POV YOGA

"2 Minggu lagi acara pernikahan kita, kau bahkan belum mempersiapkan apapun". Yoga mendengus kesal menatap calon istrinya.

"Kau tenang lah, aku akan mempersiapkan nya nanti". Luna menatap malas yoga. Gadis itu sangat tak bersemangat mempersiapkan hari pernikahan mereka.

"Apanya?, Kau bahkan belum memilih gaun pernikahan untuk kita". Yoga mendekati Luna, gadis itu masih saja tertidur santai di atas ranjangnya.

Yoga sungguh tak mengerti, mengapa tunangan nya itu begitu santai, bahkan terlihat sudah tak antusias dalam mempersiapkan pernikahan mereka.

"Kau tenang lah, dan bisakan kau jangan berisik, sejak tadi kau hanya mengomel saja". Luna kesal ia kemudian bangkit dan meninggal kan yoga.

"Luna, kau yang meminta pernikahan ini di laksanakan secepat mungkin, tapi setelah pertemuan keluarga besar ku ,kau malah terlihat tak bersemangat, ada apa dengan mu". Yoga meningitis lengkap kaki Luna.

"Itu hanya perasaan mu saaja". Ujar Luna sambil menatap mata yoga. Entah mengapa, Luna jadi tak tertarik lagi pada pernikahan itu. Ia merasa bahwa yoga hanya lah benalu yang selalu menempel padanya.

"Kalau begitu, ikut aku, kau harus memilih gaun pernikahan mu". Yoga memegang jemari luna, Lina menjadi sangat malas, tapi agar yoga tak terus mengganggunya, maka ia akan melakukan apa yang di minta pria itu

"Baiklah, tapi aku tak bisa lama,aku harus menemui teman ku sore ini". Luna kemudian berjalan meninggalkan yoga.

Sesampainya di boutique Luna menjadi semakin malas, setiap gaun yang di perlihatkan membuat hati Luna senang.

"Pilih lah satu ". Ujar yoga.

"Kau saja yang memilih". Luna tak memperhatikan yoga, ia hanya sibuk membaca pesan yang baru saja sampai ke ponselnya. Luna terseyum, dan senyuman itu sejak tadi tak di berikan nya pada yoga.

Yoga merasa curiga pada gadis itu, ketika yoga ingin mengambil posnesl Luna , Luna malah marah-marah.

"Ada apa dengan mu, dulu bahkan aku bisa sesuka hati memegang ponsel mu, kenapa kau malah marah padaku". Yoga menatap luna, gadis situ seperti tak perduli.

"Itu dulu, kau harus ingat, kita belum menikah dan kau tak berhak atas hidup ku".Luna berdiri, ia ingin meninggalkan yoga, namun yoga menghentikan langkahnya.

"Kau berubah Luna ". Yoga menatap gadis itu.

"Aku masih Luna yang dulu, aku hanya jenuh padamu". Ujar Luna tanpa rasa bersalah

"Berhentilah bermain-main Luna , jika sejak awal aku tau akan seperti ini, mungkin aku tak melamar mu waktu itu". Yoga terlihat sangat marah.

Luna menatap yoga, sebenarnya ia hanya jenuh, namun ia tak mau kehilangan pria itu, bersama yoga ia bisa memliki apapun yang ia ingin kan, yoga pria kaya raya , ia memiliki banyak perusahaan yang sedang berkembang. Jika ia melepaskan yoga begitu saja, ia akan jatuh miskin. Dan ia tak mau itu terjadi

"Baiklah sayang, aku akan memilih satu baju untuk pernikahan kita". Luna kemudian berbalik dan memilih gaun secara asal.

Yoga menatap gadis itu kesal. Yoga sangat mencintai Luna, meskipun yoga tau, Luna selalu menghabiskan uang yoga, namun ia tak perduli selama gadis itu bersamanya , yang bukan lah masalah besar baginya.

Setelah memilih baju, yoga langsung mengajak Luna makan siang, kali ini Luna sangat penurut.

"Apa kau mau membatalkan oernikah kita". Ujar yoga sambil menatap mata Luna

"Tidak, dan sudahlah tak usah kau bahas lagi". Luna terlihat marah.

"Kau harus mengerti Luna, aku sangat mencintaimu, aku bahkan rela memberikan mu apapun agar kau tetap berada di sisiku, bahkan aku rela memberikan nyawaku jika kau menginginkan nya". Yoga menatap pasrah calon istrinya itu

"Aku tau, aku tak kan meninggalkan mu, jadi sekarang makan lah, aku tak punya banyak waktu setelah ini aku harus menemui teman-teman ku". Ujar Luna tanpa rasa bersalah

Sebenarnya yoga buka pria yang gampang di hadapi. Ia terkenal sangat cerdas juga pintar, ia memiliki beberapa perusahaan yang bergelut di bidang fashion ternama.

Ia juga memiliki beberapa hotel bintang 5 yang tersebar di berbagai negara. Ia tak pernah kalah dalam memperebutkan tander, ia memiliki staf yang sangat kompeten. Namun jika soal cinta, matanya menjadi buta.

"Apa kau ingin membeli sesuatu, yoga memberikan black card-nya pada Luna". Luna menatap black card itu, sebenarnya bukan itu yang Luna butuhkan.

Selama 3 tahun menjalin hubungan dengan yoga, Luna merasa jenuh. Yoga pria dingin itu sama sekali belum pernah menyentuhnya, bahkan menciumnya juga belum pernah. Sebagai wanita dewasa Luna ingin merasakan sensasi sebuah sentuhan. Dan yoga tak memberikan itu.

Hingga Luna bertemu seorang pria yang memberikan apa yang tubuhnya butuh kan. Luna telah 5 bulan berhubungan dengan pria itu. Pria itu juga seorang CEO muda. Hampir setiap Minggu Luna menghabiskan waktunya dengan pria kekasih barunya. Maka itulah mengapa Luna merasa jenuh pada yoga.

"Aku sudah selesai bisakan aku pergi lebih dahulu,kau bisa kembali ke kantor mu". Ujar Luna sambil meraih tasnya.

"Ok"

Luna berjalan meninggalkan elang, ia mengambil ponselnya di tas dan menghubungi seseorang.

"Aku sudah berpisah dengan yoga, kau di mana sayang". Ujar Luna manja, ia terseyum kemudian memutuskan sambungan telepon nya.

Yoga masih terdiam di restoran itu, rasanya ia ingin sekali membatalkan pernikahan nya dengan Luna , namun ia juga tak bisa kehilangan gadis itu.

Luna menaiki taksi , ia memasuki sebuah hotel mewah. Ketika ia masuk , salah tamh hotel mengenalnya.

"Bukan kah itu calon istri tuan yoga". Mereka mulai membicarakan Luna . Tak lama , seorang pria yang juga mereka kenal pun lewat

"Yang itu sepupu tuang yoga kan". Ujar salah satu orang yang tengah duduk di kursi tamu hotel tersebut .

Pria tadi kemudian menghubungi yoga.

"Kami melihatnya dengan jelas tuan, ia bersama dengan sepupu anda , di sini di hotel ini".

"Hotel mana?". Yoga berdiri , ia merasa cemas dan panik.

"Hotel x tempat kami meeting tuan".

"Baik, aku akan kesana". Dada yoga berdebar hebat, jika memang itu Luna dan sepupunya maka, apa yang mereka lakukan di hotel itu.

Luna memasuki kamar hotel terlebih dahulu, ia langsung membersihkan dirinya. Kemudian seorang pria menyusul nya masuk ke kamar mandi.

"Kau sangat harum". Ujar Luna sambil mencium leher pria itu

"Benarkah ? Apa calon suamimu tak harus sepertiku ?". Pria itu mulai melepaskan pakaian nya sendiri.

"Aku bahkan belum pernah mencium wangi tubuhnya, ia sangat dingin padaku, bahkan aku ragu ia normal atau tidak". Ujar gadis itu, ia kemudian mencium mesra dada bidang sang pria.

Alexander terseyum, ia merasa bahwa dirinya memang kali ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!