Sesi Latihan Dansa #19

Aula utama istana, salah satu tempat terluas di Istana Kerajaan Zephyra, luasnya mungkin hampir sama dengan taman samping atau halaman belakang istana, namun yang menjadi pembeda adalah ini versi di dalam ruangan. Aula tersebut juga menjadi penghubung antara lorong satu dengan yang lain, jika di lihat di denah, mungkin letak dari aula itu berada sedikit tepat di tengah-tengah istana.

Situasi di aula siang ini terlihat cukup ramai dengan para pelayan istana serta penjaga yang sepertinya cukup sibuk untuk memasang berbagai dekorasi. Altezza cukup heran melihat hal tersebut, karena pagi tadi ketika dirinya melewati aula, dirinya belum melihat para pekerja yang memasang dekorasi itu. Mereka terlihat sangat telaten, dan hati-hati ketika memasang beberapa gemerlap lampu di atas jendela-jendela serta dinding-dinding istana.

"Apakah kita akan menggunakan ruangan ini untuk belajar?" tanya Altezza kepada ibundanya ketika pertama kali sampai di aula tersebut. Semua perhatian para pelayan istana langsung tertuju kepada mereka berdua, dan langsung menundukkan kepala mereka, memberikan hormat serta salam hangat.

Caitlyn menyempatkan diri untuk menyapa para pelayan tersebut, sebelum kemudian melangkah menuju ke salah satu sisi atau sudut aula. Di sudut atau sisi aula yang ia pilih, terdapat sebuah alat pemutar musik bernama gramophone, dan sudah terdapat satu piringan hitam di atasnya.

"Kita akan pakai sisi ini untuk kamu belajar," ucap Caitlyn, menjawab pertanyaan Altezza yang sempat sedikit tertunda untuk ia jawab.

Altezza sempat terdiam sejenak untuk beberapa saat, dan menoleh ke arah lain, memandangi para pekerja atau pelayan istana yang tengah sibuk memasang pernak-pernik pesta. Ia kembali menatap kepada ibundanya sembari bertanya, "mereka akan melihatku, dong ...?" tanyanya dengan ekspresi canggung dengan kedua pipi sedikit memerah.

Caitlyn sempat tertawa kecil, sebelum kemudian tersenyum dan menjawab, "besok pada saat pesta dimulai, akan ada banyak mata dari berbagai kerajaan yang dipastikan tertuju pada dirimu dan pasangan pesta mu, Altezza. Para bangsawan itu akan melihatmu, memperhatikanmu, dan menyaksikan setiap langkahmu di lantai dansa."

"Apakah di pesta nanti yang berdansa hanya aku?" tanya Altezza kembali, terlihat ingin memastikan hal tersebut.

"Tentu tidak, seorang laki-laki tidak akan bisa berdansa tanpa pasangan," jawab Caitlyn tersenyum tipis dengan tatapan seolah sedang menggoda putranya.

"Bukan itu maksudku!" sahut Altezza, sedikit kesal, "apakah Welt tidak ikut berdansa juga?" lanjutnya bertanya.

Caitlyn tertawa kecil, terlihat puas setelah sedikit menggoda putranya, "tentu saja dia dan Clara akan ikut di lantai dansa, bersama kamu dan pasanganmu," jawabnya.

Altezza hanya diam, dengan wajah yang cukup tersipu, merasa hal yang akan ia lakukan adalah hal yang memalukan baginya. Caitlyn tidak henti-hentinya dibuat tersenyum, apalagi melihat wajah putra bungsunya yang lucu baginya. Ia segera beranjak mendekati sebuah meja yang di atasnya terdapat gramophone, dan kemudian mulai menyalakan alunan melodi yang lembut nan indah.

"Ayo, ikuti pergerakan ibu, ya ...!" ucap Caitlyn, beranjak mendekati tubuh milik putranya, seraya menarik serta menggenggam hangat kedua tangan milik putranya.

Tidak ingin membuang-buang waktu lagi, Caitlyn langsung mengajari putranya untuk belajar melalui praktek langsung, tanpa kebanyakan teori. Alunan melodi yang sungguh indah perlahan memenuhi aula tersebut. Tak hanya Caitlyn, namun para pelayan dan pekerja yang sedang memasang pernak-pernik pesta juga terlihat menikmati alunan melodi tersebut. Sungguh terasa pelan dan lembut.

"I-ini ... bagaimana?!" cetus Altezza, memandang ke arah kedua kakinya yang terlihat cukup kesulitan mengiringi langkah ibundanya.

"Lihat dan tatap kedua mata pasanganmu, sayang ...! Cukup lemaskan saja, jangan terlalu kaku, ikuti serta rasakan melodinya," jawab Caitlyn dengan lembut, tersenyum pada putranya. Namun tetap saja, Altezza terlihat cukup panik, kesulitan untuk mengikuti irama lagu yang terdengar, serta menyesuaikannya dengan kedua kaki milik ibundanya.

Caitlyn menghela napas, dan menghentikan dansa singkat itu sejenak. Ia menatap laki-laki itu yang terlihat tertawa kecil dengan memasang wajah canggungnya. Wanita itu tersenyum, kemudian mulai memandu putranya untuk mengetahui hal-hal dasar soal dansa, seperti gerakan dan apa saja yang harus diperhatikan.

"Perlahan genggamlah dengan lembut tangan kanan milik pasanganmu dengan tangan kiri mu, sedangkan tangan kanan letakkan belikat kiri pasanganmu, dan stabilkan kedua lenganmu." Caitlyn terlihat sangat telaten dan sabar ketika memandu putranya.

"Benarkah harus begini? Bukankah jarak kita sangat dekat? Bahkan mungkin tidak ada satu meter," sahut Altezza, terlihat cukup terkejut canggung.

"Iya, sayang. Memang jarak seorang pasangan dalam berdansa itu sedekat ini, kalau jauh-jauh main catur aja nggak perlu dansa," celetuk Caitlyn menjawab pertanyaan tersebut.

Altezza perlahan mengikuti arahan yang diberikan oleh ibundanya, dan terus berusaha untuk mengikuti setiap langkah wanita itu. Pelan-pelan namun pasti, laki-laki itu mulai bisa mengikuti serta menyelaraskan langkahnya serta dirinya dengan pasangan dansanya. Namun ekspresi serta gerakannya masih sangat kaku, dan terkesan sangat canggung.

Sepertinya aktivitas latihan Altezza di aula berhasil menarik perhatian para pelayan wanita yang ada di aula tersebut. Beberapa dari mereka sempat tersenyum dan tertawa kecil ketika melihat pangeran muda itu belajar dansa, karena mungkin ini pemandangan yang sangat langka dan jarang sekali. Rata-rata para bangsawan, terutama bangsawan kasta tertinggi sudah dipastikan memiliki pengalaman dalam dansa, karena mereka sudah sering menghadiri pesta-pesta yang memiliki sesi berdansa. Namun sayangnya itu sangat berbeda dengan Altezza yang belum pernah memiliki pengalaman tersebut.

"Bagus, terus begitu, gerakan sederhana saja dahulu. Lemaskan, santai saja, nikmati momennya ...! Resapi alunan melodi yang terdengar sungguh indah dan lembut ini," ucap Caitlyn tersenyum, terus mengikuti langkah demi langkah dari putranya yang mulai memahami gerakan dasar dansa. Sekarang ia terlihat mulai mengalah, dan membiarkan putranya memimpin pergerakan dansa tersebut tanpa disadari oleh laki-laki itu sendiri.

Caitlyn tersenyum lembut, memperhatikan sembari terus mengikuti langkah putranya yang terlihat perlahan mulai menyesuaikan irama lantunan melodi. Laki-laki itu benar-benar belajar dengan cepat, walaupun semua gerakannya masih terbata-bata dan ada beberapa momen yang masih tidak sesuai dengan irama. Namun sejauh ini, Altezza terlihat perlahan mulai menyesuaikan.

Pelatihan tersebut berlangsung hingga jam makan siang tiba. Caitlyn pun memutuskan untuk menghentikan sesi latihan dansanya, "baiklah, cukup dahulu sampai sini!" ucapnya, menyudahi sesi latihan tersebut. Altezza langsung menghela napas lega setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibundanya. Akhirnya sesi latihan selesai juga.

"Jadi ... apakah kamu sudah menentukan siapa pasangan yang akan kamu bawa untuk pesta?" tanya Caitlyn, berjalan bersama putranya kembali ke halaman samping istana.

Altezza terlihat masih bingung untuk pertanyaan itu, "aku tidak tahu, ibu tahu sendiri aku tidak punya banyak teman perempuan, 'kan?" ucapnya.

Caitlyn menoleh kepada putranya, tersenyum dan berkata, "kamu harus segera memutuskan untuk mengajak siapa, kamu mengerti?" apa yang ia katakan langsung mendapat tanggapan dari Altezza berupa anggukkan kepala.

"Kalaupun sampai di hari pesta tiba kamu masih belum mendapat pasangan untuk pesta tersebut, maka kamu bisa coba untuk mencarinya ketika pesta itu berlangsung," lanjut Caitlyn, berjalan kembali ke gazebo awal ia berbincang-bincang dengan putra bungsunya.

"Memangnya bisa begitu?" sahut Altezza, menoleh dan bertanya dengan tatapan penasaran.

"Tentu saja bisa, apalagi kamu seorang pangeran tuan rumah. Ibu yakin dan bisa pastikan, akan ada banyak gadis bangsawan yang tertarik padamu, dan tentu mengajakmu untuk berdansa!" sahut Caitlyn, justru terlihat lebih bersemangat daripada putranya yang cenderung murung selama membahas topik soal pesta serta dansa ini.

Altezza hanya diam, terlihat kembali gelisah ketika harus memikirkan pesta musim gugur yang sebentar lagi akan dilaksanakan di istananya. Caitlyn tersenyum lembut melihat paras tampan milik putranya yang terlihat murung dan gelisah hari ini, "jangan terlalu pusing memikirkannya, cukup ikuti alurnya saja ...!" ucapnya.

"Ibu yakin kamu memiliki keberanian untuk mengajak siapapun gadis yang ingin kamu ajak bergabung ke pesta," lanjut Caitlyn, terlihat mencoba untuk menyemangati putranya, meskipun dirinya tidak terlalu pandai dalam berkata-kata untuk memberikan semangat.

"Siapapun?" sahut Altezza, menoleh, menatap serius ibundanya yang duduk tepat di sebelahnya. Laki-laki itu terlihat seperti baru saja memiliki ide yang ia temukan terlintas dalam benaknya.

Dengan senyuman yang masih terpampang, Caitlyn mengangguk dan menjawab, "ya, siapapun, tidak memandang status ataupun kastanya, kamu boleh mengajaknya!"

Terpopuler

Comments

Wineta

Wineta

kliatan bngt klo ini pengalaman pertama buat Altezza 😂🤭

btw siapa yg bakal diajak Altezza buat jdi pasangannya ya? aku penasaran 🙈🙈

2023-05-21

2

Taki

Taki

aku gak bisa bayangin, seorang pangeran bener² ga bisa dansa sampe harus diajarin😂🙈🙈

2023-05-20

5

Kaori

Kaori

kocak bngt dah chap ini🙈🤭
lanjut kak!

2023-05-20

7

lihat semua
Episodes
1 Zephyra #1
2 Reaksi Elemen #2
3 Perpustakaan #3
4 Mencari Buku Cerita #4
5 Selesai Dari Perpustakaan #5
6 Angin yang Tajam #6
7 Sihir yang Menguras Energi #7
8 Pangeran Sejak Lahir #8
9 Salah Satu Kewajiban #9
10 Keberangkatan Tugas Dari Raja #10
11 Hutan Barat Perbukitan Pesisir #11
12 Disergap #12
13 Goa #13
14 Elang Putih #14
15 Impian Berkelana #15
16 Surat Perintah #16
17 Pasangan untuk Pesta #17
18 Shiro #18
19 Sesi Latihan Dansa #19
20 Potensi Sihir #20
21 Mengembalikan Buku #21
22 Basa-basi #22
23 Keputusanku Memilihmu #23
24 Bermain dengan Shiro #24
25 Menunggu yang Tidak Pasti #25
26 Yang Dinanti #26
27 Makan Malam Harmonis #27
28 Disambut Hangat #28
29 Dansa Pertama #29
30 Berkeliling Istana #30
31 Perpustakaan Istana #31
32 Ketakutan Terhadap Bangsawan #32
33 Berbincang Hangat #33
34 Laporan Tiba-tiba #34
35 Lokasi Kejadian #35
36 Terkepung #36
37 Sihir Tingkat Atas #37
38 Menetralkan Situasi #38
39 Aura Jahat Elang Hitam #39
40 Tamu Kerajaan Mulai Berdatangan #40
41 Tetaplah Di Dekat Ku #41
42 Aku Menyukaimu Malam Ini #42
43 Orang-orang Terhormat Berkumpul #43
44 Masalah yang Tidak Penting #44
45 Pengalaman yang Sangat Berharga #45
46 Kembang Api #46
47 Akademi Kerajaan Zephyra #47
48 Duel #48
49 Api Biru #49
50 Pengetahuan Dasar Sihir Angin #50
51 Guru Dadakan #51
52 Pusat Perbelanjaan Ibu Kota #52
53 Informasi Pendaftaran Petualang #53
54 Legenda Tua #54
55 Alasan? Tujuan? #55
56 Kristal Sihir #56
57 Kerajaan Zephyra Bersalju #57
58 Jalan-jalan Sejenak #58
59 Berbagai Benua #59
60 Cerita Dari Timur #60
61 Keputusan Berkelana #61
62 Cuti Tiba-tiba #62
63 Di Atas Salju #63
64 Pertama Kali Berkuda #64
65 Hari yang Indah #65
66 Berbicara Bersama Raja #66
67 Angin Bersuara #67
68 Busur Ajaib #68
69 Kekuatan Alam #69
70 Permata Berharga #70
71 Bola Salju #71
72 Welt Bertemu Shiro #72
73 Asal-usul Shiro? #73
74 Pertengahan Musim Dingin #74
75 Akhir Musim Dingin #75
76 Elf, Kurcaci, Manusia Setengah Binatang? #76
77 Akan Pergi? #77
78 Keberangkatan #78
79 Mystick #79
80 Sang Peri Angin #80
81 Desa Pertama, Blissville #81
82 Perusakan Ladang #82
83 Roh Angin #83
84 Proyek Pertambangan Terbengkalai #84
85 Pengirim Surat #85
86 Surat Balasan #86
87 Surat untuk Rumah #87
88 Pihak Kerajaan Datang #88
89 Melanjutkan Perjalanan #89
90 Putri Aurora #90
91 Dasar Iblis! #91
92 Seorang Bocah #92
93 Membantu Bocah Tersesat #93
94 Gereja Kecil Vesperin #94
95 Makan Siang Bersama #95
96 Aurora Melarikan Diri #96
97 Percobaan yang Gagal #97
98 Lanjut! #98
99 Si Pemilik Kekuatan #99
100 Aetheria #100
101 Bermalam Sebentar #101
102 Pertanda Buruk #102
103 Topik yang Sedang Hangat #103
104 Multi Tafsir #104
105 Jangan Khawatir #105
106 Menerjang Badai #106
107 Berusaha #107
108 Teman Baru #108
109 Aku Mati? #109
110 Tupai yang Berbicara #110
111 Kota Beladon #111
112 Pasar Raya #112
113 Kelompok Pengembara #113
114 Perbatasan Selatan Zephyra #114
115 Tujuan Kelompok #115
116 Berita Tersebar #116
117 Perbatasan Mutiara #117
118 Kegelapan Telah Datang #118
119 Perjalanan Kembali Berlanjut #119
120 Tiga Kerajaan, Keputusan Akhir #120
121 Teluk Mutiara #121
122 Arcadia #122
123 Belum Menerima Kabar? #123
124 Telinga Runcing, Ekor Kucing?! #124
125 Kau, Permata Alam!? #125
126 Buku Ramalan Arcadia #126
127 Makhluk Dari Neraka #127
128 Anjing Biru dari Neraka #128
129 Angin yang Membisu #129
130 Kawanan Anjing Berkepala Tiga #130
131 Pembasmian Hama #131
132 Pertarungan Cepat #132
133 Monster di Arcadia, Selesai #133
134 Ruru dan Aurora #134
135 Selatan Zephyra #135
136 Astaroth dan Asmodeus #136
137 Ibu Kota Neverley #137
138 Surat Telah Sampai #138
139 Pasukan Neverley #139
140 Malam yang Tenang #140
141 Isi Surat #141
142 Pertanda #142
143 Pasukan Kegelapan Telah Tiba #143
144 Telah Dimulai #144
145 Pertempuran Mutiara #145
146 Ekspedisi Gurun, Batal #146
147 Mematahkan Segel Kegelapan #147
148 Takluk #148
149 Kuil Berdoa #149
150 Mutiara Telah Jatuh #150
151 Keluar dari Benua Selatan #151
152 Prajurit Tambahan Asmodeus #152
153 Duel Langit #153
154 Penguasa Langit Zephyra#154
155 Situasi Darurat #155
156 Hasil Pertempuran Langit #156
157 Berita yang Sedang Panas #157
158 Jauh-jauh Dari Langit Hitam #158
159 Minim Informasi #159
160 Dipermainkan Alam #160
161 Petunjuk #161
162 Taktik Klise #162
163 Baltazhar Berubah Wujud #163
164 Pertemuan Tak Terduga #164
165 Pertempuran Langit Kedua #165
166 Baltazhar vs Altezza #166
167 Melawan Api Menggunakan Api #167
168 Ini Bukanlah Petualangan, Ini Perang #168
169 Perang Meletus #169
170 Runtuh #170
171 Terpukul Mundur #171
172 Fajar #172
173 Lautan Api #173
174 Pangeran Kedua Telah Kembali #174
175 Memahami Situasi #175
176 Gelombang Ketiga, Dimulai #176
177 Perang Belum Berakhir #177
178 Artefak Milik Ratu Zephyra #178
179 Kubah Emas Pelindung #179
180 Jangan Sentuh Istanaku! #180
181 Angin vs Api #181
182 Menguasai Lebih Dari Satu Elemen #182
183 Menciptakan Reaksi Angin dan Air #183
184 Kau Tidak Abadi, Aku Abadi! #184
185 Altezza vs Astaroth #185
186 Titik Kelemahan! #186
187 Keadaan yang Berbolak-balik #187
188 Sepasang Sayap Hitam Jatuh #188
189 Api, Air, Angin #189
190 Mati Langkah #190
191 Selamat Tinggal #191
192 Amorfati #192
193 Ini Bukanlah Takdir! #193
194 Saling Menggenggam #194
195 Harapan #195
196 Keturunan Asli Mystick #196
197 Menjenguk Permata Alam #197
198 Laporan Kehancuran dan Keputusan Raja #198
199 Alam Bawah Sadar #199
200 Hati #200
201 Kabar Baik Tersebar #201
202 Ungkapan #202
203 Ragu untuk Kembali? #203
204 Mungkin Dia Lebih Layak #204
205 Tentang Sihir Terlarang, Pembagian Nyawa #205
206 Kegoyahan Putra Mahkota #206
207 Saatnya Kembali #207
208 Aku Sudah Memutuskan! #208
209 Malam #209
210 Aurora dan Permata Alam #210
211 Karakter Si Bungsu #211
212 Selesaikan Apa Yang Harus Diselesaikan #212
213 Keberangkatan Utusan #213
214 Sudah Berjauhan #214
215 Bekas Pertempuran Selatan #215
216 Mengendalikan Cuaca #216
217 Danau Buatan Tercipta #217
218 Ketidakstabilan Benua Selatan #218
219 Menemui Penguasa Selatan #219
220 Menetralisir Kegelapan #220
221 Selesai (END) #221
222 | Chapter Bonus |
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Zephyra #1
2
Reaksi Elemen #2
3
Perpustakaan #3
4
Mencari Buku Cerita #4
5
Selesai Dari Perpustakaan #5
6
Angin yang Tajam #6
7
Sihir yang Menguras Energi #7
8
Pangeran Sejak Lahir #8
9
Salah Satu Kewajiban #9
10
Keberangkatan Tugas Dari Raja #10
11
Hutan Barat Perbukitan Pesisir #11
12
Disergap #12
13
Goa #13
14
Elang Putih #14
15
Impian Berkelana #15
16
Surat Perintah #16
17
Pasangan untuk Pesta #17
18
Shiro #18
19
Sesi Latihan Dansa #19
20
Potensi Sihir #20
21
Mengembalikan Buku #21
22
Basa-basi #22
23
Keputusanku Memilihmu #23
24
Bermain dengan Shiro #24
25
Menunggu yang Tidak Pasti #25
26
Yang Dinanti #26
27
Makan Malam Harmonis #27
28
Disambut Hangat #28
29
Dansa Pertama #29
30
Berkeliling Istana #30
31
Perpustakaan Istana #31
32
Ketakutan Terhadap Bangsawan #32
33
Berbincang Hangat #33
34
Laporan Tiba-tiba #34
35
Lokasi Kejadian #35
36
Terkepung #36
37
Sihir Tingkat Atas #37
38
Menetralkan Situasi #38
39
Aura Jahat Elang Hitam #39
40
Tamu Kerajaan Mulai Berdatangan #40
41
Tetaplah Di Dekat Ku #41
42
Aku Menyukaimu Malam Ini #42
43
Orang-orang Terhormat Berkumpul #43
44
Masalah yang Tidak Penting #44
45
Pengalaman yang Sangat Berharga #45
46
Kembang Api #46
47
Akademi Kerajaan Zephyra #47
48
Duel #48
49
Api Biru #49
50
Pengetahuan Dasar Sihir Angin #50
51
Guru Dadakan #51
52
Pusat Perbelanjaan Ibu Kota #52
53
Informasi Pendaftaran Petualang #53
54
Legenda Tua #54
55
Alasan? Tujuan? #55
56
Kristal Sihir #56
57
Kerajaan Zephyra Bersalju #57
58
Jalan-jalan Sejenak #58
59
Berbagai Benua #59
60
Cerita Dari Timur #60
61
Keputusan Berkelana #61
62
Cuti Tiba-tiba #62
63
Di Atas Salju #63
64
Pertama Kali Berkuda #64
65
Hari yang Indah #65
66
Berbicara Bersama Raja #66
67
Angin Bersuara #67
68
Busur Ajaib #68
69
Kekuatan Alam #69
70
Permata Berharga #70
71
Bola Salju #71
72
Welt Bertemu Shiro #72
73
Asal-usul Shiro? #73
74
Pertengahan Musim Dingin #74
75
Akhir Musim Dingin #75
76
Elf, Kurcaci, Manusia Setengah Binatang? #76
77
Akan Pergi? #77
78
Keberangkatan #78
79
Mystick #79
80
Sang Peri Angin #80
81
Desa Pertama, Blissville #81
82
Perusakan Ladang #82
83
Roh Angin #83
84
Proyek Pertambangan Terbengkalai #84
85
Pengirim Surat #85
86
Surat Balasan #86
87
Surat untuk Rumah #87
88
Pihak Kerajaan Datang #88
89
Melanjutkan Perjalanan #89
90
Putri Aurora #90
91
Dasar Iblis! #91
92
Seorang Bocah #92
93
Membantu Bocah Tersesat #93
94
Gereja Kecil Vesperin #94
95
Makan Siang Bersama #95
96
Aurora Melarikan Diri #96
97
Percobaan yang Gagal #97
98
Lanjut! #98
99
Si Pemilik Kekuatan #99
100
Aetheria #100
101
Bermalam Sebentar #101
102
Pertanda Buruk #102
103
Topik yang Sedang Hangat #103
104
Multi Tafsir #104
105
Jangan Khawatir #105
106
Menerjang Badai #106
107
Berusaha #107
108
Teman Baru #108
109
Aku Mati? #109
110
Tupai yang Berbicara #110
111
Kota Beladon #111
112
Pasar Raya #112
113
Kelompok Pengembara #113
114
Perbatasan Selatan Zephyra #114
115
Tujuan Kelompok #115
116
Berita Tersebar #116
117
Perbatasan Mutiara #117
118
Kegelapan Telah Datang #118
119
Perjalanan Kembali Berlanjut #119
120
Tiga Kerajaan, Keputusan Akhir #120
121
Teluk Mutiara #121
122
Arcadia #122
123
Belum Menerima Kabar? #123
124
Telinga Runcing, Ekor Kucing?! #124
125
Kau, Permata Alam!? #125
126
Buku Ramalan Arcadia #126
127
Makhluk Dari Neraka #127
128
Anjing Biru dari Neraka #128
129
Angin yang Membisu #129
130
Kawanan Anjing Berkepala Tiga #130
131
Pembasmian Hama #131
132
Pertarungan Cepat #132
133
Monster di Arcadia, Selesai #133
134
Ruru dan Aurora #134
135
Selatan Zephyra #135
136
Astaroth dan Asmodeus #136
137
Ibu Kota Neverley #137
138
Surat Telah Sampai #138
139
Pasukan Neverley #139
140
Malam yang Tenang #140
141
Isi Surat #141
142
Pertanda #142
143
Pasukan Kegelapan Telah Tiba #143
144
Telah Dimulai #144
145
Pertempuran Mutiara #145
146
Ekspedisi Gurun, Batal #146
147
Mematahkan Segel Kegelapan #147
148
Takluk #148
149
Kuil Berdoa #149
150
Mutiara Telah Jatuh #150
151
Keluar dari Benua Selatan #151
152
Prajurit Tambahan Asmodeus #152
153
Duel Langit #153
154
Penguasa Langit Zephyra#154
155
Situasi Darurat #155
156
Hasil Pertempuran Langit #156
157
Berita yang Sedang Panas #157
158
Jauh-jauh Dari Langit Hitam #158
159
Minim Informasi #159
160
Dipermainkan Alam #160
161
Petunjuk #161
162
Taktik Klise #162
163
Baltazhar Berubah Wujud #163
164
Pertemuan Tak Terduga #164
165
Pertempuran Langit Kedua #165
166
Baltazhar vs Altezza #166
167
Melawan Api Menggunakan Api #167
168
Ini Bukanlah Petualangan, Ini Perang #168
169
Perang Meletus #169
170
Runtuh #170
171
Terpukul Mundur #171
172
Fajar #172
173
Lautan Api #173
174
Pangeran Kedua Telah Kembali #174
175
Memahami Situasi #175
176
Gelombang Ketiga, Dimulai #176
177
Perang Belum Berakhir #177
178
Artefak Milik Ratu Zephyra #178
179
Kubah Emas Pelindung #179
180
Jangan Sentuh Istanaku! #180
181
Angin vs Api #181
182
Menguasai Lebih Dari Satu Elemen #182
183
Menciptakan Reaksi Angin dan Air #183
184
Kau Tidak Abadi, Aku Abadi! #184
185
Altezza vs Astaroth #185
186
Titik Kelemahan! #186
187
Keadaan yang Berbolak-balik #187
188
Sepasang Sayap Hitam Jatuh #188
189
Api, Air, Angin #189
190
Mati Langkah #190
191
Selamat Tinggal #191
192
Amorfati #192
193
Ini Bukanlah Takdir! #193
194
Saling Menggenggam #194
195
Harapan #195
196
Keturunan Asli Mystick #196
197
Menjenguk Permata Alam #197
198
Laporan Kehancuran dan Keputusan Raja #198
199
Alam Bawah Sadar #199
200
Hati #200
201
Kabar Baik Tersebar #201
202
Ungkapan #202
203
Ragu untuk Kembali? #203
204
Mungkin Dia Lebih Layak #204
205
Tentang Sihir Terlarang, Pembagian Nyawa #205
206
Kegoyahan Putra Mahkota #206
207
Saatnya Kembali #207
208
Aku Sudah Memutuskan! #208
209
Malam #209
210
Aurora dan Permata Alam #210
211
Karakter Si Bungsu #211
212
Selesaikan Apa Yang Harus Diselesaikan #212
213
Keberangkatan Utusan #213
214
Sudah Berjauhan #214
215
Bekas Pertempuran Selatan #215
216
Mengendalikan Cuaca #216
217
Danau Buatan Tercipta #217
218
Ketidakstabilan Benua Selatan #218
219
Menemui Penguasa Selatan #219
220
Menetralisir Kegelapan #220
221
Selesai (END) #221
222
| Chapter Bonus |

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!