PRIA KURANG AJAR

"apa, di sangat kurang ajar". Valentin langsung menggebrak meja, ia sungguh tak terima atas apa yang di lakukan Alexander pada sahabatnya

"Calm down" ujar Arimbi.

"Dia sungguh keterlaluan, untung saja lavender bisa melarikan diri, bagaiaman jika tidak, aku tak bisa membayangkan nya". Valentin menatap lavender.

"Itulah yang aku takutkan ". Lavender kembali meletakkan kepala nya di meja.

"Apa kalian mau melakukan fitting baju lagi?". Arimbi bertanya pada lavender.

"Tidak". Namun sebenarnya yang membuat lavender sedih adalah pemandangan di pusat pembelajaran tadi siang. Pria idaman nya sedang berkencan dengan wanita lain.

Fajrina sangat kecewa,

"Ada apa dengan mu? Kenapa kau terlihat sedih ". Arimbi memegang kening lavender.

"Aku tidak sakit". Lavender menarik tangan Arimbi dari kepalanya.

"Aku pikir kau sakit". Lavender menghembuskan nafasnya secara kasar.

"Besok kau mau kemana?" Arimbi menatap lavender, ia merasa sangat khawatir.

"Besok aku akan pergi ke toko perhiasan, untuk membeli cincin pertunangan" . Lavende sungguh sangat tak bersemangat

"Kalau begitu bagaimana jika jalan-jalan ke pantai , cuaca sedang cerah, yuk kita jalan". Valentin terseyum sambil menarik lengan kedua sahabatnya.

Arimbi mengendarai mobilnya dengan santai, mereka bersenandung bersama , perjalanan dari kota ke pantai memerluka waktu yang tak sebentar, 3 jam kemudian mereka memasuki area parkir pantai. Namun Mobil sport putih yang terparkir di depan mobil Arimbi membuat lavender terkejut.

"Ada apa?". Arimbi bertanya pada lavender.

"Itu mobil Alexander ". Lavender mencoba mencari sosok pria yang beberapa bulan lagi akan menjadi suaminya itu.

"Mungkin ia sedang bertemu koleganya di sini". Ujar Valentin

"Sebenarnya aku tidak perduli sama sekali".lavender meninggalkan kedua teman nya , ia berjalan memasuki area pantai. Pantai itu sangat indah airnya pun masih begitu biru belum tercemar oleh polisi apapun.

Valentin dan Arimbi berjalan mengitu langkah kaki lavender .

"Dia tak berfikir untuk melayapkan nyawanya sendiri kan". Valentin berbisik ke pada Arimbi.

"Tentu saja tidak, sebenarnya tak masalah jika ia menikah dengan Alexander, ia akan menjadi nona muda kaya raya, namun latar belakang Alexander yang seperti itu akan membuat hidup nya menjadi seperti di neraka". Ujar Arimbi

"Kau benar, dia akan menjadi istri yang makan hati berulang jantung, Alexander akan terus menyakiti lavender, kekasihnya sangat banyak, dan aku sebagai sahabatnya tak rela jika lavender di perlakukan tidak baik oleh pria sialan itu". Valentin mengeras kan rahangnya.

"Kau benar, kau dengar cerita lavender yang barusan, belum menikah saja pria bajingan itu berani kurang ajar, apalagi setelah menikah". Namun langkah kaki mereka terhenti, ketika lavender berdiri mematung di depan mereka..

Arimbi dan Valentin mengedarkan pandangan mereka mengikuti pandangan lavender. Di sana, di salah satu kamar hotel yang bisa di bilang mahal. Mereka bertiga menyaksikan seorang Alexander tengah berciuman dengan seorang wanita , bahkan tanpa malu-malu mereka melakukan nya di balkon kamar hotel tersebut. Beruntung sekali karna pantai itu sangat jarang pengunjung maka adegan panas tersebut tidak menjadi tontonan orang banyak.

Lavender segera mengambil ponselnya lalu mengambil video alexander dengan wanita itu. Lavender terseyum sumringah. Itu bisa menjadi alasannya kelak untuk memutuskan perjodohan mereka.

"Pria brengsek". Maki lavender. Benar saja, Alexander menarik masuk wanita itu. Dengan tergesa-gesa Alexander melucuti pakaian wanita itu.

"Ah, sungguh adengab yang benar-benar panas ". Ujar Arimbi sambil mendekati lavender. Namun akhirnya Alexander menutup gorden kamar itu. Dan lavender pun menghentikan rekaman itu.

"Apa kau masih mau menikahi pria brengsek itu lavender". Valentin menepuk bahu sahabatnya

"Masih banyak waktu tersisa bagiku untuk membatalkan perjodohan ini, tapi beberapa hari kedepan pertunangan tetap akan di laksanakan". Lavender menoleh menatap sahabatnya .

"Sudah lah, mari kita sewa kamar hotel, kalau bisa yang bersebrangan dengan nya ". Arimbi berjalan minggalkan kedua gadis cantik itu. Dan mereka sangat beruntung. Balkon kamar lavender bersebrangan dengan kamar lavender dan Valentin.

Malam itu lanvender menatap kamar tempat Alexander menginap. Siluet Alexander bersama wanita itu terlihat sangat jelas, membuat pikiran kedua gadis itu menerawang kemana-mana.

"Apa tak bisa ia mematikan lampu kamarnya, mengapa sangat tidak tau malu". Valentin mendengus kesal .

"Mungkin mereka sengaja". Lavender tertawa.

"Hey lihat.. lihat, calon suamimu keluar, mereka berada di balkon". Valentin menarik bahu lavender. Mata lavender yang tadinya terpejam kemudian kembali terbuka

Benar saja , Alexander tengah mencari udara segar di balkon kamar yang ia sewa. Pria itu hanya mengenakan celana boxer tanpa baju. Sebenarnya jika ia tak seberengsek itu, lavender akan mempertimbangkan nya, namun ia sangat brengsek jadi lavender sama sekali tak tertarik hidup dengan nya dalam sebuah ikatan pernikahan .

Lampu kamar mereka sengaja di matikan agar Alexander tak tau jika lavender lah yang menghuni kamar di sebrang kamarnya.

Wanita itu berjalan mendekati Alexander dan memeluk pria itu dari belakang. Melihat hal itu lavender memiliki ide, ia mengambil ponselnya kemudian menghubungi Alexander.

Alexander terlihat kembali ke kamar , ia mengambil ponselnya .

"Hallo". Ujar lavender

"Halo sayang". Balas Alexander sambil menuangkan sampanye kebgelasnya, lalu berjalan kembali ke arah balkon.

"Kau ada dimana?" Lavender bertanya kembali.

"Aku sedang bersama teman-teman ku, kenapa? Apa kau sangat merindukan ku sekarang". Perut lavender terasa sangat muak, Alexander terlalu percaya diri.

Alexander mencium leher wanita itu, padahal ia masih berbicara dengan lavender.

"Benarkah?" Lavender terseyum, ,kemudian memberika isyarat pada Valentin untuk menyalakan lampu kamar mereka

"Tentu saja". Dari kamar lavender sangat jelas sekali, jika pria itu sedang *******-***** dada wanita yang sejak sore bersamanya itu.

"Teman mu sangat seksi, minta dia agar berpakaian jangan hanya menggunakan handuk saja, nanti ia akan terkena masuk angin". Lavender terseyum.

Pria itu kaget, lalu mengedarkan pandangan nya , lavender berjalan ke arah balkon dengan senyum nya yang menawan , ia melambaikan tangan nya ke arah Alexander.

Alexander terpana, calon istrinya berdiri di depannya.

"Sedang apa kau di sana?". Alexander terlihat sangat marah. Namun lavender malah menyeringai bahagia

"Aku sedang berlibur sebelum pesta pertunangan kita, kau tak usah marah begitu". Wanita yang tengah bersama Alexander menjadi salah tingkah, ia bingung harus melakukan apa selain berlari masuk ke dalam kamar.

"Kau mengikuti ku". Kini Alexander sangat murka

"Oh, tentu saja tidak, aku bersama sahabat ku sengaja datang kesini untuk berlibur, tapi kami malah mendapat tontonan gratis di sini , dan apa kau tau, pemeran prianya adalah calon suami ku". Lavender terseyum..

"Tunggu di sana, aku akan mendatangi mu".

"Tak perlu, kau lanjutkan saja malam panas mu, aku mengangguk, dan akan segera tidur.. tapi ngomong-ngomong, jangan lupa untuk mematikan lampu ketika kalian ingin bercinta kembali, ". Fajrina kembali melambaikan tangan nya.

"Kau .. " . Alexander berteriak

"Selamat malam calon suami ku". Levender langsung mematikan panggilan telepon nya. Ia berbalik dan berjalan memasuki kamar. Valentin tertawa terbahak melihat kejadian tadi.

"Aku rasa mentalnya tak aman sekarang". Ujar Valentin.

"Tak usah di pikirkan, lebih baik kita tidur, karna besok ia pasti akan mendatangi kamar ini, jadi sebelum dia datang, kita harus sudah pergi meninggalkan tempat ini".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!