Altezza dibuat menurunkan pedangnya, dan kemudian langsung kembali menyarungkan, serta menggantungkannya kembali di ikat pinggangnya. Seekor elang berukuran cukup besar dan memiliki bulu putih bersih membuatnya harus menyimpan kembali pedang tersebut. Burung yang sangat langka itu terlihat tidak banyak bergerak, beberapa kali hanya menyandarkan tubuhnya di bebatuan goa, dengan sayap sebelah kanan terluka cukup parah.
"Elang jenis apa kamu?" gumam Altezza bertanya-tanya, dengan tatapan kagum ketika menemukan hewan tersebut. Ia berusaha mendekat perlahan, dan hendak menyentuhnya. Sempat jari telunjuk tangan kirinya hampir dipatuk oleh elang tersebut, tetapi tidak kena, sebelum kemudian unggas itu seolah mengizinkan Altezza untuk menyentuhnya.
Seekor elang yang benar-benar menakjubkan, dengan bulunya yang berwarna putih bersih layaknya merpati, panjang tubuh sekitar 65 centimeter dari ujung paruh hingga ekor, dan dengan sayap yang memiliki ukuran lebar 115 centimeter. Di bagian belakang kepala elang itu juga memiliki jambul yang menjulang dengan tinggi 12 centimeter berjumlah empat bulu, dan hal tersebut membuatnya unik serta berbeda dari elang biasanya. Ciri-ciri tersebut tentu sangat unik, dan sudah berhasil menarik perhatian Altezza, terlebih makhluk menakjubkan itu tidak dapat terdeteksi oleh sihir angin miliknya, seperti ada sesuatu yang aneh pada unggas itu.
Mengesampingkan sesuatu yang aneh dan berhasil menghalau sihir angin miliknya. Altezza lebih memilih untuk mengangkat, dan menggendong hewan unik itu bersamanya, langsung membawanya keluar dari dalam goa. Udara segar, angin bertiup lembut, dan kembali merasakan hangatnya cahaya matahari yang menyinari. Altezza berjalan keluar dari goa dengan kedua tangan menggendong elang yang baru saja ia temukan, kondisinya cukup mengenaskan, terkulai lemah dan tidak dapat terbang karena luka di sayap kanannya.
Tak berselang lama, kuda putih miliknya langsung datang setelah berjalan-jalan serta menikmati segarnya rerumputan di hutan tersebut. Kuda itu berkeliaran dengan sendirinya, namun kembali kepada tuannya seolah sudah tahu kalau tuannya sudah kembali dari dalam goa. Pangeran muda itu segera menunggangi kudanya, dan kemudian beranjak pergi dari tempat itu bersama dengan seekor unggas yang berada di pangkuannya.
Melalui pepohonan, berjalan di jalan lereng pegunungan Utara kerajaan, dan kemudian mulai memasuki area hamparan rumput hijau yang amat luas. Sejauh ini, Altezza terlihat sungguh menikmati waktunya di luar benteng, dengan begitu dirinya dapat merasa sedikit bebas dan menikmati suasana alam di sekitar. Hal tersebut adalah hal yang selalu ia idam-idamkan selama dirinya remaja dan mulai diharuskan aktif sebagai seorang pangeran. Semakin ia keluar dari benteng kota kerajaan dan memandangi indahnya alam, semakin dirinya dibuat penasaran dengan tempat-tempat di luar sana, di dunia yang sangat luas ini. Apalagi masih banyak hal yang belum ia ketahui tentang dunia ini, keajaiban-keajaiban yang tersimpan, serta banyaknya cerita dan misteri yang berada di baliknya.
Menjadi seorang pengembara mungkin adalah salah satu cara untuk bisa menjelajahi luasnya dunia. Namun sayangnya impian tersebut harus kembali tertahan untuk sementara waktu, ketika dirinya sudah mulai mendekati gerbang utama benteng kerajaan. Tugas, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai pangeran sudah menanti dirinya di istana. Entah bagaimana caranya dirinya mewujudkan impian tersebut.
Ketika sampai di gerbang kerajaan, kuda putih itu terus bergerak dengan cepat, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat, langsung mengarah ke istana. Di halaman depan istana sudah terlihat Kenan yang berdiri bersama Raja dan Ratu yang sepertinya mereka tahu keterlambatan dirinya untuk kembali. Raja terlihat sudah siap untuk menghujani dirinya dengan wejangan, namun berbeda dengan Ratu yang justru terlihat tenang.
"Altezza, kau melakukannya lagi, melenceng dari tugas yang sudah diberikan, dan dengan seenaknya berkeliaran di hutan tersebut." Raja terlihat cukup marah dengan keputusan yang telah dibuat oleh putra bungsunya.
Kali ini Altezza tidak tinggal diam, dan memilih untuk membantah apa yang dikatakan oleh Raja dengan berkata, "aku berhak untuk membuat keputusan, apapun itu. Terlebih aku tidak terlalu suka untuk terus berada di istana!" ucapnya, lugas dan tegas, bahkan tidak segan untuk menciptakan kontak mata dengan Baginda Raja. Ia tidak menganggap gelar serta mahkota yang ada di kepala milik Raja, di momen ini dirinya menganggap pria yang berdiri berhadapan dengannya adalah seorang Ayah, bukanlah Raja.
Terlihat tidak ingin berbincang lebih dengan sosok Ayah kandungnya, Altezza turun dari kudanya, menggendong unggas yang ia temukan, dan kemudian langsung berjalan menuju ke halaman samping istana. Sikapnya sungguh acuh tak acuh, tidak peduli orang yang ia hadapi adalah seorang Raja.
"Aku akan menangani anak itu, kamu kembali saja ke dalam ...!" ucap Ratu Caitlyn kepada suaminya, dan kemudian menoleh, menatap Kenan dengan tatapan lembut sembari berkata, "Kenan, untuk hari ini kamu dibebaskan untuk bersantai, aku memberimu waktu luang sepanjang hari ini."
"Baik, Yang Mulia." Kenan menundukkan kepalanya, patuh dengan perintah tersebut. Meskipun tetap saja, hatinya seolah tidak bisa jauh dari pangeran muda itu.
***
Ratu cantik dan terlihat sangat anggun itu berjalan menuju halaman samping istana. Ketika berada di halaman samping, dirinya dapat melihat sosok pangeran muda yang tampan, terlihat sedang duduk di sebuah gazebo megah berwarna putih di ujung taman. Laki-laki itu terlihat sibuk memeriksa makhluk yang ia bawa, tergeletak di atas meja keramik gazebo.
"Apakah dia terluka?" tanya Caitlyn dengan intonasi yang sungguh lembut.
Altezza langsung menoleh ketika mendengar suara yang sangat ia sukai sedari kecil itu, "iya, sepertinya sayap kanannya patah," jawabnya, terlihat cukup khawatir dan perhatian dengan elang yang baru saja ia temukan.
"Apa dia seekor elang?" tanya Caitlyn, perlahan duduk tepat di sebelah putranya.
Altezza mengangguk, "iya, tetapi sepertinya dia bukan elang biasa."
Caitlyn terlihat cukup tertarik dengan unggas yang dibawa oleh putra bungsunya, karena memang seekor elang itu terlihat sangat unik dengan bulu berwarna putih bersih yang cantik. Ia perlahan menyentuh dan mengelus lembut tubuh hewan tersebut, sebelum kemudian melihat luka yang ada pada sayap kanan milik elang itu.
"Ibunda, apa kamu bisa menyembuhkannya?" cetus Altezza, menoleh dan menatap Ratu Caitlyn. Di momen ini ia tidak menganggap Caitlyn sebagai ratu, melainkan sebagai ibu.
Caitlyn terlihat memeriksa luka pada sayap kanan milik elang tersebut, memastikan apakah lukanya terlalu parah atau tidak. Terlihat sayap kanan milik elang itu terkulai lemas, tidak bergerak, dan memang terindikasi patah tulang. Melihat kasus ini, Caitlyn bisa saja langsung menyembuhkannya, namun sihir penyembuhan disinyalir akan memberikan efek samping kepada unggas itu.
"Bisa dengan mudah jika menggunakan sihir penyembuhan, namun akan memberikan efek samping, karena kita tidak tahu bagaimana kondisi hewan ini sebenarnya." Caitlyn menjawab pertanyaan putra bungsunya, dan kemudian bernajak dari tempat duduk tersebut, "sebentar, aku ambilkan peralatannya terlebih dahulu."
Caitlyn kembali dengan membawa kotak obat-obatan, dan kemudian membuka kotak tersebut di atas meja. Ia terlihat mempersiapkan beberapa benda untuk menjaga agar sayap burung itu tetap berada di posisinya. Sehelai pita perban berwarna merah sepanjang 12 inci sembari berbicara, "tulang yang patah pada seekor burung dapat pulih kembali secara alami, dan kita akan membantunya untuk memulihkan tulangnya yang patah dengan cara menjaga agar sayap kanannya yang patah tetap berada di posisinya."
"Sembuh alami?" tanya Altezza, terlihat tidak begitu mengerti.
Caitlyn tersenyum dan mengangguk, "iya," jawabnya singkat.
Elang berwarna putih itu terlihat hanya menurut, membiarkan kedua manusia itu melakukan apa saja pada dirinya. Tidak terlalu banyak bergerak, karena memang tubuhnya sedang dalam kondisi terlemah. Iris mata tajam kuning kecokelatan itu tidak henti-hentinya menatap sosok laki-laki bernama Altezza, yang sudah menemukan serta membawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Wineta
untung aja bukan sesuatu yg berbahaya 🥰 ucul elangnya, nurut gitu 🙈
2023-05-15
2
Kaori
keliatannya elangnya jinak😍🙈🤭
2023-05-15
7
Taki
ciri²nya jdi ngingetin ke elang jawa, + ada jambulnya yg ikonik bngt 😍
2023-05-15
9