lavender meninggalkan rumah kediamann Rafael dengan hati yang sangat marah, ia sangat kecewa. tak masalah jika memang lavender harus menikahi Alex, namun mengapa ayahnya sama sekali tak memberitahu nya terlebih dahulu.
apalagi sifat sombong Alex, itu membuat lavender tidak suka, memang pemuda itu sangat tampan dan juga kaya, namun sifat dan karakteristik Alex sama sekali tak menarik bagi lavender.
lavender berjalan kaki, ia terus memikirkan langkah selanjutnya, bagaiamana caranya agar ia bisa bebas dari cengkraman Alex. Alex memiliki banyak wanita, dari kalangan artis sampai anak pengusaha, namun apakah Rafael tau kelakuan putranya.
Lavender berjalan dengan sangat tidak hati-hati, karna pikirannya di penuhi banyak pertanyaan sehingga ia sedikit tidak konsentrasi. ia bahkan tak sadar jika ia berjalan makin lama semakin ke arah jalan raya.
ia benar-benar tak sadar dengan apa yang ia lakukan, lalu sebuah mobil hampir saja menabraknya jika saja seseorang tidak menariknya ke belakang tepat waktu mungkin saat ini lavender sudah tergeletak bersimbah darah di tengah jalan.
lavender terjatuh di atas tubuh pria yang menyelamatkan nya itu, kemudian dengan susah payah lavender berbalik dan menatap pria itu. gadis itu terpana melihat betapa tampan dan manisnya orang yang telah menyelamatkan nyawanya itu. lavender langsung bangun, ia merasa tak enak atas kejadian yang baru saja terjadi
"Maaf , maaf kan aku". Ujar lavender. Namun pria itu tak bergeming, ia sibuk membersihkan kemejanya.
"ah dia manis sekali". ujar lavender dalam hati
Pria itu sangat manis dan juga tampan, namun lavender lebih memilih mengatakan bahwa pria itu cantik. Bola matanya yang berwana abu-abu itu membuat lavender jatuh cinta , apalagi hidung nya yang mancung serta bibirnya yang terlihat penuh.
"Lain kali hati-hati ". Pria itu akhirnya angkat bicara. hati lavender langsung berdebar kencang.
"ah aku jatuh cinta". lavender tidak mengatakan apapun, ia terpesona dengan pria itu, lidah nya kelu. ia bahkan merasa akan terkena serangan jantung mengingat debaran nya makin lama makin tak terkendali.
"Tuan muda, apa anda baik-baik saja". Seorang pria berlari menuju mereka berdua.
"Aku baik-baik saja, mari kita pergi". Pria itu kemudian menatap lavender, tatapan mata itu membuat lavender salah tingkah. namun tanpa basa basi ia meninggalkan lavender yang masih terkesima oleh nya.
"Ah, kenapa ada pria secantik dia, aku merasa tak berguna menjadi seorang wanita". lavender memaki dirinya sendiri. Namun ia merasa sangat kecewa, ia bahkan tak sempat berkenalan dengan pria itu.
lavender kembali melanjutkan perjalanan nya, namun ia merasa kakinya sedikit sakit, jadi ia memutuskan untuk menaiki taksi. tak lama kemudian sebuah taksi akan melintas ke arahnya, dengan cepat lavender menghentikan taksi itu
"Ke universitas A". Ujar lavender.
"Jadi benar kau sudah di jodohkan". Lavender mengangkat jemari tangan nya, cincin indah berhiaskan berlian melingkar sempurna di hari manis lavender. Arimbi dan Valentin berteriak histeris bersamaan.
"Lalu bagaiaman lavender". Valentin menatap sahabatnya itu
"Apa yang harus aku katakan, aku hanya menunggu tanggal pernikahan kami". Arimbi membuang nafas kasar.
"Sungguh tega ayah mu lavender, ia bahkan menjual mu agar perusahaan nya tak mengalami kebangkrutan". Arimbi membelai kepala lavender.
"Aku harus melakukan nya , tapi tak Maslah ,ia mengizinkan aku melanjutkan study ku, setelah aku di wisuda barulah kami menikah ".
Arimbi dan Valentin tak tau harus berbuat apa agar mereka bisa menolong lavender. Ia hanya bisa terus memberikan support dan dukungan pada gadis cantik itu.
"Sabar ya". Ujar Valentin.
"Ngomong-ngomong, tadi aku di selamatkan oleh seorang pria ketika hampir saja sebuah mobil menabrak ku".
"Benarkah, apa kau terluka". Valentin menatap sahabatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala
"Tidak, tapi kau tau, pria itu sangat tampan, ia tipe ku". Lavender membayangkan betapa tampan nya pria itu
"Lebih tampan aku atau pria itu". Arimbi cengengesan sambil terus mengunyah keripik kentang yang sejak tadi menemaninya
"Tentu saja dia, wajahnya sangat mirip dengan salah satu personil boyband dari Korea yang sangat terkenal itu". Kata lavender sambil terseyum
"Oh, benar kah.. kau membuatku kecewa" kemudian mereka tertawa bersama.
"Apa kau berkenalan dengan nya ?" Valentin penasaran dengan sosok pria yang di ceritakan oleh lavender
"Sayang nya tidak, ah aku ingin sekali bertemu lagi dengan nya". Lavender meletakkan kepalanya di meja.
"Kau jatuh cinta pada pandangan pertama, selamat". Arimbi kembali tertawa.
"Arimbi benar, kau bahkan tak pernah merasakan cinta sebelumnya, padahal sangat banyak mahasiswa yang mendaftar untuk menjadi kekasihmu". Valentin mengambil keripik kentang dari Arimbi kemudian memasuk kan beberapa keping langsung ke mulut nya.
"Dia berbeda, ah aku bener-benar jatuh cinta , aku harus bagaiamana" lavender berteriak sambil mengacak-acak rambut Arimbi
"Ah, apa-apaan kau lavender". Arimbi langsung mengambil sisir dari tasnya kemudian merapikan kembali rambutnya. Kelakuannnya sukses membuat lavender tertawa.
"Jika kalian berjodoh, kalian akan bertemu kembali, kau harus sabar".
Namun mata lavender terbuka sempurna ketika melihat kembali pria itu di parkiran mobil kampusnya .
"Itu dia". Lavender langsung berdiri. Arimbi dan Valentin ikut berdiri dan mengedarkan pandangan mereka..
Pria itu kemudian berjalan melewati mereka bertiga. Valentin menepuk bahu lavender dengan keras hingga membuat tubuh lavender terhuyung dan menabrak pria itu.
Seperti magnet , lavender langsung memeluk pria itu, dia sangat harum.
"Hati-hati.. kau sungguh ceroboh". Ujar pria itu
"Maaf kan aku". Lavender terseyum malu, namun pria itu malah berjalan menjauh.
"Ah dia sangat tampan " Valentin berteriak sambil menguncang tubuh Arimbi.
"Kalian berdua kenapa hah, aku selalu menjadi sasaran empuk kalian berdua, menyebalkan". Mata lavender terus mengikuti kemana pria itu melangkah. Pria itu memasuki ruang para dosen berada.
"Aku akan mencari tau siapa dia". Lavender langsung berlari meninggalkan kedua sahabatnya itu .
"Bisa-bisanya dia begitu". Arimbi sangat kesal melihat kelakuan lavender. Namun tangannya malah di tarik oleh Valentin, mereka menyusul lavender.
Lavender tengah menguping pembicaraan pria itu dengan para dosen, sebelum salah satu dosen mata kuliah ekonomi menegurnya
"Sedang apa kau". Lavender terseyum kemudian dengan gugup menatap sang dosen.
"Tidak ada pak, permisi". Lavender langsung berlari di ikuti Valentin dan Arimbi.
"Kau sudah bertungan lavender, sepertinya kau hilang ingatan". Arimbi memeluk bahu lavender, kemudian langsung berjalan meninggalkan lavender.
Arimbi benar, ia sudah bertunangan , dan tungangan nya ini terkenal sangat kejam, ia tak bisa macam-macam.ia harus menjaga martabat ayahnya,. Ia tak mau ada masalah di kemudian. Hari.
Matanya berkaca-kaca kemudian ia menatap langit
"Ibu.. aku rindu".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments