“Siapa yang kamu maksud dengan nenek peot?”
Mati! siapa lagi itu ...
Jennie menunduk kaku ketika umpatan dari bibir jahanamnya di dengar oleh orang yang tak ia kenal. Tubuhnya gemetar karena mendapati masalah baru yang mendadak seperti ini. Yang tadi saja belum selesai.
“K- kamu siapa?” tanya Jennie terbata. Ia berjongkok sembari meremat gunting rumput sekuat tenaganya. Kepalanya tertunduk dengan wajah kesi. Tidak berani melihat ke belakang sama sekali.
“ Saya yang harusnya bertanya,saya tinggal di rumah ini.” Pria itu berusaha mendekat satu langkah ke arah Jennie.
Tukang kebun, kah? Ya Tuhan, lepas dari anak dan ibu gila ... Kini aku harus bertemu dengan orang yang entah siapa. Bencana apa lagi ini?
“Sa ... Sah ... saya istri barunya Reyno, Tuan,” ucapnnya sembari menggigit bibir. Gadis itu masih berjongkok ketakutan. Menerka -nerka siapa sebenarnya mahluk yang berdiri di belakangnya.
“Ah ... pasangan mesumnya Reyno di sekolah, ya?” kelakarnya sembari tertawa.
Mesum palamu ... dasar gila. Siapa sih, kamu. Berani-beraninya berbicara seperti itu. Kita tidak kenal, tau.
Ya Tuhan, apa tidak ada penghuni yang benar di rumah ini? Hikss, hiksss ... aku ingin pulang.
“Berdirilah, mengapa kamu menyembunyikan wajahmu seperti kura-kura begitu?” tanya pria itu semakin penasaran. Suara gadis itu terdengar tidak asing di telinganya.
“Saya sedang mencabut rumput,” kilah Jennie tidak mau berdiri.Untuk apa pula berdiri, tidakkah kamu lihat aku sedang di hukum oleh ratu lebah yang ada di rumah ini. Gerutunya dengan suara lirih sekali.
“Kamu tidak ingin berkenalan denganku?” tanya Pria itu.
Cih, tentu saja tidak. Memang kau siapa, artis?
“Nanti saja, saya sedang sibuk!” Jennie melanjutkan kegiatan memotong rumputnya kembali. Pergilah ... hus ... hus ... jangan mengganggu orang sedang bekerja.
Menarik!
Cowok bernama William itu semakin tertarik dengan istri adiknya yang tidak biasa. Sepertinya rumah ini akan menjadi ramai. Baru pertama kali bertemu saja sudah dihukum. Ck.
“Kira-kira, hukuman apa yang akan diterima olehmu jika Mami Dina sampai tahu kau mengatainya nenek peot?” Kalimat santai itu langsung terdengar mengerikan di telinga Jennie. Nyonya dirumah ini adalah titisan flaying duchmen.
Mati kamu Jennie ... Mungkin saja kamu tidak akan diberi makan, atau yang lebih parahnya disekap dalam ruang gelap tanpa diberi makan.
“Maaf Tuan, tadi saya tidak sengaja ... saya kesal karena di hukum.” Jennie berjalan menjauh dari William tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.
Jangan menoleh ... Jangan menoleh ... Pura-pura tidak bersalah saja agar tetap terbebas.
“Hei ...,” William melangkah pasti. Dengan satu hentakan kuat, ia menarik tangan Jennie sampai badanya memutar ke arahnya.
“Sweetheart!” Jantungnya nyaris lepas.
“Kamu?” Jennie benar-benar tidak percaya kalau dunia ini hanya sebatas daun kelor. Mengapa bisa bertemu dengan William di sini?
Dua mahluk itu saling terperanjat dengan tubuh yang mematung kaku. Ada Jeda beberapa saat tanpa bicara. Mereka saling bersitatap dengan ekspresi yang masih sama-sama terkejut. Setelah terjadi keheningan beberapa saat, William memecahkan keheningan dengan aksi yang tidak terduga.
“Sweetheart, aku kangen banget sama kamu ....” William langsung menarik tubuh Jennie ke dalam pelukanya.
Ya ... Ya ... Ya ...
“Berani sekali kamu memeluku,”
Plakkk ...!
Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan William. " Ini balasan karena kamu telah memeluk aku sembarangan."
Plakkk ...!
Tamparan untuk kedua kalinya mendarat di pipi sebelah kiri. "Yang kedua adalah tamparan untuk menebus kesalahanmu di masa lalu karena telah menyelingkuhiku."
Demi apapun, William sama sekali tidak peduli dengan kedua tamparan itu. Objek yang ada di depanya kini jauh lebih menarik.Jennie membuang gunting rumputnya karena kesal. Gadis itu masih menatap kedua pipi William yang merah akibat tamparanya tadi.
“Sweatheart kamu kemana saja selama ini. Mengapa selalu menghindar dariku?”
Tentu saja karena aku harus ekstra move on darimu, bodoh.
“William, kamu laki-laki tidak tahu malu. Bahkan kamu masih berani bilang kangen setelah puas berselingkuh, cih!”
“Memang, memang benar aku kangen kamu, Sweetheart ....”
“Tolong berhenti tidak tahu malu seperti itu. Aku sudah menikah,” Jennie mulai marah.
“Jadi kamu serius saat mengatakan Reyno adalah suami kamu tadi? jadi kamu si wanita yang telah membuat Reyno menjadi pria sejati sesungguhnya?”
Sweatheart, katakan itu bohong. Katakan bahwa kamu bukanlah istri adiku, gumam William dalam hatinya.
“Aku memang istri Reyno, sayangnya kamu tidak hadir saat pernikahan kami.”
Mungkin aku akan menangis jika kamu datang. Bagaimanapun juga aku masih sedikit menyimpan rasa padamu. Kalau saja kamu tidak selingkuh, Will.
“Jadi kamu benar melakuan perbuatan itu dengan adiku?” Hati William mendadak kalut dan emosi.
Mami Dina datang secara tiba-tiba, membuat pembicaraan mereka berdua terhenti karena kehadiranya. Jennie melirik sedikit.
Ah, Nenek sihir dari planet asgard itu datang. Mau apa dia kemari?
“Ya ampun, Sayang. Kamu sudah pulang? kenapa tidak mengabari, bagaimana liburanya, seru?” Mami Dina langsung memeluk dan menciumi pipi William berkali-kali. Membuat seorang Jennie bergidik jijik melihatnya.
Idiiiih ... kalian ... apa tidak menganggap ada manusia lain di sekitar kalian, hah? mataku sakit melihat kemesraan kalian, tau. Aku jijik ... Aku jijik ... Sama mu. Dasar mantan keparatt! ternyata yang begitu juga kamu doyan. Tsk.
Lebih baik aku pergi menghindari mantan gila ini. Persetan dengan hukuman dari Mami. Memangnya aku tukang kebun apa. Jika kamu tidak mau rumput di halaman rumahmu tumbuh panjang, jangan memanfaatkanku. Peliharalah kambing ...!
Ini juga ... mengapa aku harus bertemu dengan si gila ini lagi. Kau pikir dunia ini selebar daun kelor, Will. Dunia itu luas, mengapa kamu ada tempat seperti ini, hah?
Akhirnya Jennie pergi meninggalkan mereka berdua dengan kesalahpahaman melekat dalam otaknya. Jennie berfikir William adalah simpanan Mami Dina. Ia berjalan menyusuri taman yang mengelilingi rumah besar itu. Tiba-tiba pandanganya tertuju pada mahluk setengah jadi yang enak- enak bersantai di gazebo taman.
Ah, Suami sialan, bisa- bisanya kamu membiarkanku melakukan pekerjaan pembantu seperti ini. Aku harus bersikap baik pada si culun itu, hanya dia yang bisa membuat hukuman ini berhenti.
“Reyno ...,” sapa Jennie mengayunkan nada suaranya. Ia duduk di samping Reyno sembari mengelap keringat di dahinya. “ Reyn, maafin aku yah, tolong bilangin Mami kamu, aku cape banget potong rumput sedari tadi.” Jennie memasang muka melas.
“Gak mau!” Reyno melengos jutek.
“Jangan gitu, dong. Aku ini istri kamu, masa kamu tega lihat istri sendiri tersiksa,” rayunya lagi.
“Jennie tahu ngga, kesalahan Jennie apa saja?”
“Iya, aku minta maaf karena udah ngatain kamu bencong pasar, aku becanda loh, Reyn.”
“Kesalahan Jennie ngga cuma itu saja,” Jennie cengo.
Apa lagi? Masih ada kesalahan apa lagi aku memangnya.
“Kesalahan pertama, Jennie pacaran. Kesalahan kedua, Jennie ciuman. Kesalahan ketiga, Jennie menghina suami sendiri. Jennie itu pantas di hukum.”
“Itu kan masa lalu Reyn. Aku pacaran dan ciuman sebelum menikah, jadi aku engga salah.”
“Ikhhh ....” Reyno mencebik masam. “Jennie itu ngeyel banget, sih? kalo Reyno bilang salah, ya salah, peka dong. Jennie itu selalu bikin Reyno marah- marah terus, sih” Jennie menarik nafas sepanjang- panjangnya. Tanganya mengepal sembari bergumam dalam hatinya.
Ya Tuhan ... apa aku masih akan di beri umur panjang kalau berada di tempat seperti ini terus?
Apa cowok setengah jadi itu sengaja di kirim untuk menebus dosaku dimasa lalu?
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Siti Solikah
ngakak terus aku thor
2022-03-07
0
Rokiyah Yulianti
Wah seru neh, ternyata abang Reyno mantannya Jennie wkwk
2021-11-07
0
NasyafaAurelia🐧
nyesell bru baca niii 🤣🤣🤣🤭
2021-10-18
0