucap Azzam.
Aleta membelalak dengan mulut yang terbuka lebar.
Bagaimana ini, janji jika yang menolongnya adalah laki-laki akan ia nikahi langsung berputar-putar dalam ingatannya.
Aleta sendiri sih mau jika disuruh menikah dengannya, namun bagaimana dengan pria yang sedang duduk dihadapannya itu, apakah dia juga mau?.
"Kamu?"
Aleta mencoba meneliti lebih jeli lagi jika yang dilihatnya benar-benar guru nya, siapa tahu saja penglihatannya terganggu setelah bertarung tadi dan mudah-mudahan saja ini adalah mimpi.
"Ya." Sahutnya.
"Aduh! " Ucap Aleta dengan menepuk kepala nya.
Azzam terlihat bingung dengan perilaku muridnya. Apakah ia tidak ingat dengan semuanya sehingga gadis itu terus menepuk-nepuk kepalanya? Lantas dengan cepat Azzam beranjak dari duduk nya untuk memanggil dokter.
"Bapak mau kemana?" Tanya nya ketika melihat pria tersebut berdiri.
"Panggil dokter," ucap nya.
"Untuk apa?"
"Kamu amnesia kan? Tanya nya.
"HA?
Hampir saja Aleta tertawa dengan kepolosan pria yang menyangka nya amnesia.
Dirinya saja masih ingat jika pukulan tersebut mendarat pada bahu nya bukan kepala nya, lantas dari mana amnesia itu terjadi? Lucu sekali.
"Sebentar ya saya panggilkan dokter dulu."
"Gak usah pak."
Pria itu berhenti saat tangan nya sudah menyentuh handle pintu, kemudian berbalik saat Aleta menahan nya.
"Saya masih ingat siapa bapak ko."
"Siapa?"
"SEBLAK" Oops!
"M-maksud saya pak Azzam, hehe." Untung saja Azzam tidak terlalu mendengar nya.
Azzam kembali duduk di hadapan muridnya.
"Syukurlah saya pikir kamu tidak ingat semuanya."
"Saya hanya memastikan saja jika yang saya lihat benar-benar bapak," jawab Aleta.
"Memangnya kamu pikir saya siapa?"
"Jodoh saya, pak!"
Namun kalimat tersebut hanya bisa terucap dalam hati nya.
Aleta tidak seberani itu walau hanya bercanda dengan nya.
"Mmm, bapak yang tolong saya?" Lebih baik Aleta mengalihkan pembicaraan saja, dari pada diri nya semakin terpancing untuk mengatakan hal yang akan membuatnya malu.
"Iya, kenapa?"
"Mau nikah sama saya gak?"
Kenapa sih dengan pikiran Aleta, kenapa menjadi tidak tahu malu sekali kalau sampai dia menjawabnya seperti itu.
Mau di taruh dimana wajah nya!
"Enggak apa-apa. Terima kasih ya."
"Hem, " jawab Azzam.
Jangan lupa dukungan nya ya bestie sampai ketemu besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nyoman Wirati
langsung tancap Aleta...
2024-01-08
0
Pinky
Udah bab ke 19 aja
2023-09-07
1