Setelah pesawat mendarat Ziga langsung menghubungi sepupunya.
"Halo Nadh, dimana?" tanya Ziga lesu.
"Aku di butik, sedang fiting baju," jawab Nadhya.
"Ada apa Tuan Muda tampan?" tanya Nadhya berusaha meledek Ziga setelah mendengar suara sepupunya yang lesu.
"Aku kesana sekarang," jawab Ziga yang kemudian langsung mematikan sambungan teleponnya.
Nadhya sempat bingung akan sikap sepupunya, tapi dia akhirnya hanya mengangkat bahu acuh tak acuh.
Setengah jam berikutnya Ziga telah tiba di butik tempat Nadhya berada, walaupun butik itu notabene adalah milik Ziga tapi pria tersebut tak pernah ikut campur dalam urusan butik, semua di tangani oleh Nadhya sepupunya.
Tiba di butik Ziga langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa di ruangan kantor Nadhya.
Nadhya terkejut, tapi langsung tersenyum saat melihat tampang sepupunya yang kusut.
"Ada apa Tuan muda tampan?" tanya Nadhya sambil menyerahkan secangkir kopi pada Ziga.
"Wajahmu sudah seperti kereta rusak yang kelebihan muatan," ledek nadhya sambil tertawa.
Ziga menatap sepupunya itu dengan sinis.
"Tidak perlu meledek, aku sedang kesal," ucap Ziga yang membuat Nadhya menghentikan tawanya.
Sontak Nadhya menutup mulut dengan kedua tangannya, tapi tetap saja tawa jahil itu tak mau berhenti.
Ziga bangkit dari sofa sambil berkacak pinggang dan melebarkan matanya ke arah Nadhya.
Nadhya pun langsung menghampiri Ziga, dia tahu kalau sepupunya marah, semua akan jadi merepotkan.
Bisa bisa sepupunya itu akan menutup butik dan juga karir Nadhya, karna Ziga punya kekuatan dan koneksi untuk melakukan hal tersebut.
"Oke, oke maaf," sesal Nadhya sembari menarik lengan Ziga agar pria tersebut mau duduk kembali.
Ziga pun menarik nafas dalam dalam mencoba meredam emosinya.
"Papah ingin aku menikah," ucap Ziga setelah cukup lama terdiam.
"Lalu apa masalahnya?" tanya Nadhya bingung.
"Kau punya Sarah, ajak saja dia menikah, cukup mudah bukan," ucap Nadhya polos.
"Sarah tidak bisa Nadh," bantah Ziga,
"Dia masih punya kontrak panjang," jelas Ziga.
"Apa kamu yakin itu cuma karna kontrak?" tanya Nadhya kesal, sebenarnya dia tidak terlalu setuju Ziga berhubungan dengan Sarah.
"Selain itu apalagi?" Ziga balik bertanya kepada Nadhya sepupunya tersebut.
"Kau tahu kalau Sarah sedang berada di puncak karirnya, Aku tidak mungkin menghalanginya untuk menggapai semua impiannya," ucap Ziga.
"Kamu terlalu bodoh Ziga, Sarah hanya menginginkan harta dan juga kekuasaanmu ," tutur nadya sengit.
"Aku sudah bilang berkali kali padamu, Sarah bukanlah wanita jujur dan polos seperti yang selama ini ada di hadapanmu. Dia adalah ular berbisa yang siap menggigitmu saat kau lengah," tutur Nadhya, dia tidak habis pikir kenapa sepupunya yang pintar mengelola perusahaan tetapi sangat bodoh dalam hal percintaan.
"Cukup Nadh, aku tidak suka kamu bicara seperti itu tentang Sarah!" ucap ziga dengan nada yang tinggi.
"Sarah pernah menolongku Nadh, dan aku berhutang budi padanya," jelas Ziga yang kali ini sudah menurunkan nada suaranya.
"Terserahlah, aku malas membahasnya," ucap Nadhya acuh tak acuh.
Ponsel Ziga berdering, dan nama sang kekasih yang tertera di sana.
"Halo Zi," sapa Sarah di ujung telepon.
"Ehemm," sahut Ziga pendek.
"Mengapa kamu tidak menikah kontrak saja ?" tanya Sarah dari seberang sana.
" Maksudmu?" tanya Ziga yang tak mengerti jalan fikiran Sarah.
"Maksudku, kamu menikah secara kontrak dengan seorang wanita, nanti setelah aku menyelesaikan kontrak kerjaku kamu bercerai dan kita akan menikah," jelas Sarah.
"Aku, bagaimana bisa menikah tanpa perasaan Sarah," geram Ziga.
"Zi, itu hanya sebuah pernikahan kontrak. Kamu tidak perlu mencintainya, hanya perlu perjanjian di atas kertas sampai Ayahmu menyerahkan semua hak warisnya," jelas Sarah berusaha menenangkan Ziga.
"Tapi Papah menuntut aku menikah karena cinta, dan pernikahan itu harus berjalan minimal tiga tahun," ucap Ziga frustasi.
"Kamu bisa berpura pura mencintainya Zi dan kita bisa tetap terus bersama walau kamu sudah menikah," rayu Sarah, dia tidak ingin Ziga kehilangan posisinya sebagai ahli waris keluarga Pratama.
"Entahlah," ucap Ziga yang kemudian dengan emosi memutuskan pembicaraanya dengan Sarah.
Ziga terdiam, lelaki itu memejamkan matanya. Dia bingung apa yang harus dilakukannya, Ziga memikirkan kata-kata Sarah,terlintas juga kata-kata Nadhya yang mengatakan Sarah hanya memanfaatkannya.
Apa benar dia hanya memanfaatkan ku, apa benar dia mencintaiku. Tapi jika dia mencintaiku mengapa dia rela aku menikah dengan orang lain hanya untuk mendapatkan warisan Papah, batin Ziga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Heny Ekawati
ya jgn bego lah jdi laki
2021-08-24
0
Hasmawati Rusli
Memang itu kenyataanx Sarah cm mau hartamu ziga
2021-07-06
0
Putri Ainun Syafira
mama papa juan y?????
2021-04-05
0