Salah Satu Kewajiban #9

Altezza masuk ke ruang singgasana Raja, dan kemudian menghadap tepat di depan singgasana. Di sana terlihat Raja Aiden yang duduk di singgasananya bersama dengan Ratu Caitlyn yang duduk di sisinya. Raja terhormat itu sepertinya berhasil dibuat menunggu sepuluh menit oleh putra bungsunya. Welt saja yang pangeran pertama kerajaan tidak berani dan tidak pernah membuat Raja menunggu, ketika pria itu dipanggil oleh Raja, ia akan langsung bergegas untuk menghadap. Begitu pula oleh orang-orang di istana dan kerajaan ini, tidak ada yang berani membuat Raja menunggu. Namun hal itu tidak berlaku bagi Altezza, yang justru terlihat santai dan tenang, bahkan ia dengan santainya membuat Sang Raja harus sabar menunggu dirinya.

Raja Aiden hanya menghela napas, sabar. Sikap putra bungsunya memang sudah seperti itu sejak menginjak usia remaja. Raja sama sekali tidak marah, atau lebih tepatnya tidak bisa marah, karena ketika ia melihat putra bungsunya, seolah ia sedang bercermin kepada dirinya sendiri ketika masih masa remaja.

"Ada apa memanggil saya, Yang Mulia?" tanya Altezza, berdiri di depan Raja dengan sikap tenangnya.

"Apa yang kau katakan semalam ternyata benar, tepat pagi buta tadi para penyihir kerajaan menangkap dua pelaku yang sempat melarikan diri kemarin malam, dan mereka telah diinterogasi berjam-jam oleh Welt serta beberapa ahli sihir kerajaan. Hasilnya ... membuktikan sesuai dengan yang kau katakan." Raja Aiden langsung berbicara kepada topik inti dari pembicaraan, tidak ingin terlalu berbasa-basi karena dirinya sudah dibuat menunggu lama.

"Aku memang tidak berbohong, angin tidak bisa dan tidak akan pernah berbohong," sahut Altezza, berbicara dengan intonasi tenang.

"Ada beberapa hal yang mungkin belum kau ketahui, dan ini merupakan hasil dari interogasi para pelaku. Mereka mengatakan kalau mereka memiliki tempat persembunyian di Barat Perbukitan Pesisir."

"Melihat kondisi dirimu yang terlihat sudah sangat baik pagi ini, aku akan mengutusmu bersama dengan beberapa prajurit untuk pergi ke sana. Bisakah kau menerima perintah pengutusan ini, putraku Altezza?"

Raja Aiden kemudian kembali berbicara beberapa hal, dan berakhir pada kalimat yang menjerumus ke arah pemberian tugas pengutusan kepada Altezza. Keluar dari benteng kerajaan, tentu adalah keinginan Altezza. Ia pun menatap tajam dan serius Raja di hadapannya, dan kemudian langsung menjawab sembari menundukkan kepalanya, "saya siap menerimanya ...!" jawabnya lugas dan tegas.

Raja Aiden tersenyum, apalagi ketika melihat semangat yang membara dari ekspresi wajah tenang putra bungsunya. Setelah menyampaikan hal pertama, Raja itu kembali beralih topik dan ingin menyampaikan hal kedua yang ingin ia sampaikan.

"Belum selesai, ada hal kedua yang ingin ku sampaikan padamu," ucap Aiden, lugas dan terkesan tegas dengan wibawanya sebagai seorang Raja.

"Berhubung sebentar lagi kita akan memasuki musim gugur, Kerajaan Zephyra terpilih untuk menjadi tuan rumah dari pesta musim gugur yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Akan ada banyak bangsawan kerajaan dari seluruh penjuru negeri yang datang, jadi aku sangat mengharapkan kehadiranmu di pesta tersebut tanpa adanya alasan apapun itu."

Seketika wajah semangat Altezza perlahan luntur saat mendengar kabar soal pesta musim gugur yang akan dilaksanakan di kerajaannya. Pesta musim gugur adalah pesta yang diadakan secara rutin hampir setiap tahunnya, dan biasanya di pesta tersebut akan datang para bangsawan dari berbagai kerajaan berbeda. Lokasi dari pesta itu juga tidak selalu menetap pada satu kerajaan saja, biasanya bergantian dan berpindah-pindah, memberikan kesempatan kepada kerajaan lain untuk menjadi tuan rumah dari pesta yang akan meriah itu, dan pesta kali ini akan menjadikan Kerajaan Zephyra sebagai tuan rumah.

Raja Aiden terlihat tegas ketika berbicara mengenai keikutsertaan putra bungsunya pada acara besar itu, karena di acara-acara yang hampir sama di tahun-tahun sebelumnya, Altezza hampir tidak selalu hadir bahkan enggan untuk hadir. Namun pada kesempatan kali ini, apalagi menjadikan Kerajaan Zephyra sebagai tuan rumah, tentu itu akan menjadi kesempatan yang besar bagi Altezza untuk bisa hadir, tanpa adanya alasan apapun itu.

"Cukup hadir? Baiklah, aku akan hadir di pesta tersebut ...!" ucap Altezza, dengan raut wajah datar, kurang bersemangat dengan kabar tersebut.

"Putraku, ini juga akan menjadi kesempatan besar bagimu untuk mencari pasangan hidup, jadi jangan sia-siakan kesempatan tersebut ...!" lanjut Aiden, berbicara serius mengenai hal yang bersangkutan dengan masa depan putranya.

Altezza semakin dibuat kurang bersemangat, apalagi jika topik pembicaraan sudah mulai menyangkut-pautkan ke arah pencarian pasangan hidup atau tunangan. Tentu hal itu juga menjadi salah satu kewajiban seorang pangeran untuk segera mencari tunangan setelah ia memasuki usia remaja bernajak dewasa. Namun rupanya adat atau peraturan atau bahkan kewajiban yang bersangkutan dengan hal itu tidak terlalu disukai oleh Altezza sendiri.

"Izin meninggalkan ruangan, aku akan mempersiapkan diri untuk segera berangkat ke Barat Perbukitan. Terima kasih ...!" cetus Altezza, berbicara dengan cepat, menundukkan kepalanya memberikan hormat, dan kemudian segera beranjak tanpa mendengar atau menunggu Raja Aiden mengizinkannya.

Altezza berjalan keluar dari ruang singgasana tanpa berkomentar atau berbicara lebih lagi, dengan ekspresi wajah yang terlihat cukup kesal. Kenan yang dari tadi menunggu tepat di sebelah pintu, langsung ikut beranjak, dan mendampingi tuannya ke manapun dia pergi.

"Sayang, sepertinya kau terlalu memaksakan untuk berbicara seperti itu padanya," ucap Ratu Caitlyn dengan intonasi lemah lembut kepada suaminya, setelah menyaksikan semua itu, terlebih dirinya tahu apa yang Altezza rasakan ketika mendengar Raja Aiden berkata mengenai pencarian pasangan hidup. Sebagai seorang ibu, dirinya tahu betul bagaimana karakteristik anak-anaknya, salah satunya adalah Altezza.

"Sebagai seorang pangeran, dia diwajibkan untuk segera memilikinya, seorang gadis yang nanti akan menjadi calon pasangan hidupnya. Welt saja sudah menemukannya ketika di usia 17 tahun," ucap Raja Aiden, terlihat cukup memikirkan hal tersebut, tentu dengan maksud dan tujuan untuk masa depan serta kebaikan putra bungsunya.

Ratu Caitlyn tersenyum hangat dan sempat terkekeh kecil, "jangan samakan Welt dengan Altezza, keduanya memiliki sifat serta karakteristik yang berbeda. Bukankah kamu menyadarinya sendiri, kalau Altezza sangat mirip dengan dirimu?"

"Aku tahu, meskipun anak itu bukan pewaris tahta, tetapi hal seperti ini akan sangat penting bagi hidupnya, apalagi dia seorang pangeran," sahut Raja Aiden.

Ratu Caitlyn dengan perlahan dan lembut, merangkul dan kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu milik lelakinya. Wanita cantik itu kemudian kembali berbicara, "jangan seperti itu, kesannya kamu terlalu memaksa anak itu untuk segera mencari pasangan hidupnya. Biarkan saja dia dahulu, pemikirannya juga masih sering labil, dan dia masih memerlukan waktu untuk nantinya akan memikirkan sendiri soal pasangan hidupnya."

"Tenang dan percayalah, kesulitan baginya untuk mencari pasangan hanyalah memilih mana pasangan yang baik untuk dirinya dan juga masa depannya. Dia laki-laki yang tampan, berwibawa, dan memiliki keahlian yang sangat menakjubkan, sama seperti ayahnya," ucap Caitlyn dengan lembut, dan kemudian menoleh serta menatap suaminya dengan tatapan hangat dari jarak yang dekat ketika berbicara pada kalimat terakhirnya.

Wanita itu kembali memalingkan pandangannya, dan bersandar pada bahu milik lelaki tersebut sembari lanjut berkata, "aku yakin anak itu dapat dengan mudah memikat hati para gadis, jadi dia tidak akan kesulitan untuk berkenalan."

Aiden kemudian hanya menghela napas setelah mendengar semua yang dikatakan oleh istrinya. Sebagai seorang pangeran memang memiliki banyak tanggung jawaban dan kewajiban yang harus dipenuhi, salah satu di antara banyak kewajiban itu adalah harus memiliki calon pasangan hidup ketika sudah beranjak dewasa. Namun dirinya juga tahu bahwa Altezza memiliki tanggung jawabnya sendiri dalam mengambil keputusan, mengingat dia adalah anak laki-laki.

"Biarkan dirinya sendiri yang memutuskan, dia seorang laki-laki," ucap Caitlyn.

"Ya, sepertinya aku terlalu khawatir soal itu," sahut Aiden, menghela napas dan kemudian mengecup lembut kening milik istri tercintanya. Hatinya jauh merasa lebih tenang setelah mendengar semua yang dikatakan oleh Caitlyn.

Terpopuler

Comments

Irma Kirana

Irma Kirana

Semangat kak ❤️❤️☺️1 vote untuk kakak

2023-07-10

1

Wineta

Wineta

Raja kyknya buru² bngt pengen cepet liat putranya tunangan nih😳🙈

2023-05-10

1

read

read

wah sepertinya emang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya ya🙈

2023-05-10

3

lihat semua
Episodes
1 Zephyra #1
2 Reaksi Elemen #2
3 Perpustakaan #3
4 Mencari Buku Cerita #4
5 Selesai Dari Perpustakaan #5
6 Angin yang Tajam #6
7 Sihir yang Menguras Energi #7
8 Pangeran Sejak Lahir #8
9 Salah Satu Kewajiban #9
10 Keberangkatan Tugas Dari Raja #10
11 Hutan Barat Perbukitan Pesisir #11
12 Disergap #12
13 Goa #13
14 Elang Putih #14
15 Impian Berkelana #15
16 Surat Perintah #16
17 Pasangan untuk Pesta #17
18 Shiro #18
19 Sesi Latihan Dansa #19
20 Potensi Sihir #20
21 Mengembalikan Buku #21
22 Basa-basi #22
23 Keputusanku Memilihmu #23
24 Bermain dengan Shiro #24
25 Menunggu yang Tidak Pasti #25
26 Yang Dinanti #26
27 Makan Malam Harmonis #27
28 Disambut Hangat #28
29 Dansa Pertama #29
30 Berkeliling Istana #30
31 Perpustakaan Istana #31
32 Ketakutan Terhadap Bangsawan #32
33 Berbincang Hangat #33
34 Laporan Tiba-tiba #34
35 Lokasi Kejadian #35
36 Terkepung #36
37 Sihir Tingkat Atas #37
38 Menetralkan Situasi #38
39 Aura Jahat Elang Hitam #39
40 Tamu Kerajaan Mulai Berdatangan #40
41 Tetaplah Di Dekat Ku #41
42 Aku Menyukaimu Malam Ini #42
43 Orang-orang Terhormat Berkumpul #43
44 Masalah yang Tidak Penting #44
45 Pengalaman yang Sangat Berharga #45
46 Kembang Api #46
47 Akademi Kerajaan Zephyra #47
48 Duel #48
49 Api Biru #49
50 Pengetahuan Dasar Sihir Angin #50
51 Guru Dadakan #51
52 Pusat Perbelanjaan Ibu Kota #52
53 Informasi Pendaftaran Petualang #53
54 Legenda Tua #54
55 Alasan? Tujuan? #55
56 Kristal Sihir #56
57 Kerajaan Zephyra Bersalju #57
58 Jalan-jalan Sejenak #58
59 Berbagai Benua #59
60 Cerita Dari Timur #60
61 Keputusan Berkelana #61
62 Cuti Tiba-tiba #62
63 Di Atas Salju #63
64 Pertama Kali Berkuda #64
65 Hari yang Indah #65
66 Berbicara Bersama Raja #66
67 Angin Bersuara #67
68 Busur Ajaib #68
69 Kekuatan Alam #69
70 Permata Berharga #70
71 Bola Salju #71
72 Welt Bertemu Shiro #72
73 Asal-usul Shiro? #73
74 Pertengahan Musim Dingin #74
75 Akhir Musim Dingin #75
76 Elf, Kurcaci, Manusia Setengah Binatang? #76
77 Akan Pergi? #77
78 Keberangkatan #78
79 Mystick #79
80 Sang Peri Angin #80
81 Desa Pertama, Blissville #81
82 Perusakan Ladang #82
83 Roh Angin #83
84 Proyek Pertambangan Terbengkalai #84
85 Pengirim Surat #85
86 Surat Balasan #86
87 Surat untuk Rumah #87
88 Pihak Kerajaan Datang #88
89 Melanjutkan Perjalanan #89
90 Putri Aurora #90
91 Dasar Iblis! #91
92 Seorang Bocah #92
93 Membantu Bocah Tersesat #93
94 Gereja Kecil Vesperin #94
95 Makan Siang Bersama #95
96 Aurora Melarikan Diri #96
97 Percobaan yang Gagal #97
98 Lanjut! #98
99 Si Pemilik Kekuatan #99
100 Aetheria #100
101 Bermalam Sebentar #101
102 Pertanda Buruk #102
103 Topik yang Sedang Hangat #103
104 Multi Tafsir #104
105 Jangan Khawatir #105
106 Menerjang Badai #106
107 Berusaha #107
108 Teman Baru #108
109 Aku Mati? #109
110 Tupai yang Berbicara #110
111 Kota Beladon #111
112 Pasar Raya #112
113 Kelompok Pengembara #113
114 Perbatasan Selatan Zephyra #114
115 Tujuan Kelompok #115
116 Berita Tersebar #116
117 Perbatasan Mutiara #117
118 Kegelapan Telah Datang #118
119 Perjalanan Kembali Berlanjut #119
120 Tiga Kerajaan, Keputusan Akhir #120
121 Teluk Mutiara #121
122 Arcadia #122
123 Belum Menerima Kabar? #123
124 Telinga Runcing, Ekor Kucing?! #124
125 Kau, Permata Alam!? #125
126 Buku Ramalan Arcadia #126
127 Makhluk Dari Neraka #127
128 Anjing Biru dari Neraka #128
129 Angin yang Membisu #129
130 Kawanan Anjing Berkepala Tiga #130
131 Pembasmian Hama #131
132 Pertarungan Cepat #132
133 Monster di Arcadia, Selesai #133
134 Ruru dan Aurora #134
135 Selatan Zephyra #135
136 Astaroth dan Asmodeus #136
137 Ibu Kota Neverley #137
138 Surat Telah Sampai #138
139 Pasukan Neverley #139
140 Malam yang Tenang #140
141 Isi Surat #141
142 Pertanda #142
143 Pasukan Kegelapan Telah Tiba #143
144 Telah Dimulai #144
145 Pertempuran Mutiara #145
146 Ekspedisi Gurun, Batal #146
147 Mematahkan Segel Kegelapan #147
148 Takluk #148
149 Kuil Berdoa #149
150 Mutiara Telah Jatuh #150
151 Keluar dari Benua Selatan #151
152 Prajurit Tambahan Asmodeus #152
153 Duel Langit #153
154 Penguasa Langit Zephyra#154
155 Situasi Darurat #155
156 Hasil Pertempuran Langit #156
157 Berita yang Sedang Panas #157
158 Jauh-jauh Dari Langit Hitam #158
159 Minim Informasi #159
160 Dipermainkan Alam #160
161 Petunjuk #161
162 Taktik Klise #162
163 Baltazhar Berubah Wujud #163
164 Pertemuan Tak Terduga #164
165 Pertempuran Langit Kedua #165
166 Baltazhar vs Altezza #166
167 Melawan Api Menggunakan Api #167
168 Ini Bukanlah Petualangan, Ini Perang #168
169 Perang Meletus #169
170 Runtuh #170
171 Terpukul Mundur #171
172 Fajar #172
173 Lautan Api #173
174 Pangeran Kedua Telah Kembali #174
175 Memahami Situasi #175
176 Gelombang Ketiga, Dimulai #176
177 Perang Belum Berakhir #177
178 Artefak Milik Ratu Zephyra #178
179 Kubah Emas Pelindung #179
180 Jangan Sentuh Istanaku! #180
181 Angin vs Api #181
182 Menguasai Lebih Dari Satu Elemen #182
183 Menciptakan Reaksi Angin dan Air #183
184 Kau Tidak Abadi, Aku Abadi! #184
185 Altezza vs Astaroth #185
186 Titik Kelemahan! #186
187 Keadaan yang Berbolak-balik #187
188 Sepasang Sayap Hitam Jatuh #188
189 Api, Air, Angin #189
190 Mati Langkah #190
191 Selamat Tinggal #191
192 Amorfati #192
193 Ini Bukanlah Takdir! #193
194 Saling Menggenggam #194
195 Harapan #195
196 Keturunan Asli Mystick #196
197 Menjenguk Permata Alam #197
198 Laporan Kehancuran dan Keputusan Raja #198
199 Alam Bawah Sadar #199
200 Hati #200
201 Kabar Baik Tersebar #201
202 Ungkapan #202
203 Ragu untuk Kembali? #203
204 Mungkin Dia Lebih Layak #204
205 Tentang Sihir Terlarang, Pembagian Nyawa #205
206 Kegoyahan Putra Mahkota #206
207 Saatnya Kembali #207
208 Aku Sudah Memutuskan! #208
209 Malam #209
210 Aurora dan Permata Alam #210
211 Karakter Si Bungsu #211
212 Selesaikan Apa Yang Harus Diselesaikan #212
213 Keberangkatan Utusan #213
214 Sudah Berjauhan #214
215 Bekas Pertempuran Selatan #215
216 Mengendalikan Cuaca #216
217 Danau Buatan Tercipta #217
218 Ketidakstabilan Benua Selatan #218
219 Menemui Penguasa Selatan #219
220 Menetralisir Kegelapan #220
221 Selesai (END) #221
222 | Chapter Bonus |
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Zephyra #1
2
Reaksi Elemen #2
3
Perpustakaan #3
4
Mencari Buku Cerita #4
5
Selesai Dari Perpustakaan #5
6
Angin yang Tajam #6
7
Sihir yang Menguras Energi #7
8
Pangeran Sejak Lahir #8
9
Salah Satu Kewajiban #9
10
Keberangkatan Tugas Dari Raja #10
11
Hutan Barat Perbukitan Pesisir #11
12
Disergap #12
13
Goa #13
14
Elang Putih #14
15
Impian Berkelana #15
16
Surat Perintah #16
17
Pasangan untuk Pesta #17
18
Shiro #18
19
Sesi Latihan Dansa #19
20
Potensi Sihir #20
21
Mengembalikan Buku #21
22
Basa-basi #22
23
Keputusanku Memilihmu #23
24
Bermain dengan Shiro #24
25
Menunggu yang Tidak Pasti #25
26
Yang Dinanti #26
27
Makan Malam Harmonis #27
28
Disambut Hangat #28
29
Dansa Pertama #29
30
Berkeliling Istana #30
31
Perpustakaan Istana #31
32
Ketakutan Terhadap Bangsawan #32
33
Berbincang Hangat #33
34
Laporan Tiba-tiba #34
35
Lokasi Kejadian #35
36
Terkepung #36
37
Sihir Tingkat Atas #37
38
Menetralkan Situasi #38
39
Aura Jahat Elang Hitam #39
40
Tamu Kerajaan Mulai Berdatangan #40
41
Tetaplah Di Dekat Ku #41
42
Aku Menyukaimu Malam Ini #42
43
Orang-orang Terhormat Berkumpul #43
44
Masalah yang Tidak Penting #44
45
Pengalaman yang Sangat Berharga #45
46
Kembang Api #46
47
Akademi Kerajaan Zephyra #47
48
Duel #48
49
Api Biru #49
50
Pengetahuan Dasar Sihir Angin #50
51
Guru Dadakan #51
52
Pusat Perbelanjaan Ibu Kota #52
53
Informasi Pendaftaran Petualang #53
54
Legenda Tua #54
55
Alasan? Tujuan? #55
56
Kristal Sihir #56
57
Kerajaan Zephyra Bersalju #57
58
Jalan-jalan Sejenak #58
59
Berbagai Benua #59
60
Cerita Dari Timur #60
61
Keputusan Berkelana #61
62
Cuti Tiba-tiba #62
63
Di Atas Salju #63
64
Pertama Kali Berkuda #64
65
Hari yang Indah #65
66
Berbicara Bersama Raja #66
67
Angin Bersuara #67
68
Busur Ajaib #68
69
Kekuatan Alam #69
70
Permata Berharga #70
71
Bola Salju #71
72
Welt Bertemu Shiro #72
73
Asal-usul Shiro? #73
74
Pertengahan Musim Dingin #74
75
Akhir Musim Dingin #75
76
Elf, Kurcaci, Manusia Setengah Binatang? #76
77
Akan Pergi? #77
78
Keberangkatan #78
79
Mystick #79
80
Sang Peri Angin #80
81
Desa Pertama, Blissville #81
82
Perusakan Ladang #82
83
Roh Angin #83
84
Proyek Pertambangan Terbengkalai #84
85
Pengirim Surat #85
86
Surat Balasan #86
87
Surat untuk Rumah #87
88
Pihak Kerajaan Datang #88
89
Melanjutkan Perjalanan #89
90
Putri Aurora #90
91
Dasar Iblis! #91
92
Seorang Bocah #92
93
Membantu Bocah Tersesat #93
94
Gereja Kecil Vesperin #94
95
Makan Siang Bersama #95
96
Aurora Melarikan Diri #96
97
Percobaan yang Gagal #97
98
Lanjut! #98
99
Si Pemilik Kekuatan #99
100
Aetheria #100
101
Bermalam Sebentar #101
102
Pertanda Buruk #102
103
Topik yang Sedang Hangat #103
104
Multi Tafsir #104
105
Jangan Khawatir #105
106
Menerjang Badai #106
107
Berusaha #107
108
Teman Baru #108
109
Aku Mati? #109
110
Tupai yang Berbicara #110
111
Kota Beladon #111
112
Pasar Raya #112
113
Kelompok Pengembara #113
114
Perbatasan Selatan Zephyra #114
115
Tujuan Kelompok #115
116
Berita Tersebar #116
117
Perbatasan Mutiara #117
118
Kegelapan Telah Datang #118
119
Perjalanan Kembali Berlanjut #119
120
Tiga Kerajaan, Keputusan Akhir #120
121
Teluk Mutiara #121
122
Arcadia #122
123
Belum Menerima Kabar? #123
124
Telinga Runcing, Ekor Kucing?! #124
125
Kau, Permata Alam!? #125
126
Buku Ramalan Arcadia #126
127
Makhluk Dari Neraka #127
128
Anjing Biru dari Neraka #128
129
Angin yang Membisu #129
130
Kawanan Anjing Berkepala Tiga #130
131
Pembasmian Hama #131
132
Pertarungan Cepat #132
133
Monster di Arcadia, Selesai #133
134
Ruru dan Aurora #134
135
Selatan Zephyra #135
136
Astaroth dan Asmodeus #136
137
Ibu Kota Neverley #137
138
Surat Telah Sampai #138
139
Pasukan Neverley #139
140
Malam yang Tenang #140
141
Isi Surat #141
142
Pertanda #142
143
Pasukan Kegelapan Telah Tiba #143
144
Telah Dimulai #144
145
Pertempuran Mutiara #145
146
Ekspedisi Gurun, Batal #146
147
Mematahkan Segel Kegelapan #147
148
Takluk #148
149
Kuil Berdoa #149
150
Mutiara Telah Jatuh #150
151
Keluar dari Benua Selatan #151
152
Prajurit Tambahan Asmodeus #152
153
Duel Langit #153
154
Penguasa Langit Zephyra#154
155
Situasi Darurat #155
156
Hasil Pertempuran Langit #156
157
Berita yang Sedang Panas #157
158
Jauh-jauh Dari Langit Hitam #158
159
Minim Informasi #159
160
Dipermainkan Alam #160
161
Petunjuk #161
162
Taktik Klise #162
163
Baltazhar Berubah Wujud #163
164
Pertemuan Tak Terduga #164
165
Pertempuran Langit Kedua #165
166
Baltazhar vs Altezza #166
167
Melawan Api Menggunakan Api #167
168
Ini Bukanlah Petualangan, Ini Perang #168
169
Perang Meletus #169
170
Runtuh #170
171
Terpukul Mundur #171
172
Fajar #172
173
Lautan Api #173
174
Pangeran Kedua Telah Kembali #174
175
Memahami Situasi #175
176
Gelombang Ketiga, Dimulai #176
177
Perang Belum Berakhir #177
178
Artefak Milik Ratu Zephyra #178
179
Kubah Emas Pelindung #179
180
Jangan Sentuh Istanaku! #180
181
Angin vs Api #181
182
Menguasai Lebih Dari Satu Elemen #182
183
Menciptakan Reaksi Angin dan Air #183
184
Kau Tidak Abadi, Aku Abadi! #184
185
Altezza vs Astaroth #185
186
Titik Kelemahan! #186
187
Keadaan yang Berbolak-balik #187
188
Sepasang Sayap Hitam Jatuh #188
189
Api, Air, Angin #189
190
Mati Langkah #190
191
Selamat Tinggal #191
192
Amorfati #192
193
Ini Bukanlah Takdir! #193
194
Saling Menggenggam #194
195
Harapan #195
196
Keturunan Asli Mystick #196
197
Menjenguk Permata Alam #197
198
Laporan Kehancuran dan Keputusan Raja #198
199
Alam Bawah Sadar #199
200
Hati #200
201
Kabar Baik Tersebar #201
202
Ungkapan #202
203
Ragu untuk Kembali? #203
204
Mungkin Dia Lebih Layak #204
205
Tentang Sihir Terlarang, Pembagian Nyawa #205
206
Kegoyahan Putra Mahkota #206
207
Saatnya Kembali #207
208
Aku Sudah Memutuskan! #208
209
Malam #209
210
Aurora dan Permata Alam #210
211
Karakter Si Bungsu #211
212
Selesaikan Apa Yang Harus Diselesaikan #212
213
Keberangkatan Utusan #213
214
Sudah Berjauhan #214
215
Bekas Pertempuran Selatan #215
216
Mengendalikan Cuaca #216
217
Danau Buatan Tercipta #217
218
Ketidakstabilan Benua Selatan #218
219
Menemui Penguasa Selatan #219
220
Menetralisir Kegelapan #220
221
Selesai (END) #221
222
| Chapter Bonus |

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!