“Maaaaamiiiiiiiii............!”
Mamih langsung datang sesaat mendengar teriakan dari si bungsu kesayanganya. Mami Dina, begitulah namanya. Kebetulan pintu kamar Reyno sudah terbuka sedari tadi, jadi ketika Reyno teriak suaranya langsung terdengar jelas sampai keluar.
“Ada apa ini? Mengapa brisik sekali, Reyno!” Mami Reyno datang dengan airmuka khawatir. Kemudian ia menatap Jennie dengan bibir yang tersungging sinis. Ia memperhatikan pakaian Jennie yang hanya menggunakan kaos polos, celana Jeans sobek, dan jaket kulit yang ia semampaikan di pundaknya. Bahkan bola mata wanita paruh baya bernama Dina itu tidak hentinya menilai penampilan Jennie dari atas sampai kebawah. Sangat tidak berkelas di mata Mami Dina.
Gadis kampung. Bajunya, iuhwkkk...
Gayanya sangat urakan, tidak pantas sama sekali dengan Reyno-ku yang tampan dan berkasta tinggi.
Wajah itu semakin menyeramkan saat menatap Jennie. “Kamu apakan anak kesayangan saya?” Jennie hanya menunduk pura-pura takut. 🤣
Galak banget, sih. Dasar nenek peot,muka silikon, kresek gorengan. Arghhhh ... mertua yang sangat menyebalkan .Pasti hobinya menonton sinetron azab, mirip sama tokoh antagonisnya.
“Mam, Jennie ngatain Reyno bencong pasar, tadi,” adunya manja.
Ini lagi bencong dakjal, apa maksudnya coba, ngadu seperti itu. Aku ini istrimu belo-on.
“Kamu ikut saya keruang baca, ada hal yang perlu saya bicarakan dengan kamu,” Mami Dina berbalik lalu berjalan dengan angkuhnya. Sementara Reyno hanya mencibir melihat Jennie yang entah hendak diapakan oleh sang Mami.
Ya Tuhan ... mengapa nasib aku seperti ini, sih?
Punya kepala rumah tangga idiot seperti itu. Bukanya membela istrinya, malah mendorongnya ke dalam jurang neraka.
Setelah melewati tiga ruangan,sampailah mereka di depan pintu ruang baca Mami Dina. Kemudian Mami masuk ke dalam di ikuti oleh Jennie dibelakangnya.
“Duduklah!” Mami Dina duduk di sebuah sofa single. Sementara Jennie duduk di sofa panjang tepat di sebelah kiri Mami mertuanya. Terlihat jelas raut kebencian di wajah Mami mertua itu. Bahkan ia langsung memalingkan pandanganya dengan jijik saat melihat Jennie menatap sayu dirinya.
Sok cantik, dih ... dasar orang kaya pemuja tuyul.
Jennie memang tidak begitu mengenal Mami mertuanya. Saat menikah, ia hanya melihat Mami Reyno sekilas. Jennie juga belum melihat kaka Reyno seperti apa, karena memang tidak ada dia di pernikahan mereka kemarin.
“Saya tidak tahu ada motif tersembunyi apa di otak keluarga kamu. Yang jelas kamu sangat pintar, bisa menjebak anak saya demi mendapatkan hartanya.”
Jennie terperangah kaget saat mendengar kalimat jahat terlontar dari mulut wanita sosialita itu.Ternyata tidak hanya wajahnya yang menyebalkan,mulutnya jauh lebih pedas dan menyakitkan.
Hello ... Siapa juga yang mau menikah dengan anakmu. Bahkan aku menyesal karena telah berjanji tidak akan bercerai. Kelakuan anakmu sangat menjijikan tau ngga, sih?
“Maksudnya apa, ya?” Jennie berbicara menggunakan nada sedikit tinggi untuk membalas perkataan jahat Mami Dina.
“Jangan berpura-pura. Demi misi kalian, anak saya telah kehilangan masa depanya.”
“Maaf Nyonya, saya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang anda bicarakan. Jelas, putra anda yang bersalah pada saya. Dia yang masuk ke dalam toilet saat saya sedang berganti pakaian.” tutur Jennie menjelaskan apa adanya.
Memang Reyno pernah menjelaskan tentang itu. Tapi melihat keluarga Jennie yang hidupnya menengah kebawah, membuat Dina berfikir bahwa Jennie dan keluarganya sedang melakukan panjat sosial.
“Keluarga kami memang tidak sekaya keluarga anda, Nyonya. Tapi kami masih punya harga diri. Untuk apa melakukan panjat sosial dan mengejar harta orang, kami tidak seperti itu.”
“Benarkah? Apa kalian juga tidak melakukan hal bejad itu di sekolah? ”
Iya nenek Tua. Untuk apa saya bohong.
“Silahkan Nyonya tanya pada anak Nyonya sendiri. Saya ini serius Nyonya, kita tidak melakukan hubungan semacam itu. Ini hanyalah kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahfahaman.” Dasar mertua bodoh. Mana mungkin melakukan hal seperti itu.
Hei mertua, anakmu itu impoten, sadarlah. hahaha.
“Jadi kalian tidak saling mencintai, kan?”
Boro-boro!
“Untuk sekarang kami belum, namun sedang kami usahakan,” jawabnya takut-takut.
“Tidak usah repot-repot menumbuhkan rasa cinta, kalian akan resmi bercerai setelah enam bulan pernikahan.”
Deerrrrrr .....
Kira-kira seperti itu bunyi jantung Jennie saat kaget.
Ini tidak sesuai espektasinya, Jennie kira Nyonya tua itu akan membunuhnya jika tidak mencintai anaknya. Ternyata malah menyarankan perceraian. Dasar aneh!
“Bercerai?”
“Iya ... Bercerailah dengan Reyno, buktikan kalau keluarga kamu tidak sedang mengincar harta kami,” ucap Dina menunjukan mimik wajah merendahkan lawan bicaranya.
Jennie terperanjat kaget.
Ya Tuhan, terima kasih banyak, aku sangat menanti, abaiakan perjanjian bodoh diatas kasur kemarin malam. Aku sudah tidak berminat menjalin rumah tangga kalau suamiku seperti patrick si bintang laut.
“Nanti akan saya bicarakan dengan suami saya dahulu nyonya,” Suami? ahkk, mengapa kata itu terdengar sangat menyebalkan di telinga Jennie.
“Rahasiakan semua ini dari Reyno.Anak saya sangat sensitif. Hatinya yang terbuat dari sutra, pasti tidak akan mau menceraikan kamu.”
Cih, lembut bagai sutra. Anakmu itu lebih mirip seperti bencong di taman lawang. Lemah gemulai, takut panas, suka boneka. “Anakmu tidak lembut, tapi lembek bagaikan keju mozarella!” Upssss ... Jennie segera menutup bibirnya dengan kedua tangan. Saking asiknya mengumpat dalam hati, ia tidak sadar kalau kalimat terakhir meluncur bebas dari mulutnya.
“Apa kamu bilang? dasar menantu tidak sopan!” Mami Dina menatap Jennie dengan emosi yang menggebu-gebu. Persiteriuan diantara cucu dan menantu akan segera di mulai.
Jantung Jennie mendadak bertalu-talu tidak jelas. Itu umpatan hati, mengapa bisa keluar, sih? apa jangan-jangan mesin di tubuhnya nge-bug.
***
Setelah insiden keceplosan itu, untungnya Jennie masih belum mati. Hanya saja nasibnya mengenaskan sekali. Kini ia sedang dihukum memotong rumput di halaman rumah Reyno, di saat matahari sedang cantik-cantiknya menyentuh kulit. Pukul satu siang lebih tepatnya. Ini hari pertama, namun gadis itu sudah berulah dan berakhir dengan hukuman. Bagaimana dengan hari kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Entahlah, biarkan semua ini berjalan apa adanya.
“Kamu sial banget sih, Jennie. Menikah dengan mahluk tulang rawan, dihukum mertua pula.”
Eh, tunggu...
Bagaimana dengan masalah perceraian? Baiknya membicarakan hal ini pada Reyno dulu, kan.
Dasar orang tua aneh, untuk apa menyuruh kami menikah kalau akhirnya harus cerai. Tidak usah nikah saja kalau gitu.
Tapi ngomong- ngomong, skenario ini tidak sesuai dengan alurnya. Biasanya yang membuat perjanjian nikah sementara itu anaknya, bukan ibunya. Mana ada seorang ibu yang menyuruh anaknya menikah secara bohongan. Kata bunda yang sering membaca novel perjodohan atau semacam di paksa menikah, tidak pernah kubaca novel yang orang tuanya seperti dia.
“Sudahlah, pemikiran versi nenek peot itu memang beda. Ck.”
“Siapa yang kamu maksud sebagai nenek peot?”
Jennie terperanjat kaget saat mendengar sumber suara yang bersuru tiba-tiba. Ia merasa tidak ada orang sama sekali di kebun. Jantungnya nyaris melompat ketika mendengar suara itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Aas Aswati
masih nyimak
2024-04-24
0
Siti Komariah
😂😂😂muka silikon kresek gorengan...bisaaa banget tuh mulut
2022-04-24
0
Siti Solikah
haha nenek peot
2022-03-07
0