Suasana perpustakaan yang begitu menenangkan, tidak banyak suara, meskipun perpustakaan di sore hari ini ramai dengan pengunjung. Para pengunjung benar-benar menaati peraturan yang ada, sekaligus saling menghargai kepada setiap pengunjung yang menginginkan ketenangan untuk membaca buku. Altezza bersama dengan pengawal pribadinya yakni Kenan berjalan memasuki perpustakaan kerajaan yang ternyata tempat itu sangatlah luas dan besar. Banyak sekali rak-rak buku yang berukuran sangat besar, bahkan menjulang tinggi. Di dalam perpustakaan itu terbagi menjadi bermacam-macam bagian untuk mengelola serta mengelompokkan jenis-jenis buku yang ada. Pembagian rak-rak itu tentu untuk mempermudah para pengunjung dalam mencari buku-buku yang ingin mereka baca.
Perpustakaan tersebut juga terbagi menjadi dua bagian, lantai satu dan lantai dua yang dapat dilihat langsung melalui ruang tengah perpustakaan. Menyadari betapa besarnya perpustakaan, serta betapa banyaknya buku-buku yang tersimpan di sana, tentu membuat Altezza cukup bingung untuk dapat mencari buku yang ingin ia baca.
Laki-laki berpakaian formal pangeran kerajaan yang identik dengan warna putih, sebuah medali emas kerajaan yang berada di saku dada kirinya, dan dua buah pangkat berwarna emas di kedua pundaknya. Ia berjalan memasuki perpustakaan secara perlahan, dan langsung mencari petugas perpustakaan yang dapat ia tanya-tanya.
"Mereka terlihat sedang sibuk, aku tidak enak jika harus menyela," ucap Altezza, melihat beberapa petugas perpustakaan baik laki-laki ataupun perempuan yang terlihat tengah sibuk mendata, menata, serta membantu beberapa pengunjung untuk mencari buku yang dimaksud.
"Tidak apa, bukankah anda seorang pangeran? Hanya berjalan mendekati mereka saja, pasti perhatian mereka langsung tertuju kepada anda," sahut Kenan, berbicara dengan intonasi yang terdengar sungguh rendah, karena memang tidak boleh berisik di dalam perpustakaan.
"Mana bisa begitu, sama saja aku mengambil hak orang lain rasanya," sahut Altezza, menyangkal dan tidak setuju dengan ide tersebut.
Altezza pun memilih untuk berjalan sejenak ke bagian sebelah kanan perpustakaan, melihat serta membaca beberapa tulisan yang ada di setiap rak. Area buku dongeng fantasi, romansa, pengetahuan umum, buku pelajaran, dan masih banyak lagi. Namun di antara banyaknya bagian-bagian tersebut, Altezza memilih untuk memasuki bagian area dongeng fantasi. Sepertinya buku yang ia cari berada di bagian atau area tersebut. Namun tetap saja, rak buku itu sangatlah besar dan tinggi sekali, tentu dengan banyak sekali buku yang mungkin menyentuh angka ratusan buku.
"Apakah buku yang anda cari ada di area ini?" tanya Kenan, berdiri di belakang Altezza.
Altezza berkacak pinggang, menghela napas dengan pandangan ke atas menatap rak yang tinggi menjulang itu, sebelum kemudian menjawab, "kurasa ada di area ini, namun bagaimana caranya aku mencari dua buku di antara ratusan buku yang ada di rak ini? Rasanya seperti mencari jarum di tumpukan jerami."
Kenan sempat tertawa kecil melihat pangerannya pusing untuk mencari buku yang ingin ia baca. Laki-laki berseragam santai kesatria kerajaan itu kemudian menoleh, dan melihat seorang petugas perempuan yang kebetulan berada tak jauh dari lokasi dirinya dan Altezza berada. Petugas itu juga kelihatannya tidak terlalu sibuk, ia terlihat sedang memeriksa buku-buku di yang ada di rak dengan sebuah catatan tebal di salah satu tangannya.
"Kurasa ... anda bisa bertanya kepadanya," ucap Kenan.
Altezza pun menoleh dan memandang ke arah yang sama, dan langsung dapat melihat seorang petugas perempuan dengan rambut panjang berwarna kemerahan. Dirinya pun segera melangkah mendekati petugas itu untuk bertanya. Siapa tahu petugas itu dapat membantunya, dan tidak terlalu membuat dirinya membuang-buang banyak waktu.
"Permisi, apakah saya bisa meminta bantuan anda untuk mencari buku yang saya inginkan?" ucap Altezza, melangkah mendatangi perempuan atau gadis itu dari belakang, dan bertanya dengan sopan.
Seolah mendengar suara yang tidak asing dan sangat khas. Petugas itu terlihat terkejut, bahkan hampir menjatuhkan catatannya dari genggamannya. Ia perlahan berbalik badan, dan memastikan. Dan ternyata apa yang ia pikirkan serta duga memang benar.
"Yang Mulia?!" kedua mata indah berwarna cokelat milik perempuan itu terbelalak terkejut sesaat, sebelum kemudian langsung membenahi intonasi bicara serta sikapnya, "maaf telah lancang berteriak anda," ucapnya dengan wajah serta kepala sedikit tertunduk.
Altezza tertawa canggung karena merasa tidak enak hati, "tidak apa, tidak usah dipikirkan ...!" ucapnya.
"A-ada apa? Maksudku, apa yang perlu saya bantu untuk anda?" tanya petugas itu, dengan cukup gugup dan canggung, saking gugupnya ia sampai sedikit kacau dalam berbicara.
"Saya ingin mencari buku yang mengisahkan tentang seorang pengembara, apakah anda bisa membantu saya untuk menemukannya?" tanya Altezza, tenang dan santai dengan sikap yang tidak terlalu formal.
"Se-sebentar, saya coba memeriksanya untuk anda," jawab petugas perempuan itu, dan langsung membolak-balikkan catatan yang sedang ia bawa. Dengan sangat serius dan sigap, ia membaca serta memeriksa satu-persatu judul-judul buku yang ada di catatan miliknya.
Altezza terlihat sabar menunggu, dan merasa cukup kagum serta salut dengan petugas di hadapannya. Gadis itu terlihat masih sangat muda, mungkin usianya sebaya dengan dirinya, dan sepertinya dia yang paling muda di antara para petugas perpustakaan yang lain. Namun meski begitu, perempuan itu terlihat sangat telaten dalam menekuni pekerjaannya.
"Ada banyak buku dengan tema yang anda inginkan, kurang lebih ada tiga puluh dua buku. Apakah anda ingin membaca semuanya?" petugas itu menghentikan aktivitasnya setelah memeriksa semua catatan yang ia bawa, dan kemudian memberitahu Altezza.
Kenan langsung melirik kepada tuannya dengan senyuman kecil. Sedangkan Altezza, terlihat cukup kewalahan jika harus membaca semua buku itu. Ia pun lanjut bertanya, "apakah anda memiliki rekomendasi untuk saya baca? Kurasa dua buku saja cukup."
"Rekomendasi? Jika saya pribadi, saya akan merekomendasikan dua buku ini," jawab petugas itu sembari menunjukkan catatannya, dan menunjuk kepada dua judul buku di antara banyaknya judul buku yang ada pada catatan tersebut.
Altezza membaca dua judul buku itu, dan kemudian langsung berkata, "bisakah saya meminjam keduanya?"
"Mohon maaf sekali, Yang Mulia, anda hanya bisa meminjam satu, karena satunya lagi telah dipinjam oleh orang lain pagi tadi," ucap petugas itu dengan penuh rasa tidak enak hati serta bersalah. Namun ia belum selesai berbicara, dan dengan tiba-tiba lanjut berkata, "tetapi saya bisa menarik pinjaman tersebut jika anda ingin segera meminjam keduanya langsung."
"Ah, tidak, tidak perlu ...! Itu sama saja aku mengambil hak orang lain, jangan ...!" sahut Altezza dengan tersenyum karena tidak enak hati, dan langsung menyangkal serta menolak saran atau tawaran tersebut.
Petugas perempuan itu tertawa kecil kemudian berkata, "baiklah, tunggu sebentar! Akan segera saya cari untuk anda!" ucapnya sebelum akhirnya langsung bergegas mencarikan satu buku yang ingin dipinjam oleh Altezza.
Gadis itu pun menghampiri sebuah benda yang berbentuk seperti piring namun datar di ujung rak, berwarna putih keramik, dan kemudian naik di atasnya. Bibir tipis berwarna merah muda itu kemudian merapal sebuah mantra, hingga sebuah angin yang berhembus lembut muncul serta membuat benda itu terbang melayang.
"Dia bisa menggunakan sihir yang sama seperti anda," bisik Kenan, terlihat cukup kagum dengan apa yang ia lihat.
Namun berbeda dengan Kenan, Altezza hanya terlihat biasa-biasa saja, karena memang orang yang dapat mengendalikan sihir angin di negeri ini bukan hanya dirinya. Sihir seperti itu ada dalam pembelajaran Akademi Pedang dan Sihir Kerajaan Zephyra, dan yang mengajarkan adalah seorang lelaki bernama Welt Zafran Zeeshan, pangeran pertama atau kakak kandung dari Altezza yang masih berusia 20 tahun. Lelaki itu memang berbakat, dan dapat mengendalikan beberapa elemen sihir. Namun tidak begitu sempurna dan harus menggunakan rapalan, karena elemen utama yang sudah melekat pada dirinya sejak lahir adalah air.
"Semua orang sebenarnya bisa mempelajarinya," sahut Altezza, menanggapi rasa kagum dari pengawalnya yakni Kenan. Namun pandangannya masih tak bisa lepas dari sosok perempuan yang saat ini masih melayang-layang di atas benda keramik itu, dan terlihat sedang mencari buku yang diinginkan oleh dirinya di rak-rak bagian atas.
"Benarkah? Apakah anda bisa mengajari saya?" sahut Kenan, seketika sikap dan wibawanya sebagai seorang pengawal serta kesatria pilihan tiba-tiba saja luntur sejenak, tertutup oleh rasa semangat dan antusias.
"Bisa jika kau mau," jawab Altezza dengan sikap santai dan tenangnya. Jawaban tersebut sepertinya berhasil membuat Kenan merasa senang.
Altezza masih dibuat menunggu, karena sepertinya ada banyak buku yang membuat gadis itu kesulitan untuk mencari satu buku yang ia maksudkan. Namun dirinya terlihat masih sabar, menunggu di tempat serta posisi yang sama, bersama dengan Kenan yang setia mendampingi dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Wineta
perempuan mana yg gak grogi ketemu pangeran coba, apalagi kayak Altezza gini🥰🤭🤭🙈
Next Kk!!!
2023-05-05
3
read
gak mau mengambil hak orang lain, bener² dah Altezza nih pangeran idaman sih hahaha 🤭😁🙈
2023-05-05
4
Kaori
Asik ada bacaan menjelang malam, pas smbil makan malam nih😍
lanjut! SEMANGAT 🥰
2023-05-05
8