Kebakaran hebat di hutan Barat Perbukitan Pesisir yang sempat terjadi, kini diselesaikan sendiri oleh Altezza hanya dengan memanfaatkan sebuah kubangan air yang berada tak jauh dari lokasi kebakaran itu terjadi. Pemuda tersebut memanfaatkan reaksi elemen antara angin dan air, dengan begitu meskipun hanya dari sebuah kubangan air, dirinya dapat dengan cepat membereskan kebakaran tersebut. Kebakaran telah dibereskan, namun dirinya tidak dapat kembali memulihkan area yang sebelumnya hijau subur kini berubah menjadi hangus terbakar. Membiarkan alam untuk melakukan pemulihan dengan sendirinya adalah pilihan terbaik, dan tanpa adanya campur tangan dari manusia. Hanya saja pemulihan tersebut memang akan membutuhkan waktu, namun hal itu tidak menjadi masalah.
Sepuluh orang bandit yang diduga berkomplotan dengan tiga orang pembunuh yang sempat menerobos masuk istana kemarin malam telah diamankan. Di sisi lain, Altezza juga memiliki asumsi kalau para bandit yang telah ia amankan ini juga satu komplotan dengan tiga orang pelaku perampokan yang sempat terjadi beberapa waktu sebelumnya. Apalagi melihat elemen sihir yang dapat mereka kuasai, yaitu elemen api.
Semuanya sudah siap untuk berangkat, kembali ke istana, dengan sepuluh bandit yang sudah teramankan, diikat menjadi satu barisan, dan dikawal ketat oleh para prajurit berkuda itu. Ketika hendak beranjak meninggalkan tempat, Altezza yang sudah menunggangi kuda putihnya mendekati pengawalnya yakni Kenan yang juga sudah berada di atas kuda hitam tersebut.
"Kenan, aku serahkan komando regu padamu. Pimpin mereka kembali ke istana, dan jangan segan untuk melakukan tindakan tegas terhadap bandit yang keras kepala," cetus Altezza, yang tentunya hal tersebut cukup mengejutkan Kenan.
"Ada apa? Kenapa anda tiba-tiba saja mengambil keputusan ini?" sahut Kenan.
"Aku ingin memeriksa suatu tempat terlebih dahulu, cukup jauh dari sini, namun masih tetap di wilayah yuridiksi Kerajaan Zephyra," jawab Altezza, jujur.
"Bagaimana jika saya terkena omel dan hukuman dari Baginda karena kembali tanpa bersama anda? Tentu itu sebuah keanehan, dan akan menimbulkan asumsi yang tidak-tidak." Kenan berbicara dan terlihat khawatir, terlebih ia harus menuruti perintah yang diberikan oleh tuannya, yang tentu saja tidak akan pernah mungkin ia tolak.
"Ini perintah dariku, katakan saja kepada Raja atau Ratu, bahwa engkau menerima perintah mutlak tersebut dariku. Mereka tidak akan menghukum mu, atau mengomeli dirimu," ucap Altezza, santai dan tenang.
"Lalu bagaimana dengan anda?" tanya Kenan.
Altezza terkekeh kecil dan kemudian tersenyum sebelum kemudian menjawab dengan berkata, "paling aku yang akan terkena omelan tersebut, lagipula hal seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari ku, tenang saja."
Kenan hanyalah seorang pengawal pribadi pangeran kedua yakni Altezza, dengan sebuah ikatan, sumpah, serta beberapa aturan wajib yang mutlak tidak dapat ditolak, salah satunya adalah menurut serta mengerjakan apapun perintah dari tuannya. Ia pun segera berangkat, beranjak pergi dari lokasi tersebut, memimpin rombongan untuk kembali ke istana. Perintah dari Altezza juga didengar oleh para prajurit yang ikut dalam rombongan tersebut, dan mereka juga menjadi saksi dari perintah yang dibuat secara individu berdasarkan keinginan Altezza sendiri.
Para prajurit berkuda yang kini di bawah kepemimpinan Kenan sesuai dengan perintah serta arahan dari Altezza perlahan berjalan menjauh, melalui jalan yang ada di antara pepohonan lebat hutan tersebut. Setelah melihat mereka semakin menjauh, Altezza kemudian memutar kuda yang ia tunggangi, dan kemudian menunggangi kuda putih tersebut melalui hutan mengarah ke Utara.
Kuda putih tanpa zirah itu berlari di antara pepohonan hutan, menuju ke lereng dari sebuah bukit lain yang berada di Utara, dan kemudian langsung berhenti tepat di depan dari sebuah goa. Goa tersebut adalah goa yang sempat ia lihat sebelumnya ketika melakukan penjelajahan menggunakan angin miliknya. Perhatiannya tertarik untuk mengunjungi goa itu.
Perlahan ia turun dari kuda miliknya, dan kemudian melepaskan kuda tersebut begitu saja, membiarkan kuda itu berjalan dan berkeliaran. Laki-laki itu terlihat tidak takut akan kehilangan kuda miliknya. Ia hanya berjalan dan kemudian tepat di depan mulut goa, dengan sebuah pedang yang bergelantung di pinggangnya, berjaga-jaga terhadap sesuatu yang tidak ia ketahui di dalam goa tersebut.
Perlahan Altezza melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam goa. Tidak ada angin, cukup pengap, namun terdapat banyak sekali bebatuan yang cukup tajam di beberapa bagian goa. Sangat gelap, tidak ada cahaya sama sekali. Untuk berjaga-jaga, Altezza menggunakan sihir angin miliknya untuk dijadikan sebagai pendeteksi, karena kedua matanya tidak dapat melihat apapun di dalam goa tersebut karena saking gelapnya. Ia menghentikan langkahnya, dan kemudian perlahan memejamkan mata dengan ketenangannya.
Angin berhembus perlahan nan lembut, memasuki serta perlahan semakin ke dalam goa. Sudah seperti seekor kelelawar yang memanfaatkan gelombang suara sebagai sensor untuk mengetahui serta mendeteksi apapun di depannya dalam kegelapan. Sihir yang saat ini digunakan oleh Altezza memiliki cara serta fungsi yang sama, memanfaatkan gelombang suara yang ditimbulkan dari hembusan angin lembut yang menabrak dinding serta bebatuan goa. Dengan begitu dirinya dapat mengetahui serta merasakan setiap celah, lekukan, dan objek yang ada di balik gelapnya goa tersebut.
"Tidak asing, sepertinya dahulu aku pernah menghampiri goa ini." Altezza berbicara dengan sendirinya, dan kemudian membuka kedua matanya. Dirinya tidak mengalami kesulitan ketika menggunakan sihir tersebut untuk menjelajahi goa, sejauh ini, dan belum lebih dalam.
Kedua kakinya kembali melangkah, semakin masuk ke dalam goa yang sangat gelap dan dalam itu. Tidak ada cahaya, dirinya hanya memanfaatkan angin yang selalu berkeliling di sekitarnya, menemani dirinya. Untuk berjaga-jaga, ia menarik pedang miliknya dari sarung pedangnya, dan kemudian menghunuskannya ke arah depan. Semakin dalam, ia semakin tidak mengenali goa tersebut, karena dirinya belum pernah menjelajahinya sejauh ini.
SreeKk ...! SreeKk ...!! SreeKk ...!!!
Langkah Altezza terhenti, mendengar suara aneh yang berasal tak jauh di depannya, suara seperti ada yang menggesek bebatuan goa. Kedua matanya memang tidak dapat melihat apapun, namun angin miliknya mendeteksi ada sesuatu yang hidup, bersembunyi di balik sebuah bebatuan tajam tepat di depannya. Tidak diketahui pasti makhluk hidup seperti apa yang bersembunyi, karena anehnya sihir angin miliknya tidak dapat mendeteksi seperti apa sesuatu yang hidup itu. Seperti ada sesuatu yang menghalangi sihir deteksinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
eko setiawan
Akhirnya bisa baca novel yang peran utamanya mirip dengan Luciel Dawnbringer, dingin, santuy, cerdas tapi juga kuat
2023-10-08
0
read
+1 vote buat novel fav🥰
semangat!
2023-05-15
1
Wineta
hati² Altezza, siapa tau yg sembunyi itu bisa bahaya 😳😣
lanjut kk!
2023-05-15
3