Ziga pun meminta selimut pada pramugari untuk menutupi tubuh Via.
Karena merasa lelah, dia pun mulai memejamkan matanya. Dan tak berapa lama, Ziga pun ikut terlelap menyusul Via.
Perjalanan Jakarta-New York memakan waktu cukup lama, dan itu membuat istirahat mereka terasa benar-benar nyaman.
Setelah menempuh penerbangan selama hampir dua puluh jam akhirnya mereka pesawat yang mereka tumpangi tiba di JOHN.F.KENNEDY Airport, New York City.
Kedatangan Ziga di bandara sudah di tunggu oleh Hans yang merupakan supir pribadi keluarga Ziga.
"Selamat pagi Tuan Muda," sapa Hans sembari membukakan pintu mobil untuk Ziga.
Ziga hanya menjawab dengan anggukan kepala, Sementara itu Via masih tertinggal di belakang Zuga, gadis itu masih belum percaya bahwa kini ia telah berada di negara asing yang belum pernah ia kunjungi.
Melihat Via yang masih berdiri terpaku di tempatnya membuat Ziga merasa tak sabar, sehingga lelaki tersebut pun segera meraih tangan Via dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobilnya.
Hans mengemudi dengan santai, memecah jalanan kota New York yang cukup lengang karna mereka tiba di kota yang berjulukan Big Apple tersebut sekitar pukul empat subuh.
Tak memakan waktu cukup lama, mereka pun akhirnya tiba di Meadow Lane, kawasan elit tempat keluarga Pratama bermukim.
Ziga pun menuntun Via untuk turun dari mobilnya. Mata Via memandang takjub melihat rumah mewah yang ada dihadapan matanya.
Aish, rumahnya sudah seperti istana, batin Via.
Biasanya orang orang kaya seperti mereka pasti tidak akan sembarangan untuk mencari
calon menantu, fikir Via.
Bagaimana jika nanti orang tuanya tidak setuju, bagaimana jika nanti aku hanya di jadikan pembantu seperti cerita cerita dalam sinetron, batin Via.
Via pun tak dapat menutupi kegelisahannya. Sementara itu Ziga sendiri tak memperhatikan ekspresi wajah Via yang tampak gugup dan gelisah. Gadis itu masih terus membayangkan kehidupan yang akan di jalaninya nanti.
Ziga menggandeng tangan Via untuk memasuki pintu rumah utama. Dan Via lebih di kejutkan lagi dengan pemandangan di sana. Ada sekitar dua puluh pelayan yang berbaris dengan rapi menyambut kedatangan mereka.
"Selamat datang Tuan Muda," sambut para Maid serempak.
Lagi-lagi Ziga hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Sementara Via yang masih dalam keadaan linglung hanya menundukkan kepalanya mengikuti langkah Ziga.
"Silahkan Tuan Muda, Nona," ucap George yang merupakan kepala pelayan di kediamn keluarga Pratama.
"Antar nona Via ke kamar, biarkan dia beristirahat," perintah Ziga pada George.
"Baik Tuan Muda," jawab George sopan.
"Mari Nona, akan saya tunjukkan kamar Nona," ajak George pada Via.
Gadis itu hanya mengangguk kemudian mengikuti langkah George yang membawanya ke lantai dua menuju kamar tamu yang tersedia di sana.
"Silahkan Nona," ucap George yang telah membukakan pintu kamar untuk Via.
"Terima kasih," jawab Via ramah.
Via memasuki kamar tamu dengan perasaan kagum.
Bagus sekali kamarnya bahkan besarnya dua kali lipat dari kamarku, gumam Via.
Via pun merebahkan diri ke kasur dan tak berapa lama ia pun segera terlelap.
Pukul delapan Ayu dan Danu telah berada di ruang makan untuk sarapan.
"Apa Tuan Muda telah tiba?" tanya Ayu pada George.
"Sudah Nyonya, " jawab George.
"Tuan datang bersama dengan seorang wanita dan sekarang mereka sedang beristirahat," lapor George.
"Tolong bangunkan mereka, kami menunggu untuk sarapan bersama," perintah Ayu kepada kepala pelayannya tersebut.
"Baik Nyonya," jawab George yang kemudian segera berlalu menuju kamar Ziga.
Ketukan pintu pun terdengar di pintu kamar Ziga
"Masuk!" jawab Ziga dari dalam kamarnya.
"Maaf Tuan Muda, Nyonya besar meminta Anda dan Nona untuk turun dan sarapan bersama," ucap George.
Ziga hanya mengangguk pelan.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi untuk membangunkan Nona," pamit George.
"Tidak perlu, biar aku yang membangunkan Via," tolak Ziga.
"Baik Tuan," jawab George patuh.
Dan lelaki paruh baya itu pun segera meninggalkan kamar Ziga untuk melanjutkan kembali pekerjaannya.
Ziga pun segera beranjak dari kamarnya menuju kamar Via. Ziga mengetuk pelan pintu kamar gadis itu tapi tak ada jawaban dari dalam. Ziga kembali mengetuk pintu tersebut tapi Via tak juga kunjung membukakan pintu.
Akhirnya Ziga memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Via. Pria itu terkejut setelah melihat kamar Via dalam keadaan kosong.
Ehm, kemana gadis itu, gumam Ziga karna tak melihat sosok Via di dalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Febri Ana
lanjuutt
2022-04-12
0
Adhelie
visualnya kak
2021-04-03
0
Irma Sicikal
Senrng deh baca y , lki y gk pemarah
2020-12-16
2