Malam kembali datang dengan langit yang begitu cerah, dipenuhi oleh bintang serta satu cahaya bulan yang bersinar terang malam ini. Angin berhembus pelan dan terasa lembut, dingin. Cuaca di malam ini sangatlah cerah, bahkan tidak terlihat adanya awan yang menutupi ribuan bintang di langit malam ini.
Pangeran kedua atau Altezza terlihat sedang bersantai di kamarnya, duduk di atas ranjangnya, dan asyik kembali membaca buku cerita yang ia pinjam dari perpustakaan kerajaan beberapa waktu yang lalu. Ketika dirinya sedang asyik membaca, suara ketukan pintu terdengar jelas, dan tanpa menunggu lama ia mengizinkan siapapun yang mengetuk untuk masuk.
Laki-laki yang mengetuk pintunya rupanya adalah pengawal pribadinya yakni Kenan. Meskipun mulai siang tadi ia diberikan libur serta kebebasan untuk menggunakan waktu luang oleh Ratu. Namun sepertinya hal tersebut sangat sulit dilakukan bagi Kenan yang sudah terbiasa menjalankan tugasnya sebagai seorang pengawal yang hampir selalu dekat dengan tuannya.
"Duduklah ...!" pinta Altezza kepada Kenan, kemudian dituruti langsung oleh laki-laki berseragam kesatria itu, duduk di sebuah bangku di meja belajar milik pangerannya.
"Apakah kau membawa kabar atau informasi menarik?" tanya Altezza, menghentikan sejenak aktivitas membacanya, dan menatap Kenan dengan iris mata tajam serius.
Kenan langsung menjawab dengan lugas, "kabar atau informasi dari penjara bawah tanah, sepuluh bandit yang berhasil kita amankan tadi siang, ternyata mereka tervalidasi berkomplotan dengan tiga orang pelaku perampokan beberapa waktu lalu."
"Namun sayangnya, mereka tidak ada kaitannya dengan tiga orang pembunuh bayaran yang sempat mengacau kemarin malam," lanjut Kenan, melaporkan apa yang telah ia ketahui, karena dirinya baru saja selesai menyimak serta mendengarkan apapun ketika berada di penjara bawah tanah bersama dengan Raja serta pangeran pertama yaitu Welt, dan beberapa ahli sihir serta penjaga kerajaan lain yang terlibat dalam interogasi para bandit.
Mendengar hal tersebut, Altezza merasa itu bukanlah kabar yang baik. Sebenarnya itu juga termasuk kabar baik, karena sepuluh orang bandit itu telah diketahui memiliki keterkaitannya dengan tiga orang ahli sihir yang sempat merampok toko permata kemarin siang. Namun terdapat juga kabar buruknya, yaitu ternyata sepuluh orang bandit yang tertangkap tidak ada kaitannya dengan tiga orang pembunuh bayaran yang datang kemarin malam, dan sempat berhadapan langsung dengan Altezza.
"Kalau kabar dari luar? Apakah hari ini kau sempat berjalan-jalan, dan mendengar sesuatu ketika kau menikmati waktumu untuk berjalan-jalan?" tanya Altezza, berusaha mencari tahu beberapa hal lagi. Namun sayangnya Kenan menjawab dengan menggelengkan kepalanya, "tidak, tidak ada sama sekali, Yang Mulia."
"Oh iya, hampir saja saya lupa!" Kenan tiba-tiba memberikan sebuah surat kepada Altezza, "Baginda Raja menitipkan ini kepada saya untuk disampaikan kepada anda, Yang Mulia. Beliau ingin anda membacanya," ucapnya.
Altezza menerima surat tersebut, dan kemudian langsung membukanya, membaca surat yang ditulis dengan tulisan tangan itu. Beberapa saat setelah membaca, pangeran muda itu terlihat menghela napas berat dan berkata, "merepotkan ...!"
"Ada apa, Yang Mulia?" tanya Kenan, penasaran.
Altezza langsung memberikan surat yang sudah ia buka dan baca itu kepada Kenan, "baca saja sendiri ...!"
Kenan kembali menerima surat tersebut, dan kemudian melakukan apa yang diperintahkan oleh pangerannya, membaca surat yang tidak terlalu panjang itu, isinya cukup singkat namun padat menyampaikan apa yang ingin disampaikan.
"Dansa? Anda memangnya bisa berdansa? Lalu ... Baginda juga ingin anda mencari pasangan untuk berdansa?" Kenan terlihat tersenyum-senyum, menyimpan rasa ingin tertawa, apalagi ketika melihat pangeran muda itu mengeluh kesal dan sebal, terlihat tidak suka dengan hal tersebut.
Altezza membatasi kembali halaman yang sudah ia baca, dan kemudian menutup buku ceritanya sembari mengeluh, "18 tahun aku hidup, aku tidak ingat apakah aku pernah berdansa atau tidak."
"Lalu, apakah anda menolak untuk hadir?" tanya Kenan, menatap pangeran muda yang terlihat sedang memiliki suasana hati yang buruk itu.
Altezza menggeleng dan menjawab, "tidak bisa, mau tidak mau aku harus melakukan seperti apa yang disuruh, karena tempat yang akan digunakan untuk pesta adalah istana ini," jawabnya, terlihat sangat terpaksa untuk menuruti apa yang diminta oleh ayahnya, melalui surat tersebut. Pangeran muda itu kemudian terlihat menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, dan terlihat sedang memiliki suasana hati yang cukup buruk setelah membaca surat tersebut.
"Mungkin anda bisa membicarakannya dengan Yang Mulia Ratu? Siapa tahu, ada beberapa hal yang bisa dinegosiasikan," cetus Kenan, mencoba untuk memberikan saran.
Altezza mengangguk mendengar saran tersebut, "baiklah, besok saja," jawabnya kemudian lanjut berkata, "sekarang kembalilah ke kamarmu, dan beristirahat! Besok, temani aku untuk mencari pasangan!"
Kenan terkekeh kecil mendengar kalimat terakhir yang dikatakan oleh pangeran itu, "oke! Siap, Yang Mulia!" sahutnya, berdiri dari kursi tersebut, dan kemudian memberikan hormat dengan menundukkan kepalanya.
"Jangan ketawa-ketawa, ya! Sudah sana!" sahut Altezza, menatap tajam dan kesal ke arah Kenan.
"Baik, Yang Mulia! Izin meninggalkan ruangan," ucap Kenan, tersenyum, menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat, dan kemudian beranjak pergi dari kamar pangerannya setelah diizinkan.
***
Suasana malam yang begitu tenang, sunyi dan sepi. Semua orang di kerajaan sudah berada di masing-masing kediaman mereka, meskipun ada beberapa yang masih beraktivitas di bawah taburan bintang di langit malam ini. Namun rata-rata orang sudah berisitirahat, tidur dan siap untuk bermimpi indah di malam ini.
Halaman samping istana terlihat sangat sepi dan sunyi, tidak ada seorangpun di sana. Bahkan di taman samping itu hanya terdapat seekor elang berwarna putih yang baru saja dibawa serta diselamatkan oleh Altezza tadi siang. Elang itu berdiam diri di dalam sangkar yang cukup besar dan luas, bahkan saking besarnya sangkar tersebut, lima orang dewasa mungkin bisa masuk ke dalamnya.
Burung elang itu hanya berdiam, hinggap dan berdiri dengan gagah di atas sebuah ranting yang disediakan di dalam sangkarnya. Iris matanya yang berwarna kuning kecokelatan terlihat sangat tajam layaknya elang seperti biasanya. Kedua kaki yang cukup besar dan kekar, dengan kuku-kuku yang tajam, serta daya cengkeram yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Paruh berwarna hitam dengan ujung tajam melengkung ke bawah.
Seekor elang berwarna putih itu hanya diam di dalam sangkarnya, hingga sebuah angin berhembus lembut ke dalam sangkar. Namun anehnya ketika angin tersebut berhembus ke dalam sangkar, hembusan angin itu seolah menghilang ketika menabrak tubuh elang putih tersebut, seolah diserap begitu saja. Beberapa saat kemudian, hembusan angin lembut kembali muncul, dan secara tiba-tiba mengelilingi serta melapisi seluruh tubuh dari elang itu. Di saat itu juga secara tiba-tiba, ikatan pita perban yang diberikan oleh Caitlyn terlepas, dan anehnya kedua sayap yang sangat lebar itu perlahan terbuka serta terangkat. Luka pada sayap kanan elang tersebut seolah menghilang, atau sembuh begitu saja, sesaat setelah angin yang berhembus lembut itu mengelilingi serta melapisi tubuhnya.
Ikatan pita perban berwarna merah yang terlepas perlahan jatuh ke bawah. Elang putih itu dapat kembali mengepakkan kedua sayapnya yang lebar, terbang dan hinggap, menempel pada pintu sangkar dengan kedua kakinya yang kekar. Paruh melengkung miliknya beberapa kali mematuk sebuah besi yang mengunci dirinya di dalam sangkar.
Unggas raksasa itu terlihat lihai dan pandai sekali, tidak seperti elang hutan biasanya. Dengan mudahnya, elang itu melepaskan sebuah besi yang mengunci dirinya, dan kemudian berhasil membuat pintu sangkar yang terbuat dari besi terbuka lebar. Terlihat tidak ingin menunggu waktu lama, elang putih itu segera mengepakkan kedua sayapnya yang sangat lebar, terbang dengan senyap dan cepat keluar dari dalam sangkar, menuju ke pepohonan yang ada di tepi taman, sebelum akhirnya benar-benar menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Wineta
cpt bngt, sembuh dalam semalam😮
2023-05-17
1
Nana
+1 vote buat kak author favorit 🥰🙈
2023-05-17
4
read
yah berarti bandit² itu beda sama 3 pembunuh bayaran kmrn 😖
2023-05-17
4