Sementara itu Via baru saja selesai mandi,
tubuhnya hanya berbalut handuk kecil yang memperlihatkan sebagian besar pahanya yang putih.
Via yang tak menyadari kehadiran akan kehadiran Ziga melangkah keluar dari kamar mandi dengan santai.
Sementara Ziga sendiri mencoba menghubungi Via melalui ponselnya untuk mengetahui keberadaan gadis tersebut.
Suara dering ponsel Via terdengar dari bawah selimut, yang membuat Via terkejut mendengarnya. Dan gadis itu lebih terkejut lagi setelah mendongakkan kepala karena mendapati Ziga berada di kamarnya.
"Ahhh ... apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Via setengah menjerit.
Ziga sendiri tak kalah terkejut mendengar teriakan Via, karena posisinya yang memunggungi Via jadi dia tak mengetahui kedatangan gadis tersebut.
Dengan refleks pria itu pun langsung membalikkan badannya. Dan Ziga pun terkejut dengan pemandangan yang ada di depan matanya.
"K-kamu jangan lihat, cepat balikkan badanmu sekarang!"ucap Via gugup.
Dengan cepat Ziga pun segera membalikkan badannya.
"Maaf, Aku tidak sengaja," ucap Ziga.
"Mengapa Kau tak mengetuk pintu terlebih dahulu," sahut Via kesal.
"Aku telah mengetuk pintu berulang kali, tapi Kau tak menjawab. Makanya Aku langsung masuk ke dalam," jelas Ziga.
"Karena Aku juga tak melihatmu di dalam, maka dari itu aku mencoba untuk menghubungi ponselmu," tambah Ziga.
"Ehm ... baiklah," jawab Via mengerti alasan Ziga berada di kamarnya.
"Ada apa kau memanggilku?" tanya Via.
"Orang tuaku telah menunggu di bawah untuk sarapan," jawab Ziga.
"Oh, Aku akan segera bersiap-siap," ujar Via.
"Aku akan tunggu di bawah," sahut Ziga.
"Jangan!" jerit Via.
"Maksudmu Aku harus tunggu di sini dan melihatmu berpakaian," ujar Ziga sembari membalikkan tubuhnya kembali menatap Via. dengan tatapan jahil.
"Ah, bukan begitu. Mengapa Kau malah menatap menatapku," ucap Via sambil meraih selimut dari tempat tidur untuk menutupi tubuhnya.
Sementara Ziga hanya tersenyum melihat tingkah gadis cantik yang ada di hadapannya ini.
"Tunggulah di luar, Aku takut jika harus turun sendiri untuk bertemu orang tuamu," ucap Via jujur. Dia memang masih gelisah untuk bertemu dengan keluarga Ziga.
"Kau kira orang tuaku hantu, sampai Kau begitu ketakutan ," sahut Ziga pura-pura kesal. Entah mengapa Ziga senang menjahili Via.
"Bukan ... bukan seperti itu maksudku," bantah Via gelagapan mendengar ucapan Ziga.
"Sudahlah cepat siap-siap, aku akan tunggu di depan pintu," ujar Ziga sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar Via.
Tak berapa lama Via pun keluar kamar, gadis itu tampak cantik menggunakan dress tak berlengan berwarna biru langit dengan aksen renda putih di leher dan ujung dress-nya. Via mengurai rambut panjangnya yang hitam legam. Dan gadis itu hanya mengenakan riasan ringan di wajahnya.
Ziga terpukau melihat penampilan Via, matanya tak berkedip mengagumi kecantikan gadis tersebut.
Benar-benar cantik yang luar biasa, batin Ziga.
"Ayo !" ajak Via membuyarkan lamunan Ziga.
Ziga pun segera menuntun Via menyusuri koridor dan menuruni tangga menuju ruang makan untuk bertemu dengan orang tuanya.
Tiba di ruang makan Via semakin mempererat genggaman tangannya pada Ziga. Gadis itu merasa gugup bertemu dengan calon mertuanya.
"Mah, Pah, perkenalkan ini Via, calon istri Ziga," ucap Ziga memperkenalkan Via kepada orang tuanya.
Ayu menyambut kedatangan Via dengan antusias. Wanita yang berumur hampir lima puluh tahun itu langsung menarik Via ke dalam pelukannya.
"Ya Tuhan, cantik sekali calon menantu Mamah," puji Ayu tulus, wanita itu memang mengagumi kecantikan alami yang di miliki oleh Via.
Via sendiri merasa malu mendengar ucapan Ayu, calon ibu mertuanya tersebut.
"Terima kasih Tante," ucap Via malu-malu.
"Oh No, kamu harus panggil Mamah sayang," ujar Ayu
"Iya Tan, eh Mah," jawab Via yang masih gugup.
"Dan kamu juga harus panggil Papah," timbrung Danu yang ikut menyalami Via.
"Oh iya sayang, kami turut berdukacita atas apa yang terjadi pada keluargamu," ucap Ayu yang telah mendengar cerita keluarga Via dari Ziga sebelum mereka datang.
"Semoga Kakakmu cepat pulih sayang," dia Ayu.
"Terimakasih Mah," jawab Via pelan. Dia masih sedikit canggung memanggil Ayu dengan sebutan Mamah.
"Lalu, kapan rencana kalian untuk menikah?" tanya Danu pada putranya tersebut.
"Jangan lupa untuk mengundang juga kerabat Via," ucap Danu.
"Secepatnya Pah, kalau bisa Minggu depan," jawab Ayu.
Via merasa senang dalam hatinya ternyata keluarga Ziga mau menerima dia tak seperti kebanyakan sinetron yang dia tonton, ternyata keluarga kaya seperti Ziga dengan tulus menerima keadaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Hasmawati Rusli
Thor klubs jangan dipisahkan ,nikah kontrak x batalkan aj
2021-07-06
1
queenbee
ingat ziga.. belum d mulai y. jangan banyak kagum. g yakin bs nyampe 3 tahun
2021-05-21
1
Rahma Yanti
cerita ny menmang lebay tapi seruuuuu
2021-03-11
2