"Apakah acara mandinya sudah selesai?". Luna mendesah ketika jemari pria itu mulai menyentuh tubuhnya.
"Kau sangat terburu-buru sayang, berbalik lah ". Pria itu terseyum sambil memeluk Luna dari belakang. Selanjutnya suara gemericik air dan ******* keduanya saling bersahutan
Yoga sampai di hotel yang di maksud.
"Mereka berada di kamar no berapa ". Yoga langsung bertanya pada pemilik hotel yang ternyata adalah teman dekat nya
"Apa kau yakin yoga, kau akan sangat kecewa jika menangkap basah dia secara langsung". Mike menatap yoga
"Tak masalah buat ku". Ujar yoga
"Baiklah, kalau begitu ikutlah dengan ku". Mike berjalan , yoga mengekornya
Hati yoga sangat tidak tenang, ia tau bahwa apa yang akan ia lihat akan membuatnya kecewa. Namun itu lebih baik, yoga tak mau menikahi wanita yang tak setia, apalagi jika benar Luna tidur dengan saudara sepupunya maka dengan berat hati ia harus membatalkan pernikahannya.
Mereka sampai di kamar itu. Dari luar samar-samar yoga bisa mendengar ******* serta erangan sepasang kekasih yang sedang melakukan hal terlarang itu. Dan yoga sangat tau suara siapa itu.
Mike menepuk pundak yoga.
"Aku akan membukanya, maka kuatkan hatimu".
"Faster sayang". Luna mengerang, ia memeluk tubuh pria itu erat. Ia hampir mencapai puncak nya ketika pintu kamar hotel itu terbuka.
mendengar pintu kamar di buka membuat pria itu kaget dan langsung mengarahkan pandangan nya ke arah pintu, ia terseyum ketika melihat kehadiran yoga dan Mike di sana. Sedangkan Luna yang tak menyadari itu masih mendesah hebat.
"Teruskan sayang". Luna meracau, ia kecewa karna pria itu berhenti, kemudian ia membuka matanya, ia tertegun. Matanya melebar sempurna. Ia langsung mendorong pria itu, kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut.
Yoga menatap kedua orang itu kemudian berbalik dan pergi. Alex malah tertawa melihat kejadian itu, ia tak takut, ia malah merasa bahagia, ia akhirnya bisa membuat yoga murka.
Luna menatap Alex , ia bingung harus melakukan apa, dia merasa sangat malu juga takut. kemudian ia mencoba membungkus tubuhnya dengan selimut.
"Alex, kau membuat kesalahan fatal, apa kau tak tau , wanita itu calon istri kakak sepupumu". Mike menatap kedua orang itu jijik. Namun bukan nya merasa bersalah , Alex malah tersenyum.
"Bukan alexander namanya, jika aku tak bisa mengambil apa yang aku inginkan, dan lebih baik kau keluar saja, aku harus menuntaskan pekerjaan ku". Alex mendorong tubuh Mike, dan dengan kasar menutup pintunya
Alex menarik selimut luna, Luna menatap Alex bingung.
"Yoga sepupu mu". Luna panik, ia kemudian bangkit , ia memunguti pakaian nya yang berserakan . Namun Alex menghentikan nya.
"Aku harus mengejar yoga". Luna panik.
"Siapa yang bilang kau boleh begitu saja pergi dari ku, naik ke ranjang, kau dengan aku". Alex mendorong tubuh Luna.
"Kita teruskan nanti, aku harus menjelaskan nya pada yoga ". Luna mencoba untuk berdiri
"Tidak".
-
Yoga menatap luna , Bryan juga orang tua Luna sudah berada dia antara mereka.
"Aku mohon, maafkan kesalahan putri kami, itu semua kesalahan ku, yang tak mampu mendidiknya , aku mohon". Ayah Luna menatap Bryan, ia memohon agar pernikahan tak di Batalkan.
Luna hanya bisa diam dan terisak, ia langsung mendatangi rumah yoga, setelah orang tuanya berhasil menghubungi nya. Luna memang sengaja mematikan ponselnya jika sedang menghabiskan waktu nya bersama Alex.
"Aku tak membutuhkan nya lagi". Yoga menatap jijik Luna, ia masih ingat betul bagaimana keadaan Luna waktu ia memergokinya sedang bercinta Dengan Alex ,adik sepupunya sendiri . Bahkan erangan dan ******* Luna masih jelas terngiang di telinganya.
"Yoga, aku mohon". Luna langsung berlari mendekati yoga. Ia mencoba memohon agar yoga memaafkan nya kali ini.
"Kau memohon apa? Agar aku memaafkan mu begitu". Yoga menyeringai , ia sangat marah
"Maafkan aku kali ini saja". Luna terisak
"Kau fikir aku masih bernafsu untuk menikahinya, atau kau pikir aku masih mau menyentuhmu ketika kau sudah di sentuh pria lain, jangan bilang bahwa kau menyesal, bagaiamana rasanya? Apakah nikmat". Yoga tertawa.
Merasa di hina, Luna langsung menampar pipi yoga
"Kau keterlaluan". Luna berteriak. Bryan hanya menatap kedua anak muda itu, ia tak mau ikut campur, karna ia sangat tau semua keputusan yang di ambil yoga adalah yang terbaik.
"Aku? Aku keterlaluan?? Kau harusnya menjawab ku, apa mau aku ceritakan pada orang tuamu, bagaimana suara ******* dan erangan mu??". Yoga kembali tertawa. Luna sangat marah
"Seharusnya sejak lama aku meninggalkan mu yoga, seharusnya waktu alex mengajak ku lari, aku menurutinya". Dengan bangga Luna mengakui itu semua.
Yoga tak terprovokasi, ia malah tertawa terbahak.
"Rupanya kau belum tau betul siapa Alex".
"Tidak, aku sangat kenal Alex, ia sangat mencintaiku, ia bahkan memberikan waktunya lebih banyak padaku dari pada pekerjaan nya, dan jujur saja ,aku tak menyesal pernikahan kita batal, karna dengan begini, aku bisa menjadi milik Alex sepenuhnya tanpa rasa tertekan seperti aku bersama dengan mu". Luna terseyum sombong.
"Baiklah kalau begitu, pergilah , temui Alex mu". Yoga kemudian berjalan menghampiri kedua orang tua Luna
"Yoga , dengar nak, Luna hanya belum menyadari kesalahan nya". Pria tua matre itu terus membujuk yoga.
"Sebaiknya kau bawa putrimu, aku tak Sudi lagi melihat wajahnya". Yoga kemudian pergi meninggalkan Kedua orang tua yang hampir saja menjadi mertuanya itu.
Sedangkan Luna dengan senang hati pergi meninggalkan yoga, akhirnya ia bisa terang-terang berhubungan dengan Alex.
"Kalian mempermalukan putri kami". Ayah Luna berteriak ke arah Bryan.
"Iya, suami ku benar, putramu tidak bisa begitu saja membatalkan pernikahan nya dengan putri kami". Kini ibu dari Luna mulai angkat bicara.
Bryan terseyum menatap kedua orang itu, tidak hanya matre tapi juga mereka sangat tidak tau diri.
"Kalian lebih baik pulang dan tanya pada putri kalian, seharusnya kalian sudah dengar tadi, putri kalian sudah mengatakan nya secara lantang di depan putraku, jadi sepertinya aku tak harus menjelaskan apapun pada kalian sekarang". Bryan berdiri, dan meminta pelayan mengantar ke dua tamunya keluar.
Bryan kemudian menghubungi Rafael.
"anakmu membuat kesalahan, kau datang temui aku bersama anakmu, atau aku yang akan mendatangi rumah mu, jika kau tak bisa mengajari anak mu bagaiamana caranya bersikap , maka kau harus mengizinkan mu mengambil tindakan atas kelakuan putra mu yang sudah sangat kurang ajar". tanpa menunggu jawaban dari Rafael , Bryan langsung menutup telepon nya.
Rafael menatap ponselnya, ia menggenggam erat ponsel tersebut , kemudian dengan marah ia melemparkan ponsel itu ke wajah Alex.
"aku akan membunuhmu nanti".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments