Episode 13 Perlengkapan

Hari itu, cuaca begitu cerah. Suasana di kota Iris yang begitu ramai, membuat kota ini sangat hidup. Semua orang nampak senang dan bahagia dengan suasana kota yang ramai.

Namun kali ini, hanya Fathian yang merasa tidak senang. Disaat Ia bertatap muka langsung dengan seorang Pria yang menatapnya.

“hm~" Seorang pria tersenyum ramah kepada Fathian.

“Oh ... Kenapa aku harus bertemu orang ini ...." Batin Fathian.

Pria yang tersenyum itu adalah, Guild Master. Pertemuannya dengan Guild Master, membuat Fathian ingin pulang.

“Hahaha~ silakan duduk, Aku ingin berbicara dengan kalian," Ujar Pria tersebut.

Tanpa pikir panjang, Fathian dan Rain, langsung duduk di kursi yang telah disediakan.

“Perkenalkan, namaku Vetra, Aku adalah Guild Master dari tempat ini," Ujar Pria tersebut.

Dia adalah Vetra, sekaligus Guild Master dari Guild Petualang.

Vetra di sini digambarkan, memiliki ciri fisik tubuh tinggi, kulit putih, Rambut putih panjang, mata biru cerah, Dan yang terakhir, berpenampilan rapi.

Dan yang paling mencolok dari orang ini adalah, kupingnya yang berbeda dari manusia.

Ini dikarenakan, Vetra berasal dari ras Elf. Sosok yang digambarkan memiliki paras wajah yang cantik dan tampan.

“Kalau tidak salah ... Kal—" (kalimat Vetra terputus).

“Tuan Vetra, langsung saja, Aku cukup lelah dengan basa-basi, selain itu juga, Anda pasti sudah tau siapa kami," Ujar Fathian.

“Oh? Maaf-maaf~ sepertinya kalian sedang terburu-buru, ehm! Baiklah, Aku akan langsung ke intinya." Vetra melirik Fathian.

Lalu secara tiba-tiba, Vetra bangun dari kursinya, lalu membungkukkan badannya ke arah Fathian.

“Aku ingin meminta maaf, setelah kejadian barusan," Vetra membungkuk kepada Fathian.

“Huh? Apa!? Tunggu sebentar! apa maksud Anda?" Fathian kebingungan.

“Ini soal Arck, orang yang mengujimu tadi. dan juga, seharusnya orang yang mengujimu itu bukan Arck." Vetra masih membungkuk, sambil meminta maaf.

“Oh ... Begitu ya, lalu? Letak kesalahannya dimana?" Tanya Fathian.

“Itu ... Umumnya, penguji tes masuk Guild, harus berada di Rank C atau D, Tapi ...." Vetra ingin mengatakan sesuatu.

“Tapi apa?" Tanya lagi Fathian.

“Dia adalah petualang Rank B." Jawab Vetra.

“Oh ... Oke oke." Fathian dengan wajah datarnya.

“Rank B ya ... Beg— HAH!!? EEEE!!? APA!!!? TUNGGU!!! Fathian! Kenapa ekspresimu seperti itu!!?" Rain yang terkejut, mendengar pernyataan Vetra.

“Ya ... gimana ya, Aku sudah tau kalau dia petualang Rank B." Jawab Fathian dengan wajah datar.

“Tung— APA!? Tapi itu, kan!? Anu—" (ucapan Rain terputus-putus)

“Sudahlah Rain, yang penting Aku lulus," Ujar Fathian.

Melihat Rain dan Fathian yang begitu Ricuh, Vetra hanya tersenyum kecil melihat kejadian tersebut. Lalu Vetra kembali menegakkan badannya, setelah menyatakan permintaan maaf.

“Hahaha~ baiklah, sudah-sudah, hentikan, benar apa yang dikatakan Fathian, asalkan dia lulus, maka tesnya berhasil," Ujar Vetra.

Vetra kemudian mengeluarkan Kartu indentitas Guild, dari saku bajunya, dan memberikannya kepada Fathian dan Rain.

Tanpa pikir panjang, Fathian langsung mengambil kartunya. “Terima kasih."

“Terima kasih." Rain menerima kartunya.

Setelah itu, Vetra mulai menawarkan sebuah misi. “Yosh, dengan begini kalian telah resmi, menjadi petualang, oh! dan satu hal lagi, apa kalian ingin menerima mis—"

“Untuk sekarang kami tidak menerima misi dulu, ada hal penting yang harus kami lakukan, kalau begitu, saya pamit undur diri." Fathian meninggalkan ruangan.

“Aku juga, permisi." Rain mengikuti Fathian.

“Tap tap tap tap!" Fathian dan Rain pergi dengan cepat.

“...."

Melihat hal itu, Vetra sedikit kebingungan. Bagaimana tidak, Vetra merasa dirinya dihindari oleh Fathian.

“Hmm ... kenapa mereka seperti menghindariku?" Vetra yang kebingungan.

****

“Rain, Aku akan mengingatkanmu kali ini saja, jangan terlalu terlibat dengan orang tadi," Ujar Fathian.

“Aku mengerti." Jawab Rain.

Setelah ini, Fathian berencana untuk pergi membeli beberapa perlengkapan. Bersama Rain, Fathian ditemani keliling kota.

“Fathian, pedangmu itu ... apa sebaiknya tidak membeli yang baru?" Tanya Rain.

“Aku juga berpikir seperti itu, untuk sekarang kau ikuti saja Aku, Aku berencana pergi untuk membeli senjata," Ujar Fathian.

Mendengar hal itu, Rain menuruti kata-kata Fathian.

*****

Sesampainya di toko senjata.

“Punteun~ EH SALAH! ehm! Permisi~ apa ada orang?" Fathian memasuki toko.

“...."

Suasana toko sangat hening.

“Ada apa ini ... Bukannya kemarin gak sesepi ini? Dan juga ... Gelap!" Fathian melihat sekeliling toko.

“Fathian, sepertinya pemi—"

“DHUAR!!!! SELAMAT DATANG!!!"

“GYAAAAA!!!!" Fathian dan Rain terkejut.

“BUSET NI ORANG MUNCUL DARI MANA!!?" Batin Fathian terkejut.

Melihat hal itu, Fathian dan Rain terkejut. Karena keusilan si pemilik toko, yang mengujutkan mereka berdua.

“Hahaha, santai tuan~ Aku hanya bercand— oh? Kalian yang kemarin? Wah~ kayaknya hari ini laku keras daganganku," Ujar pemilik toko.

“Fyuh~ jangan lakukan hal seperti tadi lagi ...." Rain mengelus dada.

“Gusti ... Jantungku mau lepas!" Fathian yang kesal.

“Ahahaha maaf-maaf, oh ya, kalian mau apa, datang kesini?" Tanya pemilik toko.

Setelah itu, Fathian dan Rain memberi tahu tujuan mereka datang ke toko. Fathian juga menceritakan alasan pedangnya bisa hancur.

“Hmm ... Aku mengerti, kalau begitu, silakan dipilih saja, Aku akan menunggu kalian sampai selesai," Ujar pemilik toko.

“Sampai selesai? Apa paman ingin menutup toko?" Tanya Rain.

“Ya ... Sebenarnya, Aku akan membuka cabang baru di tempat lain." Jawab pemilik toko.

“Lah? Terus kenapa paman tidak membiarkan toko yang di sini tetap aktif?" Tanya Fathian.

Lalu, pemilik tokopun menceritakan detailnya.

Alasan mengapa Ia harus menutup toko yang ada di kota Iris. Hal ini disebabkan, karena banyaknya persaingan dari toko lain.

Seperti yang diketahui, kota Iris adalah kota yang ramai akan pengunjung. Bahkan tidak heran, kota ini disebut sebagai tempat wisata favorit.

Dan tidak hanya itu, para pedagang dari luar kotapun ikut berkunjung, demi mendapatkan penghasilan dari para pengunjung kota Iris.

Bahkan tidak heran, banyak cabang toko yang dibangun kota Iris. Jumlahnya tidak hanya sedikit, melainkan sudah tersebar di dalam kota.

****

Disebuah tempat, di jalan kota.

Setelah Fathian selesai dari toko, Fathian berencana untuk melatih dirinya. Namun sebelum itu, Fathian harus membeli beberapa perlengkapan.

“Sepertinya, tadi adalah toko senjata terakhir kita, kalau gini caranya, kita harus mencari toko lain," Ujar Fathian.

“Aku setuju." Jawab Rain.

“Hm, baiklah ... Oh! Rain, Aku lupa, kita harus pergi ke satu toko lagi," Ujar Fathian.

“Hm? Ah? pasti toko yang mahal itu, kan?" Rain menebak-nebak.

“Benar! Ayo pergi!!"

Fathian dan Rain pergi menuju suatu tempat. Mereka berdua berencana pergi ke toko perlengkapan khusus.

Toko perlengkapan khusus, adalah toko yang di mana menjual perlengkapan yang sangat berguna. Tidak heran, setiap barang yang dijual disana, harganya cukup mahal.

Alasan Fathian dan Rain pergi ke sana, bertujuan untuk membeli subuah barang. Barang itu adalah Tas Sihir. Tas Sihir ini sangat berguna, untuk menyimpan banyak barang.

Bahkan Tas Sihir, bisa memiliki kapasitas penyimpanan lebih luas daripada tas pada umumnya. Seperti namanya, kapasitas penyimpanan yang dimilik tas ini, setara 1 rumah.

Kenapa bisa seperti itu, karena di dalam Tas Sihir, terdapat ruang dimensi. Yang di mana, dimensi ini dapat menyimpan apapun ke dalamnya. Tergantung kapasitas tas yang dimiliki.

Kembali ke Fathian.

Sesampainya Fathian dan Rain di toko, Fathian mulai masuk dan mencari benda yang dibutuhkannya itu.

“Rain, Kamu cari di sebelah sana, Aku cari di sebelah sini." Fathian memberi komando.

“Dimengerti." Jawab Rain.

Mereka mulai mencari Tas Sihir di seluruh toko. Namun, Tidak membutuhkan waktu lama, mereka berdua berhasil mendapatkan barang tersebut.

“Sip! ketemu, waktunya ke meja kasir," Ujar Fathian.

Sementara itu, Rain juga berhasil mendapatkan barang yang dia cari. Setelahnya, Rain pergi mencari meja kasir untuk membayar barangnya.

4 menit kemudian, Fathian dan Rain selesai melakukan pembayaran. Akhirnya, barang yang selama ini mereka butuhkan, berhasil didapatkan.

“Fyuh~ mantap, sekarang kita gak perlu lagi bawa beberapa kantong uang, dibalik jubah kita lagi," Ujar Fathian.

“Benar, dan juga ... tas ini cukup kecil dan nyaman dibawa ke mana-mana." Rain yang senang dengan tas barunya.

“Ya sudah, sekarang kita ambil sisa kantong koin kita, yang ada di kamar penginapan." Fathian berjalan dengan cepat.

“Baik." Rain mengikuti Fathian.

Dengan begitu, mereka berdua tidak akan kerepotan lagi, dalam membawa banyak barang. Dengan adanya Tas Sihir yang mereka punya, semuanya menjadi mudah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!