Kisah Pengembara Angin

Kisah Pengembara Angin

Zephyra #1

Dunia yang begitu indah, dengan hamparan hijau yang amat luas, hutan-hutan yang subur, dan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya dengan air jernih serta menyegarkan. Pegunungan di mana-mana, serta danau dan banyak sekali bioma yang bermacam-macam. Dunia yang sangat luas, tak semua tempat dan wilayah terjamah oleh manusia. Masih lestari dengan alam yang begitu indah serta berbagai macam satwa yang hidup di dalamnya.

Di balik luasnya dunia, terdapat banyak sekali keajaiban serta rahasia yang tidak banyak manusia ketahui. Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang memiliki kurang lebih dua puluh satu sifat, salah satunya adalah sifat tamak yang menjadi sumber perusak segalanya. Namun di dunia yang penuh dengan keajaiban serta kerahasiaan ini, rupanya tak hanya manusia yang hidup di atas muka bumi ini.

Dunia ini adalah tempat yang sangat luas, bahkan hingga terbagi-bagi menjadi berbagai bangsa dan benua. Tak hanya bangsa manusia, di dunia yang penuh dengan kehidupan ini juga hidup bangsa lain selain manusia, tentu dengan sifat-sifat yang menjadi khas mereka serta berbagai keajaiban yang ada di baliknya.

Di tengah hamparan pasir yang sangat luas, tidak ada air, dan tidak ada sumber kehidupan. Terlihat sekelompok orang tengah melakukan perjalanan mereka dari suatu negeri menuju ke negeri lain dengan menaiki unta-unta yang mereka bawa. Rasa lapar tidaklah terlalu terasa, namun tenggorokan kering dan rasa haus seakan-akan ingin membunuh mereka.

Beberapa dari mereka hampir tumbang di tengah perjalanan, ditambah dengan persediaan air yang semakin menipis. Namun mereka terus melanjutkan perjalanan, karena tidak ada pilihan lain dan sudah berada di tengah-tengah hamparan pasir yang sangat luas seolah menandingi luasnya lautan. Langkah demi langkah mereka mendaki salah satu bukit pasir, dan terus melakukan perjalanan ke arah Timur.

Di kala mereka mendaki sebuah bukit pasir tersebut, salah satu pemuda laki-laki dari mereka yang telah berada di puncak bukit tiba-tiba saja berteriak, "air! Aku melihat danau di sana!"

Seorang pria dewasa melangkah mendekatinya, dan melihat ke arah yang sama. Kedua matanya juga melihat apa yang dilihat oleh pemuda itu. Dari kejauhan terlihat seperti oasis yang amat menyegarkan serta menyejukkan. Di sana terdapat sebuah danau dengan air yang bersih dan jernih, di sekitar danau tersebut dikelilingi oleh rerumputan serta pepohonan rindang yang terlihat sangat menyegarkan dan cocok untuk digunakan sebagai tempat peristirahatan.

Namun pria dewasa tersebut tidak terlalu percaya dengan apa yang ia lihat, "apakah mungkin yang kita lihat adalah fatamorgana?" ucapnya bertanya-tanya sendiri.

"Sebaiknya kita mendekat dan memeriksanya secara langsung!" seru pemuda laki-laki itu, kemudian berlari menuruni bukit menuju ke oasis yang terlihat menakjubkan serta menggoda untuk didekati.

"Tu-tunggu! Bisa berbahaya jika sembarangan mendekati sesuatu yang tidak kita ketahui!" teriak pria dewasa itu, namun perkataannya tidak dihiraukan oleh pemuda tersebut.

Merasa tidak ada pilihan lain, pria tersebut pun memimpin kelompoknya yang terdiri dari tiga orang pria dewasa dan dua orang pemuda laki-laki itu untuk berjalan menuju ke oasis yang terlihat. Tak hanya dirinya yang melihat oasis tersebut, rekan-rekan regunya juga melihat hal yang sama. Hal itu tentu semakin melemahkan dugaannya yang mencurigai bahwa oasis yang ia lihat hanyalah ilusi atau fatamorgana.

Sekelompok pengembara itu melanjutkan perjalanan menuju oasis yang mereka lihat. Semakin mendekat, oasis itu semakin jelas terlihat, bahkan membesar. Hal itu meyakinkan mereka bahwa oasis itu asli. Pemuda laki-laki yang di awal melihatnya merasa sangat senang, bahkan ia tinggal beberapa langkah lagi untuk bisa menginjak rerumputan oasis yang tampak menyegarkan dengan warna hijaunya.

"Ini benar oasis!! Ini bukanlah ilusi!" teriak pemuda itu berseru kegirangan, dan langsung berlari ke arah sumber air yang menyegarkan dengan niat ingin meminumnya.

Tak hanya pemuda laki-laki itu, tetapi sekelompok pengembara yang ikut di belakangnya juga terlihat sangat senang dan bersyukur menemukan sumber air. Mereka langsung turun dari unta-unta yang mereka kendarai, dan kemudian berlarian menuju ke danau dengan air yang tenang dan sangat jernih menyegarkan. Beberapa dari mereka juga tidak lupa untuk membawa tempat minum mereka untuk diisi ulang oleh air sebagai perbekalan.

Ketika beberapa dari mereka telah meminum serta melakukan isi ulang persediaan air minum mereka. Sesuatu yang aneh pun tiba-tiba saja terjadi dengan danau tersebut. Air danau yang sebelumnya tenang, tiba-tiba beriak dan menimbulkan gelombang seperti ada yang bergerak-gerak di dalamnya. Melihat keanehan yang terjadi, tentu membuat sekelompok pengembara itu ketakutan dan langsung menjauh dari danau.

Air danau semakin tidak bisa tenang, bahkan hingga tumpah ruah membasahi rerumputan di sekitarnya, dan warna dari air tersebut perlahan berubah menghitam. Suara gemuruh juga terdengar dan berasal dari dalam danau. Dalam waktu yang sangat singkat, tiba-tiba saja makhluk besar yang sangat mirip seperti ular naga dengan sisik berwarna ungu kegelapan muncul dari dalam danau. Makhluk itu menatap ke arah sekelompok pengembara yang mengambil serta meminum air danau, dan seketika keanehan berikutnya pun terjadi.

"ARGHHH ...!!!!"

Sekelompok pengembara yang meminum air danau tersebut tiba-tiba saja ambruk dan mual-mual mengeluarkan cairan berwarna merah darah. Kulit mereka perlahan berubah menjadi sisik-sisik berwarna gelap dan kelam, serta masing-masing mata mereka seketika berubah menjadi warna merah dengan iris seperti mata ular.

Sakit, pedih, mungkin itu yang dirasakan oleh mereka. Mereka tak henti-hentinya berteriak, merintih kesakitan, dan meminta tolong. Namun tidak ada satupun yang dapat mendengar rintihan, teriakan, serta permintaan tolong mereka.

Makhluk besar yang terlihat seperti naga namun berbentuk ular itu hanya diam menatap sekelompok manusia yang sedang kesakitan itu. Tatapan mata berwarna biru muda terus memancarkan cahaya. Semakin cahaya itu bersinar, semakin sakit yang diderita oleh orang-orang itu, hingga rintihan serta suara mereka tidak terdengar lagi. Tubuh-tubuh mereka terlihat sudah lemas, tersungkur, dan tergeletak tidak bergerak sama sekali. Banyak darah yang mengalir keluar dari setiap lubang yang ada pada tubuh manusia-manusia itu.

Setelah orang-orang itu tergeletak dan tersungkur tak bernyawa. Makhluk besar itu perlahan keluar dari tengah danau, mendekati serta melingkari jasad orang-orang itu, dan kemudian dengan perlahan membawanya serta menyeretnya untuk masuk ke dalam danau.

Situasi oasis yang sebelumnya sangat kacau, perlahan kembali tenang kembali. Darah-darah yang sempat berceceran di rerumputan, perlahan luntur dan menghilang karena percikan air yang tercipta akibat makhluk itu berenang dan kembali ke dalam danau. Ketika semuanya kembali tenang, danau tersebut juga kembali dengan ketenangannya serta daya tariknya yang sangat menggoda siapapun yang lewat. Air yang sebelumnya berwarna hitam, kini secara cepat berubah jernih dan menyegarkan kembali.

***

Di sebuah negeri yang begitu indah dan subur serta amat luas, memiliki hamparan hijau yang luas, hutan-hutan, pegunungan, serta wilayah pesisir. Negeri tersebut bernama Negeri Zephyra, berada di bawah kekuasaan Kerajaan Zephyra yang dipimpin oleh seorang Raja bernama Aiden Zuhair Zufar, seorang pria tampan berambut hitam pekat, dan Ratu bernama Caitlyn Zemira Zanitha, wanita cantik dengan rambut berwarna cokelat muda.

Kerajaan yang begitu makmur dan damai, dengan rakyat yang terlihat sangat bahagia di setiap harinya. Sangat jarang sekali terlihat adanya gelandangan atau rakyat miskin, hampir semuanya yang hidup di negeri ini berkecukupan, apalagi dalam masa periode Raja Aiden memimpin kerajaan. Semuanya dikelola dengan sangat baik.

Seorang pemuda laki-laki terlihat sedang menghabiskan waktunya seperti biasa, untuk berjalan-jalan menikmati suasana kota. Dengan pakaian sederhana dan santai, baju berwarna krem dan sebuah jubah berwarna cokelat, celana panjang berwarna cokelat tua serta sebuah sabuk dan sarung pedang yang bergelantung di pinggangnya. Ya, hanya sarung pedangnya saja, tidak ada pedang alias ia tidak membawanya.

Laki-laki tersebut terlihat berjalan dan mulai memasuki area pasar, area yang menjadi pusat perdagangan di kerajaan ini. Ketika berjalan-jalan di area tersebut, pemuda itu terlihat menutupi kepalanya dengan sebuah tudung yang melekat menjadi satu dengan jubah yang ia kenakan, menutupi rambut pendek berwarna hitam pekatnya.

Suasana pasar yang sangat amat ramai, terjadi berbagai transaksi di wilayah tersebut. Suara-suara para pedagang yang menawarkan barang dagangannya, dan para pembeli yang melakukan negosiasi harga dengan pedagang. Terlihat juga tidak hanya pedagang di negeri tersebut yang terlihat sedang menawarkan barang dagangannya, namun juga terpantau banyak pedagang yang datang dari luar negeri, tentu setelah melewati berbagai ketentuan untuk mereka dapat melakukan perdagangan di dalam area kerajaan.

Beberapa langkah membawanya kepada seorang pedagang yang terlihat menjual buah-buahan. Buah-buah itu terlihat sangat segar, ada apel, jeruk, pear, dan masih banyak lagi.

"Selamat datang, silakan!" ucap pria yang menjual buah-buahan itu dengan sangat ramah menyambut calon pembelinya.

"Apel ini harganya berapa?" tanya pemuda itu dengan mata yang tidak terlalu terlihat karena tertutup tudung jubah yang ia pakai. Laki-laki itu menunjuk ke arah keranjang yang berisikan banyak sekali apel berwarna merah segar, di sebelahnya juga ada keranjang apel namun dengan warna hijau segar.

"Satu buah cukup dua koin perunggu," jawab pedagang itu.

"Baiklah, saya beli satu ...!" ucap pemuda tersebut, kemudian transaksi pun ia lakukan, membayar harga untuk satu buah apel berwarna merah yang ia pilih.

Setelah transaksi tersebut, dan satu buah apel kini berada di tangannya. Pemuda itu melanjutkan berjalannya. Beberapa kali ia melihat banyak penjaga kerajaan yang sedang melakukan patroli, beberapa kali juga ia terlihat terpaksa harus berpapasan dengan mereka. Namun dirinya merasa beruntung karena para penjaga itu tidak begitu memperhatikannya, dan wajahnya juga tidak terlalu terlihat.

"Merepotkan," gumam pemuda itu, berjalan mengarah ke salah satu bagian dinding kerajaan, dan kemudian naik ke sebuah menara yang ada pada dinding yang tinggi itu.

Di atas menara tersebut, si pemuda laki-laki berdiri dan bersandar pada salah satu pilar sembari memandang ke arah pemandangan luar dinding dengan menikmati manisnya apel yang ia beli dari pedagang itu.

Angin di siang hari tiba-tiba saja bertiup kencang nan lembut, menghempas tudung yang dikenakan oleh si pemuda laki-laki, sehingga membuat rambutnya yang berwarna hitam menari-nari tertiup angin.

Kedua iris mata yang berwarna hitam pekat sama seperti warna rambutnya itu terus memandangi setiap hamparan hijau serta hutan-hutan yang terlihat luas dan jauh. Beberapa kali ia menghela napas, beberapa kali juga angin menerpanya, hanya dirinya serta di sekitarnya. Angin yang bertiup lembut itu seolah tidak ingin beranjak jauh-jauh dari tempat pemuda itu berada.

Pemuda itu tiba-tiba saja tertawa kecil dan berkata, "kira-kira ada apa saja di luar sana, ya? Apakah kau mengetahuinya? Aku yakin kau telah menjelajahi berbagai tempat di luar sana, 'kan!" ucapnya berbicara dengan sendirinya.

Sesaat setelah berbicara, angin kembali bertiup lembut mengelilingi tubuhnya, seolah memberikan respons dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pemuda itu.

Pemuda itu tersenyum dan berkata, "terkadang ... aku merasa ingin sepertimu, bisa berhembus dan terbang dengan kebebasan untuk menjelajahi berbagai tempat di luar sana."

Angin kembali bertiup lembut hingga membuat salah satu tangannya sedikit tertarik dan terangkat. Lagi-lagi seolah angin di sekitarnya dapat mengetahui serta berbicara dengan pemuda itu.

Pemuda itu kembali tertawa dan kemudian berkata, "bukan terbang secara harafiah, jika secara harafiah aku tahu kau dapat membawaku terbang dengan mudah. Tetapi yang ku maksud adalah kebebasan itu."

"Tak selamanya memiliki hak istimewa itu menyenangkan," lanjutnya dengan intonasi yang terdengar cukup rendah dan pelan.

Terpopuler

Comments

Muhamad Saefulloh

Muhamad Saefulloh

aku tidak bisa melihat angin yqng mengelilinginya, gimana dong?

2023-09-13

1

Muhamad Saefulloh

Muhamad Saefulloh

buah tomat ada?🗿

2023-09-13

1

Yukity

Yukity

kutukan bukan ya?

2023-06-27

2

lihat semua
Episodes
1 Zephyra #1
2 Reaksi Elemen #2
3 Perpustakaan #3
4 Mencari Buku Cerita #4
5 Selesai Dari Perpustakaan #5
6 Angin yang Tajam #6
7 Sihir yang Menguras Energi #7
8 Pangeran Sejak Lahir #8
9 Salah Satu Kewajiban #9
10 Keberangkatan Tugas Dari Raja #10
11 Hutan Barat Perbukitan Pesisir #11
12 Disergap #12
13 Goa #13
14 Elang Putih #14
15 Impian Berkelana #15
16 Surat Perintah #16
17 Pasangan untuk Pesta #17
18 Shiro #18
19 Sesi Latihan Dansa #19
20 Potensi Sihir #20
21 Mengembalikan Buku #21
22 Basa-basi #22
23 Keputusanku Memilihmu #23
24 Bermain dengan Shiro #24
25 Menunggu yang Tidak Pasti #25
26 Yang Dinanti #26
27 Makan Malam Harmonis #27
28 Disambut Hangat #28
29 Dansa Pertama #29
30 Berkeliling Istana #30
31 Perpustakaan Istana #31
32 Ketakutan Terhadap Bangsawan #32
33 Berbincang Hangat #33
34 Laporan Tiba-tiba #34
35 Lokasi Kejadian #35
36 Terkepung #36
37 Sihir Tingkat Atas #37
38 Menetralkan Situasi #38
39 Aura Jahat Elang Hitam #39
40 Tamu Kerajaan Mulai Berdatangan #40
41 Tetaplah Di Dekat Ku #41
42 Aku Menyukaimu Malam Ini #42
43 Orang-orang Terhormat Berkumpul #43
44 Masalah yang Tidak Penting #44
45 Pengalaman yang Sangat Berharga #45
46 Kembang Api #46
47 Akademi Kerajaan Zephyra #47
48 Duel #48
49 Api Biru #49
50 Pengetahuan Dasar Sihir Angin #50
51 Guru Dadakan #51
52 Pusat Perbelanjaan Ibu Kota #52
53 Informasi Pendaftaran Petualang #53
54 Legenda Tua #54
55 Alasan? Tujuan? #55
56 Kristal Sihir #56
57 Kerajaan Zephyra Bersalju #57
58 Jalan-jalan Sejenak #58
59 Berbagai Benua #59
60 Cerita Dari Timur #60
61 Keputusan Berkelana #61
62 Cuti Tiba-tiba #62
63 Di Atas Salju #63
64 Pertama Kali Berkuda #64
65 Hari yang Indah #65
66 Berbicara Bersama Raja #66
67 Angin Bersuara #67
68 Busur Ajaib #68
69 Kekuatan Alam #69
70 Permata Berharga #70
71 Bola Salju #71
72 Welt Bertemu Shiro #72
73 Asal-usul Shiro? #73
74 Pertengahan Musim Dingin #74
75 Akhir Musim Dingin #75
76 Elf, Kurcaci, Manusia Setengah Binatang? #76
77 Akan Pergi? #77
78 Keberangkatan #78
79 Mystick #79
80 Sang Peri Angin #80
81 Desa Pertama, Blissville #81
82 Perusakan Ladang #82
83 Roh Angin #83
84 Proyek Pertambangan Terbengkalai #84
85 Pengirim Surat #85
86 Surat Balasan #86
87 Surat untuk Rumah #87
88 Pihak Kerajaan Datang #88
89 Melanjutkan Perjalanan #89
90 Putri Aurora #90
91 Dasar Iblis! #91
92 Seorang Bocah #92
93 Membantu Bocah Tersesat #93
94 Gereja Kecil Vesperin #94
95 Makan Siang Bersama #95
96 Aurora Melarikan Diri #96
97 Percobaan yang Gagal #97
98 Lanjut! #98
99 Si Pemilik Kekuatan #99
100 Aetheria #100
101 Bermalam Sebentar #101
102 Pertanda Buruk #102
103 Topik yang Sedang Hangat #103
104 Multi Tafsir #104
105 Jangan Khawatir #105
106 Menerjang Badai #106
107 Berusaha #107
108 Teman Baru #108
109 Aku Mati? #109
110 Tupai yang Berbicara #110
111 Kota Beladon #111
112 Pasar Raya #112
113 Kelompok Pengembara #113
114 Perbatasan Selatan Zephyra #114
115 Tujuan Kelompok #115
116 Berita Tersebar #116
117 Perbatasan Mutiara #117
118 Kegelapan Telah Datang #118
119 Perjalanan Kembali Berlanjut #119
120 Tiga Kerajaan, Keputusan Akhir #120
121 Teluk Mutiara #121
122 Arcadia #122
123 Belum Menerima Kabar? #123
124 Telinga Runcing, Ekor Kucing?! #124
125 Kau, Permata Alam!? #125
126 Buku Ramalan Arcadia #126
127 Makhluk Dari Neraka #127
128 Anjing Biru dari Neraka #128
129 Angin yang Membisu #129
130 Kawanan Anjing Berkepala Tiga #130
131 Pembasmian Hama #131
132 Pertarungan Cepat #132
133 Monster di Arcadia, Selesai #133
134 Ruru dan Aurora #134
135 Selatan Zephyra #135
136 Astaroth dan Asmodeus #136
137 Ibu Kota Neverley #137
138 Surat Telah Sampai #138
139 Pasukan Neverley #139
140 Malam yang Tenang #140
141 Isi Surat #141
142 Pertanda #142
143 Pasukan Kegelapan Telah Tiba #143
144 Telah Dimulai #144
145 Pertempuran Mutiara #145
146 Ekspedisi Gurun, Batal #146
147 Mematahkan Segel Kegelapan #147
148 Takluk #148
149 Kuil Berdoa #149
150 Mutiara Telah Jatuh #150
151 Keluar dari Benua Selatan #151
152 Prajurit Tambahan Asmodeus #152
153 Duel Langit #153
154 Penguasa Langit Zephyra#154
155 Situasi Darurat #155
156 Hasil Pertempuran Langit #156
157 Berita yang Sedang Panas #157
158 Jauh-jauh Dari Langit Hitam #158
159 Minim Informasi #159
160 Dipermainkan Alam #160
161 Petunjuk #161
162 Taktik Klise #162
163 Baltazhar Berubah Wujud #163
164 Pertemuan Tak Terduga #164
165 Pertempuran Langit Kedua #165
166 Baltazhar vs Altezza #166
167 Melawan Api Menggunakan Api #167
168 Ini Bukanlah Petualangan, Ini Perang #168
169 Perang Meletus #169
170 Runtuh #170
171 Terpukul Mundur #171
172 Fajar #172
173 Lautan Api #173
174 Pangeran Kedua Telah Kembali #174
175 Memahami Situasi #175
176 Gelombang Ketiga, Dimulai #176
177 Perang Belum Berakhir #177
178 Artefak Milik Ratu Zephyra #178
179 Kubah Emas Pelindung #179
180 Jangan Sentuh Istanaku! #180
181 Angin vs Api #181
182 Menguasai Lebih Dari Satu Elemen #182
183 Menciptakan Reaksi Angin dan Air #183
184 Kau Tidak Abadi, Aku Abadi! #184
185 Altezza vs Astaroth #185
186 Titik Kelemahan! #186
187 Keadaan yang Berbolak-balik #187
188 Sepasang Sayap Hitam Jatuh #188
189 Api, Air, Angin #189
190 Mati Langkah #190
191 Selamat Tinggal #191
192 Amorfati #192
193 Ini Bukanlah Takdir! #193
194 Saling Menggenggam #194
195 Harapan #195
196 Keturunan Asli Mystick #196
197 Menjenguk Permata Alam #197
198 Laporan Kehancuran dan Keputusan Raja #198
199 Alam Bawah Sadar #199
200 Hati #200
201 Kabar Baik Tersebar #201
202 Ungkapan #202
203 Ragu untuk Kembali? #203
204 Mungkin Dia Lebih Layak #204
205 Tentang Sihir Terlarang, Pembagian Nyawa #205
206 Kegoyahan Putra Mahkota #206
207 Saatnya Kembali #207
208 Aku Sudah Memutuskan! #208
209 Malam #209
210 Aurora dan Permata Alam #210
211 Karakter Si Bungsu #211
212 Selesaikan Apa Yang Harus Diselesaikan #212
213 Keberangkatan Utusan #213
214 Sudah Berjauhan #214
215 Bekas Pertempuran Selatan #215
216 Mengendalikan Cuaca #216
217 Danau Buatan Tercipta #217
218 Ketidakstabilan Benua Selatan #218
219 Menemui Penguasa Selatan #219
220 Menetralisir Kegelapan #220
221 Selesai (END) #221
222 | Chapter Bonus |
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Zephyra #1
2
Reaksi Elemen #2
3
Perpustakaan #3
4
Mencari Buku Cerita #4
5
Selesai Dari Perpustakaan #5
6
Angin yang Tajam #6
7
Sihir yang Menguras Energi #7
8
Pangeran Sejak Lahir #8
9
Salah Satu Kewajiban #9
10
Keberangkatan Tugas Dari Raja #10
11
Hutan Barat Perbukitan Pesisir #11
12
Disergap #12
13
Goa #13
14
Elang Putih #14
15
Impian Berkelana #15
16
Surat Perintah #16
17
Pasangan untuk Pesta #17
18
Shiro #18
19
Sesi Latihan Dansa #19
20
Potensi Sihir #20
21
Mengembalikan Buku #21
22
Basa-basi #22
23
Keputusanku Memilihmu #23
24
Bermain dengan Shiro #24
25
Menunggu yang Tidak Pasti #25
26
Yang Dinanti #26
27
Makan Malam Harmonis #27
28
Disambut Hangat #28
29
Dansa Pertama #29
30
Berkeliling Istana #30
31
Perpustakaan Istana #31
32
Ketakutan Terhadap Bangsawan #32
33
Berbincang Hangat #33
34
Laporan Tiba-tiba #34
35
Lokasi Kejadian #35
36
Terkepung #36
37
Sihir Tingkat Atas #37
38
Menetralkan Situasi #38
39
Aura Jahat Elang Hitam #39
40
Tamu Kerajaan Mulai Berdatangan #40
41
Tetaplah Di Dekat Ku #41
42
Aku Menyukaimu Malam Ini #42
43
Orang-orang Terhormat Berkumpul #43
44
Masalah yang Tidak Penting #44
45
Pengalaman yang Sangat Berharga #45
46
Kembang Api #46
47
Akademi Kerajaan Zephyra #47
48
Duel #48
49
Api Biru #49
50
Pengetahuan Dasar Sihir Angin #50
51
Guru Dadakan #51
52
Pusat Perbelanjaan Ibu Kota #52
53
Informasi Pendaftaran Petualang #53
54
Legenda Tua #54
55
Alasan? Tujuan? #55
56
Kristal Sihir #56
57
Kerajaan Zephyra Bersalju #57
58
Jalan-jalan Sejenak #58
59
Berbagai Benua #59
60
Cerita Dari Timur #60
61
Keputusan Berkelana #61
62
Cuti Tiba-tiba #62
63
Di Atas Salju #63
64
Pertama Kali Berkuda #64
65
Hari yang Indah #65
66
Berbicara Bersama Raja #66
67
Angin Bersuara #67
68
Busur Ajaib #68
69
Kekuatan Alam #69
70
Permata Berharga #70
71
Bola Salju #71
72
Welt Bertemu Shiro #72
73
Asal-usul Shiro? #73
74
Pertengahan Musim Dingin #74
75
Akhir Musim Dingin #75
76
Elf, Kurcaci, Manusia Setengah Binatang? #76
77
Akan Pergi? #77
78
Keberangkatan #78
79
Mystick #79
80
Sang Peri Angin #80
81
Desa Pertama, Blissville #81
82
Perusakan Ladang #82
83
Roh Angin #83
84
Proyek Pertambangan Terbengkalai #84
85
Pengirim Surat #85
86
Surat Balasan #86
87
Surat untuk Rumah #87
88
Pihak Kerajaan Datang #88
89
Melanjutkan Perjalanan #89
90
Putri Aurora #90
91
Dasar Iblis! #91
92
Seorang Bocah #92
93
Membantu Bocah Tersesat #93
94
Gereja Kecil Vesperin #94
95
Makan Siang Bersama #95
96
Aurora Melarikan Diri #96
97
Percobaan yang Gagal #97
98
Lanjut! #98
99
Si Pemilik Kekuatan #99
100
Aetheria #100
101
Bermalam Sebentar #101
102
Pertanda Buruk #102
103
Topik yang Sedang Hangat #103
104
Multi Tafsir #104
105
Jangan Khawatir #105
106
Menerjang Badai #106
107
Berusaha #107
108
Teman Baru #108
109
Aku Mati? #109
110
Tupai yang Berbicara #110
111
Kota Beladon #111
112
Pasar Raya #112
113
Kelompok Pengembara #113
114
Perbatasan Selatan Zephyra #114
115
Tujuan Kelompok #115
116
Berita Tersebar #116
117
Perbatasan Mutiara #117
118
Kegelapan Telah Datang #118
119
Perjalanan Kembali Berlanjut #119
120
Tiga Kerajaan, Keputusan Akhir #120
121
Teluk Mutiara #121
122
Arcadia #122
123
Belum Menerima Kabar? #123
124
Telinga Runcing, Ekor Kucing?! #124
125
Kau, Permata Alam!? #125
126
Buku Ramalan Arcadia #126
127
Makhluk Dari Neraka #127
128
Anjing Biru dari Neraka #128
129
Angin yang Membisu #129
130
Kawanan Anjing Berkepala Tiga #130
131
Pembasmian Hama #131
132
Pertarungan Cepat #132
133
Monster di Arcadia, Selesai #133
134
Ruru dan Aurora #134
135
Selatan Zephyra #135
136
Astaroth dan Asmodeus #136
137
Ibu Kota Neverley #137
138
Surat Telah Sampai #138
139
Pasukan Neverley #139
140
Malam yang Tenang #140
141
Isi Surat #141
142
Pertanda #142
143
Pasukan Kegelapan Telah Tiba #143
144
Telah Dimulai #144
145
Pertempuran Mutiara #145
146
Ekspedisi Gurun, Batal #146
147
Mematahkan Segel Kegelapan #147
148
Takluk #148
149
Kuil Berdoa #149
150
Mutiara Telah Jatuh #150
151
Keluar dari Benua Selatan #151
152
Prajurit Tambahan Asmodeus #152
153
Duel Langit #153
154
Penguasa Langit Zephyra#154
155
Situasi Darurat #155
156
Hasil Pertempuran Langit #156
157
Berita yang Sedang Panas #157
158
Jauh-jauh Dari Langit Hitam #158
159
Minim Informasi #159
160
Dipermainkan Alam #160
161
Petunjuk #161
162
Taktik Klise #162
163
Baltazhar Berubah Wujud #163
164
Pertemuan Tak Terduga #164
165
Pertempuran Langit Kedua #165
166
Baltazhar vs Altezza #166
167
Melawan Api Menggunakan Api #167
168
Ini Bukanlah Petualangan, Ini Perang #168
169
Perang Meletus #169
170
Runtuh #170
171
Terpukul Mundur #171
172
Fajar #172
173
Lautan Api #173
174
Pangeran Kedua Telah Kembali #174
175
Memahami Situasi #175
176
Gelombang Ketiga, Dimulai #176
177
Perang Belum Berakhir #177
178
Artefak Milik Ratu Zephyra #178
179
Kubah Emas Pelindung #179
180
Jangan Sentuh Istanaku! #180
181
Angin vs Api #181
182
Menguasai Lebih Dari Satu Elemen #182
183
Menciptakan Reaksi Angin dan Air #183
184
Kau Tidak Abadi, Aku Abadi! #184
185
Altezza vs Astaroth #185
186
Titik Kelemahan! #186
187
Keadaan yang Berbolak-balik #187
188
Sepasang Sayap Hitam Jatuh #188
189
Api, Air, Angin #189
190
Mati Langkah #190
191
Selamat Tinggal #191
192
Amorfati #192
193
Ini Bukanlah Takdir! #193
194
Saling Menggenggam #194
195
Harapan #195
196
Keturunan Asli Mystick #196
197
Menjenguk Permata Alam #197
198
Laporan Kehancuran dan Keputusan Raja #198
199
Alam Bawah Sadar #199
200
Hati #200
201
Kabar Baik Tersebar #201
202
Ungkapan #202
203
Ragu untuk Kembali? #203
204
Mungkin Dia Lebih Layak #204
205
Tentang Sihir Terlarang, Pembagian Nyawa #205
206
Kegoyahan Putra Mahkota #206
207
Saatnya Kembali #207
208
Aku Sudah Memutuskan! #208
209
Malam #209
210
Aurora dan Permata Alam #210
211
Karakter Si Bungsu #211
212
Selesaikan Apa Yang Harus Diselesaikan #212
213
Keberangkatan Utusan #213
214
Sudah Berjauhan #214
215
Bekas Pertempuran Selatan #215
216
Mengendalikan Cuaca #216
217
Danau Buatan Tercipta #217
218
Ketidakstabilan Benua Selatan #218
219
Menemui Penguasa Selatan #219
220
Menetralisir Kegelapan #220
221
Selesai (END) #221
222
| Chapter Bonus |

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!