Sliinggg ...!!!!
Tebasan pedang disusul dengan suara yang cukup nyaring, beradu dengan sangat kuat, dan kemudian berhenti. Altezza menurunkan pedang yang ia genggam, berhadapan dengan pengawal pribadinya yaitu Kenan. Laki-laki itu kemudian melangkah ke tepi lapangan berlatih, dan kemudian duduk di sebuah bangku kayu panjang yang ada di tepi lapangan tersebut.
"Sepertinya anda terlihat lelah dan cukup gelisah sore ini," ucap Kenan, berdiri tepat di sebelah pangeran tersebut.
Di sore hari yang cerah, Altezza terlihat menghabiskan waktunya untuk kegiatan sehari-hari yang hampir selalu ia lakukan, yaitu berlatih pedang dan sihir di halaman belakang istana. Namun sepanjang laki-laki itu berlatih, Kenan jarang sekali melihat adanya semangat pada pangerannya.
"Aku bingung harus mengajak siapa untuk pesta itu," jawab Altezza, menghela napas berat, masih memikirkan hal tersebut apalagi setelah berlatih dansa dengan ibundanya di aula utama istana.
Kenan sempat tertawa kecil, melihat pangeran tampan itu masih bingung untuk menentukan, "saya benar-benar tidak menyangka pangeran seperti anda akan bingung untuk mencari pasangan," ucapnya.
"Pasangan untuk pesta maksudku," lanjut Kenan, meluruskan agar tidak terjadi kesalahpahaman, karena ia tahu Altezza selalu sensitif jika membahas soal pasangan.
Altezza bersandar pada bangku kayu panjang itu sembari berkata, "18 tahun aku hidup, tetapi sangat jarang sekali aku berada di luar istana, hanya jika ada tugas atau hal-hal penting saja. Maka dari itu aku tidak terlalu banyak memiliki teman perempuan, selain para pelayan wanita di istana yang ku kenal."
"Apakah kau ada saran?" lanjut Altezza bertanya, menoleh dan menatap santai tetapi serius pengawal pribadinya yang berdiri tepat di sampingnya.
Kenan sempat mengangkat kepalanya ke atas, memandangi langit senja yang berwarna jingga dan terlihat sangat indah, sebelum akhirnya memberikan jawaban, "kurasa aku bisa memberikan saran kepada anda harus mengajak siapa, akan tetapi bolehkah aku memohon sesuatu?"
"Kau ... benar-benar, deh! Baiklah, baiklah! Apa yang ingin kau inginkan?" sahut Altezza, terlihat sedikit merasa kesal, namun merasa tidak ada pilihan lain karena siapa tahu saran yang diberikan oleh pengawal setianya bisa bermanfaat, "namun kau harus memberikan saran yang benar-benar berguna!" lanjutnya, menegaskan hal tersebut.
Kenan menoleh, menatap pangeran itu dengan tawa kecilnya sebelum kemudian berkata, "tenang saja, kurasa ini akan berguna, namun kembali lagi pada keputusan anda untuk menggunakan saran ku atau tidak."
Altezza mengangguk paham, dan kemudian berkata, "katakan apa yang kau inginkan ...!"
Tidak mengurangi rasa hormat, Kenan menundukkan pandangannya, menghadap Altezza dan kemudian menyampaikan permohonannya, "saya memohon kepada anda untuk mengajari cara menggunakan sihir seperti anda, jadilah guru saya!"
Mendengar hal tersebut, Altezza jadi teringat apa yang sempat ia katakan ketika di perpustakaan beberapa waktu lalu soal dirinya yang menjanjikan akan mengajari Kenan cara menguasai sihir. Tidak ingin ingkar janji, dan juga mengabulkan permintaan tersebut. Altezza menjawab permohonan itu, "baiklah, aku akan mengajari dirimu teknik dasarnya, selebihnya tinggal kembali lagi pada dirimu untuk berniat menguasainya atau tidak."
"Oke, sekarang coba ulurkan salah satu tanganmu ...!" lanjut Altezza, beranjak berdiri, dan berhadapan tepat di depan Kenan.
Kenan cukup terkejut melihat pangeran itu langsung beranjak dari bangkunya, dan kemudian menyuruhnya untuk mengulurkan tangan, "untuk apa?" tanyanya.
"Aku ingin memeriksa potensi sihir yang ada pada dirimu," jawab Altezza.
"Sekarang?!" sahut Kenan, dengan intonasi yang sedikit meninggi, tidak menyangka Altezza akan berubah secara tiba-tiba menjadi semangat untuk mengajar.
"Tentu saja, biar kau juga bisa cepat-cepat berikan saran itu padaku!" sahut Altezza, dengan tatapan tajam dan seriusnya.
Kenan pun segera menuruti apa yang dikatakan oleh Altezza, mengulurkan tangan kanannya. Altezza kemudian memposisikan telapak tangan kanannya berada tepat di atas telapak tangan kanan milik Kenan, sebelum kemudian sebuah hembusan angin secara perlahan membuat gumpalan berbentuk bola angin di antara kedua telapak tangan itu, dan kemudian perlahan pecah serta terurai layaknya debu beterbangan.
"Apa yang terjadi?" tanya Kenan, menatap kagum atas apa yang baru saja ia saksikan, dan ditambah dirinya bisa merasakan sihir angin yang digunakan oleh Altezza.
"Sesuai yang ku duga! Kesatria pilihan ibu tidak pernah salah!" cetus Altezza, tersenyum melihat Kenan, kemudian beranjak, melangkah mendekati sebuah boneka palsu yang ada di sudut lapangan tersebut.
Kenan masih terlihat bingung dengan apa yang dikatakan oleh pangerannya, dalam benaknya muncul banyak pertanyaan yang tak bisa ia ungkapkan, terlebih soal sihir angin yang sempat ia rasakan di salah satu telapak tangannya.
"Kenan, sekarang coba luruskan salah satu lenganmu ke depan seperti sedang atau ingin meraih sesuatu, dan kemudian rapalkan mantra dasarnya ...!" ucap Altezza, berdiri tepat di sebelah patung atau boneka palsu yang sepertinya akan menjadi sasaran.
"Mantra?" cetus Kenan, terlihat bingung.
Altezza baru ingat kalau dirinya belum pernah memberitahu mantra apapun itu kepada Kenan. Dirinya pun segera memberitahukannya, mantra paling dasar yang sering diajarkan dalam akademi sihir kerajaan, "Wahai Angin, kumohon dengarkanlah permohonanku! Berikanlah berkat dan kekuatan padaku untuk menghapuskan semua musuh yang ada di hadapanku."
Kenan mendengar apa yang dikatakan oleh Altezza, dan kemudian berusaha untuk menirunya, mengucap mantra yang sama dengan konsentrasi penuh. Namun baru setengah perapalan mantra, dan belum selesai sepenuhnya. Tiba-tiba saja sebuah sihir angin melesat dengan sangat cepat dan tajam, tidak mengarah ke boneka sasaran, namun justru melenceng menuju ke arah Altezza. Kenan sangat terkejut melihat hal tersebut, namun beruntungnya Altezza tidak terluka karena sebuah penghalang atau pelindung angin miliknya yang tiba-tiba saja muncul. Semuanya terjadi sangat cepat, tidak ada lima detik.
"Ma-maaf, Yang Mulia! Sungguh, maafkan saya! Saya berani bersumpah bahwa saya tidak bermaksud melakukannya!" seru Kenan cemas, berlari kepada Altezza, dan kemudian langsung menundukkan kepalanya di hadapan pangerannya yang hampir saja ia bunuh.
Altezza malah tertawa gembira dan terlihat sangat santai sekali, meskipun sihir angin yang digunakan oleh Kenan sangat berkemungkinan besar dapat membuatnya kehilangan salah satu anggota tubuh, atau bahkan hingga menyebabkan kematian karena saking cepat dan tajamnya angin yang melesat.
"Tidak apa, angkat kepalamu, ini murni kesalahanku untuk memilih berdiri di sini," ucap Altezza, memegang salah satu pundak milik Kenan dengan gelak tawa yang masih saja terdengar.
"Anda tidak terluka, 'kan?" tanya Kenan, mengangkat kembali kepalanya, menatap cemas pangeran itu.
Altezza tersenyum senang menjawab, "anggota tubuhku masih lengkap, kok! Tenang saja."
Kenan menghela napas lega dengan cukup panjang, setelah memastikan bahwa Altezza benar-benar baik-baik saja, tidak ada luka apapun itu. Hampir saja ia dijatuhi vonis hukuman mati oleh Raja karena melukai atau membunuh pangeran kerajaan dengan tuduhan sudah dipastikan pembunuhan berencana terhadap pangeran kerajaan. Beruntung vonis serta tuduhan itu tidak ia dapatkan karena Altezza tidak terluka serta masih hidup, dan dirinya masih dapat menghirup udara serta bernapas normal.
"Aneh, padahal saya belum merapalkan penuh mantra itu sampai selesai," gumam Kenan, terheran-heran dengan tatapan menatap telapak tangan kanannya.
"Kau memiliki potensi sihir yang besar, dan sebenarnya kemampuan sihir elemen yang kau kuasai bukanlah sihir angin seperti diriku." Altezza berbicara sembari berjalan kembali ke tepi lapangan latih bersama Kenan.
"Angin bukan sihir elemen yang ku kuasai? Lalu bagaimana tadi? Mengapa saya bisa menggunakannya? Eh, atau ... jangan-jangan anda yang membuat saya bisa menggunakannya? Apa anda sedang mempermainkan saya?" tanya Kenan, benar-benar bingung dan tidak paham dengan apa yang sebenarnya terjadi. Namun yang jelas ketika ia mengeluarkan sihir angin tersebut, suasana hati yang ia rasakan benar-benar tenang, dan dirinya juga merasakan sensasi yang hebat.
Altezza tersenyum dan sempat tertawa kecil mendengar pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa ia jawab satu-persatu. Namun pangeran muda itu memberikan sedikit kejelasan, "aku tidak tahu pasti apa elemen dasar yang kau miliki, namun yang dapat ku rasakan saat aku memeriksa potensi sihirmu, aku merasa bahwa kau dapat beradaptasi dengan beberapa elemen, dan kau dapat menggunakan elemen lain selain elemen dasar yang kau kuasai."
"Simpelnya ... kau bisa menggunakan sihir elemen lain dengan mudah, asalkan kau bersentuhan atau mendapat paparan sihir tersebut. Contohnya nyatanya tadi, setelah aku menggunakan elemen anginku, kau jadi dapat menggunakannya," lanjut Altezza.
Kenan hanya diam, terlihat bingung, karena memang dirinya tidak memiliki pengetahuan atau ilmu lebih soal sihir. Namun Altezza memberikan saran, "jika kau ingin mengetahui lebih soal sihir, kau bisa tanya-tanya kepada Welt, ilmu sihirnya melebihi ilmu sihir yang ku miliki."
"Yang Mulia, saya penasaran dan ingin bertanya kepada anda," cetus Kenan, ketika berjalan menuju ke pintu belakang istana, karena hari juga perlahan menjelang petang dan malam.
"Tanya saja, jika aku bisa menjawabnya, akan ku jawab!" sahut Altezza.
"Apakah anda juga bisa seperti saya? Maksudku adalah ... soal ... beradaptasi dengan sihir elemen lain," ucap Kenan, menoleh dan menatap pangerannya dengan tatapan penasaran.
Altezza mengangkat kedua pundaknya dan menjawab, "aku tidak tahu pasti, tetapi dahulu waktu aku masih usia 15 tahun. Ibu sempat berkata padaku bahwa aku bisa beradaptasi, namun aku belum pernah merasakan atau melakukannya. Masih hanya sekedar dugaan yang belum terbukti."
"Ngomong-ngomong, kau masih berhutang padaku soal saranmu itu, ya!" lanjut Altezza, kembali memutar topik pembicaraan ke topik awal, yaitu soal janji Kenan yang katanya akan memberikannya saran.
Kenan tertawa kecil dan menjawab, "iya, saya akan memberitahukan saran saya setelah ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Wineta
lagian Altezza ngapain jga berdiri di situ sih😭 bikin deg²an aja, mana reaksinya ketawa-tawa pula😖🙈
2023-05-21
2
Taki
tetep ditagih di akhir sama Altezza😂🙈🤭
2023-05-21
4
Kaori
wuih ternyata Kenan punya bakat juga ya😍
2023-05-21
3