Ponsel Nadhya berdering, gadis itu pun segera mengangkatnya dan mengabaikan Ziga yang kini tampak sedang kesal.
"Halo, ada apa Vi?" tanya Nadhya lembut.
"Hiks ... Hiks ... Hiks." Tangisan Via terdengar sebagai jawabannya.
Nadhya pun kebingungan, karna Via hanya menjawab lewat tangisannya.
"Ada apa Vi?" tanya Nadhya lagi.
"Jangan buat aku khawatir," ucap Nadhya, dia benar-benar mencemaskan keadaan sahabatnya itu.
Via pun menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya.
"Aku butuh bantuanmu Nadh," jawab Via.
Setelah sedikit tenang Via pun menjelaskan perihal kakaknya pada Nadhya.
"Aku bisa bantu, tapi tidak banyak Vi," ucap Nadhya sedikit menyesal karena tak dapat menolong sahabatnya tersebut.
"Kamu juga tahu kalau butik ini adalah milik sepupuku dan aku hanya menjalankannya saja," jelas Nadhya berharap Via tidak salah paham atas dirinya.
"Aku mengerti Nadh, walau begitu aku tetap bersyukur dan harus berterima kasih, karna kau sudah mau membantuku," ucap Via.
"Aku akan mengusahakan untuk dapat secepatnya mengembalikan uangmu," tukas Via.
"Jangan terlalu di pikirkan, yang terpenting sekarang adalah kesehatan kakakmu," ucap Nadhya.
"Sekarang kamu dimana?" tanya Nadhya.
"Aku masih di rumah sakit," jawab Via.
"Baiklah, Aku akan segera kesana," kata Nadhya yang kemudian langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Ziga menatap sepupunya yang kini tengah bersiap-siap untuk pergi.
"Kau mau kemana?" tanya Ziga yang melihat Nadhya sepertinya terburu buru.
"Aku akan pergike rumah sakit untuk membantu temanku," jawab Nadhya sambil beranjak keluar dari ruangannya.
Tapi sebelum keluar, dia membalikkan badannya menghadap Ziga.
"Untuk masalahmu, kita bicarakan lagi nanti," ucap Nadhya yang kemudian berbalik untuk pergi.
"Aku boleh ikut?" tanya Ziga tak di sangka -sangka oleh Nadhya.
Nadhya mengernyitkan alis menatap sepupunya tersebut.
"Oke, baiklah," jawab Nadhya.
Kemudian mereka berdua pun segera meninggalkan butik.
Di dalam mobil Nadhya menjelaskan masalah Via tanpa ketinggalan sedikit pun.
Termasuk tentang Via yang ingin meminjam uang untuk perawatan kakaknya Reza.
"Aku akan membantunya," ucap Ziga tiba tiba.
Nadhya menatap Ziga tak percaya, dia tahu Ziga memang orang yang perduli dengan kesusahan orang lain. Walaupun Ziga tampak dingin dan angkuh di luar tapi sebenarnya hatinya hangat dan perhatian.
"Tapi, ada syaratnya," tambah Ziga.
Nadhya menatap Ziga bingung, dia juga sebenarnya tahu bahwa sebagai seorang pengusaha pasti Ziga memikirkan keuntungan di balik bantuannya tersebut.
"Dia harus mau terikat denganku dalam pernikahan kontrak," sambung Ziga, yang membuat Nadhya membelalakkan matanya.
Nadhya tak setuju dengan syarat Ziga, dia tidak mungkin menghancurkan masa depan Via sahabatnya. Walaupun dalam hati kecil Nadhya berkata bahwa Via akan sangat serasi dengan Ziga dan dia ingin mereka bersama, tapi harapannya mereka bersama karena cinta bukan karena pernikahan kontrak.
"Aku tidak setuju," tolak Nadhya.
"Aku tidak mau kau mempermainkan perasaan sahabatku dan juga menghancurkan masa depannya," ujar Nadhya.
"Aku membantunya, dan dia membantuku itu adil," ucap Ziga.
"Aku juga takkan merusak masa depannya Nadh. Kau tahu, aku tak akan menyentuh wanita jika bukan karena cinta. Semua ini hanya di atas kertas dan di mata semua kelurga," jelas Ziga.
Nadhya bingung harus menjawab apa, dia tahu bahwa sepupunya tidak akan melakukan hal buruk yang bertentangan dengan hati nurani, hanya saja dia juga memikirkan Via, apakah sahabatnya itu akan setuju dengan rencana Ziga sepupunya.
"Sebaiknya kau jelaskan sendiri pada Via, semua keputusan ada ditangannya," ujar Nadhya sambil menghela nafas.
Setibanya di rumah sakit Nadhya langsung menemui Via yang masih menatap tubuh Reza yang terbaring di dalam ruangan kaca.
"Vi!" panggil Nadhya sambil menyentuh lembut bahu Via.
Via menoleh kemudian langsung memeluk tubuh Nadhya dan mulai terisak dalam tangisnya.
Ziga yang melihat adegan ini pun merasa terharu
"Terima kasih sudah mau membantuku Nadh," ucap Via setelah melepaskan pelukannya.
Ziga yang baru pertama kali melihat wajah Via terkejut melihat tampilan gadis cantik yang kini berdiri tepat di hadapannya.
Gadis cantik berkulit putih dengan wajah yang sedikit memerah dengan bulir air mata yang masih mengalir di pipinya itu membuat Ziga terpana.
Jantung Ziga berdegup kencang, baru pertama kali ia merasakan hal seperti ini terhadap seorang wanita.
"Tidak perlu berterima kasih Vi. Jamu adalah sahabatku, selama aku bisa, aku pasti akan membantumu," ujar Nadhya.
"Oh iya, perkenalkan ini sepupuku," ucap Nadhya sembari menyenggol lengan Ziga yang membuat Ziga tersadar dari lamunannya.
"Hai, aku Via," sapa Via sembari mengulurkan tangannya
Ziga yang masih terkejut belum merespon uluran tangan Via. Nadhya pun segera mencubit lengan sepupunya tersebut.
"Eh iya, aku Ziga sepupu Nadhya," jawab Ziga setelah tersadar akibat cubitan Nadhya. Ziga pun membalas uluran tangan Via.
Via tersenyum manis yang membuat Ziga merasa dunianya runtuh melihat senyum manis yang menghiasi wajah cantik Via.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Aas Zhafira Kurniadi
pandangan prtama,, udah klepek2
2021-07-20
0
Hasmawati Rusli
langsung jatuh cinta deh,lanjut thor
2021-07-06
0
💖💖 novel lovers 💖💖
cinta pandangan pertama eeuuyyy,,,😂😂😂
2021-06-06
0