SI PENGGODA

Lavender terseyum, pernikahan mereka akan berlangsung sebulan lagi, ia merasa sangat puas saat lihat yoga , ia tau pria itu sangat marah. Namun ia tak perduli.

"Sayang, aku ingin ke toilet". Lavender berbisik di telinga Alex, pria itu mengerutkan dahinya kemudian balik berbisik pada lavender.

"Masa aku juga harus mengantarmu ke toilet". Ujar Alex sambil tersenyum pada lavender.

"Aku tak tau dimana letak toiletnya". Sebenarnya Fajrina tau di mana letak toilet nya hanya saja ia sedang asik mempermainkan perasaan yoga yang sejak tadi tengah memandang nya.

"Pilih lah kamar yang kau suka, setiap kamar memiliki kamar mandi, tadi sebelum masuk kesini, kita telah melewatinya". Ujar Alex sambil membelai punggung lavender.

Lavender tersenyum kemudian berdiri, ia berjalan menuju salah satu kamar yang telah ia lewati dengan Alex tadi, yoga juga ikut berdiri, ia berjalan mengikuti langkah kaki lavender.

Bahkan ia mengunci kamar yang lavender masuki. Lavender terkejut melihat keberadaan yoga di kamar itu, ia langsung berjalan menuju pintu, namun ia tak dapat membuka pintu itu, kuncinya pun tak terpasang di sana.

"Mana kuncinya". Lavender menatap yoga marah, yoga tak bergeming. Ia malah terseyum kemudian berjalan mendekati lavender.

"Hentikan sandiwara mu lavender, sekali lagi kau bersikap mesra dengan Alex aku tak segan-segan mematahkan kakimu, agar kau tak bisa lari dariku". Lavender diam di tempat, rasa takutnya hilang sudah.

"Dia calon suamiku, kami bahkan akan menikah sebulan lagi, lalu apa yang aku harus takuti". Lavender tersenyum sinis.

"Kau cari mati rupanya!". Alex menarik lengan lavender

"Lebih baik aku mati dari pada menjadi wanita mu, kau menjadikan ku pemuas nafsumu, kau mencari ku di saat kau membutuhkan tubuhku, aku tak mau hidup seperti itu yoga, aku bukan pelacurmu, mulai sekarang jauhi akau". Lavender menarik lengan Nya, hingga yoga melepaskan nya.

"Jangan pernah sekalipun berfikir untuk pergi dari ku lavender". Yoga menarik lengan gadis itu hingga tanpa sengaja pinggang lavender terbentur sisi meja.

"Apa yang kau lakukan". Lavender berteriak, ia memegang pinggangnya , matanya berembun. Melihat hal itu yoga langsung mendekati lavender. Raut kekhawatiran terlihat jelas di wajah yoga.

"Apa kau baik-baik saja". Ujar yoga sambil mengangkat tubuh lavender dan membaringkan nya di atas kasur.

"Lepaskan aku". Lavender meneriaki yoga, namun yoga malah mengangkat gaun yang lavender kenakan. ia bisa melihat memar di pinggang lavender.

"Diam lah dulu". Ujar yoga, ia kemudian berjalan keluar dari kamar dan mengunci kamar itu dari luar. Tak lama kemudian ia kembali membawa cream pereda nyeri dan kemudian mengoleskan nya pada perut lavender. Ia melakukan nya secara hati-hati. Namun apa yang di lakukan yoga tak membuat hati lavender melunak sama sekali. Lavender melihat kunci yang masih menggantung di pintu, itu adalah kesempatannya untuk pergi, kemudian Ia bangun dan langsung berjalan meninggalkan yoga begitu saja.

Ternyata Alex sudah mencari lavender sejak tadi, ia langsung berlari ke arah gadis itu

"Kau dari mana saja". Alex terlihat khawatir

"Aku tersesat". Ujar lavender. Alex langsung tertawa dan membelai rambut gadis itu, namun Alex curiga Karna lavender terus saja memegang pinggang nya.

"Kau tak apa -apa ?". Ujar Alex, lavender meringin menahan sakit ketika Alex memutar tubuhnya agar lavender berhadpan dengan nya.

Alex merasa ada yang tidak beres , ia langsung menarik tubuh lavender dan membawa gadis itu memasuki kamar yang paling besar di rumah itu.

"Kamar siapa ini." Lavender terkejut melihat isi kamar itu. Kamar yang di buat menyerupai kamar raja-raja Eropa jaman dahulu itu membuat lavender terpana. Kamar itu sangat indah, dengan kasur berbentuk lingkaran yang berada tepat di tengah-tegah kamar.

"Kemari". Alex meminta lavender untuk merebahkan tubuhnya. Kemudian Alex menundukan kepalanya , lalu menghela nafasnya dengan berat.

"Maaf". Lanjutnya

Perlahan Alex mengangkat gaun lavender, lavender memejamkan matanya. Kaki mulus dan indah lavender terlihat jelas di sana, perlahan tapi pasti Alex mengangkat gaun itu sampai ke atas perut lavender.

Melihat hal itu membuat Alex menahan nafasnya, ia menatap benda segitiga berwarna gold itu, lavender tanpa cela. Ia kembali menahan nafasnya lalu tatapannya teralih kan oleh memar kebiruan di perut lavender. Alex meraba memar itu, lavender meringis , rasanya sangat sakit.

"Apakah sakit". Ujar Alex sambil menatap wajah lavender.

"Sangat sakit". Lavender membuka matanya, tatapan mereka beradu. Alex menelan Saliva nya, gadis itu sangat menggoda dan juga seksi.

Alex kembali meraba perut lavender, namun semakin ia meraba perut itu , Alex semakin mendekatkan wajahnya pada lavender. Nafas Alex semakin lama semakin memburu.

Mereka berpandangan , lavender meremas seprei ketika Alex mencium nya. Jemari Alex semakin lama semakin turun, ia sudah memegang ujung benda berbetuk segitiga yang menutupi bagian terpenting lavender.

Nafas Alex semakin berat ketika ia melepaskan ciuman nya dari lavender. Ia menyembunyikan wajah nya di leher gadis itu, uadara yang keluar dari mulut Alex menyapu leher cantik milik lavender.

"Jangan bergerak". Ujar Alex. Lavender diam, ia mengikuti perintah Alex. Tiba-tiba Alex berdiri dan seperti kejadian di lift, ia memukul tembok kamarnya sekuat mungkin. Lavender memperbaiki posisi gaunnya.

Lavender berdiri, namun Alex tiba-tiba menatapnya.

"Lain kali, jangan terluka, dan jangan lagi menggodaku". Lavender malah tertawa melihat kelakuan Alex.

"Ada apa dengan mu Alex, aku bahkan sama sekali tak berniat menggoda mu sama sekali, tenang lah". Lavender berjalan ke arah Alex, dan memeluk pria itu. Ia ingin berterimakasih pada Alex, pria itu bahkan rela menahan hasrat bercinta nya demi untuk mendapatkan kepercayaan dari lavender.

Dari hari kehari lavender semakin dekat dengan Alex , mereka berdua bahkan tak segan-segan mengumbar kemesraan mereka berdua di mata umum. Bahkan ada beberapa orang yang diam-diam mengabadikan foto mereka berdua.

Siang itu Alex meminta lavender menemaninya bertemu klien penting. Klien itu masih sangat muda, ia terlihat bersinar juga tampan.

"Apa ini calon istri anda?". Pria itu menatap lavender, ia terseyum.

"Ya, aku harap setelah kau tau siapa dia , kau dapat menjaga pandangan mu darinya".ujar Alex, dan itu sukses membuat sang pria mengalihkan pandangan nya dari lavender. Alex terseyum menyeramkan. Ia menjadi sangat posesif terhadap lavender. Ia tak kan membiarkan pria lain menatap tunangan nya. Di perlakukan begitu membuat lavender semakin terpesona pada sosok yang akan menikahi nya.

Lavender langsung menggenggam jemari Alex kemudian Ia terseyum. Alex terlihat sangat gagah ketika ia berusaha melindungi calon istrinya, Alex sangat pecemburu ia tak suka jika pria lain memandang lavender dengan tatapan menggoda.

Alex mengalihkan pandangan nya ke arah lavender dan mulai berbisik

"keluar lah".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!