Malam harinya setelah kejadian itu. Jennie bersiap untuk tidur. Ada Reyno yang terus menggerutu sedari tadi. Jennie lupa membawa Tayo si boneka kesayangan suaminya, cowok itu marah dan menyalahkan keteledoran Jennie. Duh, kasian Jennie.
“ Jennie gimana, sih. Sudah tahu kalau Reyno tidak bisa tidur tanpa Tayo. Kenapa lupa dibawa? Jennie selalu saja ceroboh begitu.” Reyno menarik selimutnya kesal. Meraih guling dan memeluknya karena terpaksa.
“ Iya maaf ... maaf. Aku lupa.” Kalimat itu sudah diucapkanya lebih dari sepuluh kali oleh Jennie. Reyno juga terus ngedumel tanpa henti sedari tadi.
“ Ngapain minta maaf kalau ujung-ujungnya Jennie ngulangin kesalahan yang sama, Reyno itu manusia. Bisa lelah, bisa nyerah kalau Jennie terus-menerus mengulangi kesalahan yang sama.” gerutunya lagi.
Harusnya aku yang ngomong gitu, bencong. Aku ini manusia, bisa salah dan juga lelah.
“ Ya sudah, kamu peluk guling aja. Anggap aja itu Tayo. Pejamkan matamu, dan rasakan peluk hangat dari si Tayo.”
Apaan, sih. Jennie. Gak jelas, tau. Gumam Reyno dalam hati kesalnya.
“ Awas, ya. Kalau Jennie berani macem-macem sama Reyno. Aku buang kamu kelaut dari atas helikopter. Tidur sana sama lumba-lumba,” ancamnya kesal.
“ Hahaha ....” Jennie malah tertawa. Membuat emosi Reyno semakin terpancing saja. “ Jahat banget suami aku, nanti kalo istrimu di makan paus gimana, emang gak sedih?”
“ Dasar bodoh. Kamu di sekolah ngapain aja, sih? paus itu ngga makan orang. Dia hanya makan plankton kecil. Huuuuuuu,” Reyno menyuraki Jennie emosi. Kebodohan Jennie memang kerap membuat darah Reyno mendidih seketika.
“ Masa, sih?” Jennie mengerjapkan matanya tidak percaya. “ Paus itu besar, masa makan plankton, mana kenyang. Paus pasti makan ikan besar, kayak hiu atau lumba-lumba.”
Reyno memijit pelipisnya yang mendadak terasa pusing. “ Susah ternyata, ya. Ngomong sama bocah yang ngga lulus TK. Bisa-bisanya cewek kayak kamu masuk di sma Dharma Kusuma. Otaknya aja ngga ada begitu,” ejek Reyno, namun gadis itu tidak marah. Dengan segenap rasa hormat Jennie mengaku kalau dirinya memanglah bodoh.
“ Bukan begitu, cuma aneh saja. Logikanya, paus itu besar. Mulutnya besar, badannya apa lagi. Kalua cuma makan plankton, kenapa bisa sebesar itu?” Ini Jennie yang bodoh. Atau Reyno yang terlalu pintar. Anak SD saja tahu.
“ Gini, ya. Biar Reyno jelasin. Sebelumnya Jennie pernah, ngga. Lihat ibu-ibu yang badanya besar, dia sudah diet dan makan hanya sedikit. Tapi badanya tetep gemuk, begitulah paus. Makan dikit, tapi tetap besar dan gemuk. Ngga akan bisa kecil.” Entah dapat teori itu dari mana, yang jelas Reyno jadi ikut bodoh dibuatnya.
“ Oh gitu, aku paham ... aku paham.” Jennie mengangguk tanda mengerti.
Dasar Jennie bodoh. Di bohongin malah percaya. Kamu itu lulus SD apa engga, sih? Reyno jadi curiga.
“ Pantas ya, Reyn. Bunda aku itu sering ngeluhin berat badanya. Kata dia.' diet sudah, olah raga sudah, tapi badan tetep melar begini.' gitu, Reyn. Kata Bunda aku. Ternyata paus juga sama kayak manusia. Dia diet, tapi ngga bisa kurus.”
Au amat, Jennie. Reyno pusing dengar cerita kamu. Bisa sampai pagi kalau bahasin ikan paus. Jujur saja, Jennie sangat percaya dengan teori nyeleneh yang Reyno berikan. Masuk akal menurutnya.
“ Hallo adik-adiku yang manis.” William datang ke kamar mereka dengan wajah yang berseri-seri.
Setelah Reyno dibuat terkejut dengan kedatanganya, kini entah apa yang akan dilakukan cowok itu. Reyno sudah menyerah dengan tingkah laku aneh yang kakanya lakukan akhir-akhir ini.
“ Ngapain Kaka kesini,” Jennie bertanya. Kaku sekali kalau harus menyebut pria itu dengan sebutan Kaka.
“ Adik-adiku yang lucu, Menurut pesan Mami, Kaka ditugaskan untuk mengawasi kalian berdua. Jadi malam ini Kaka akan tidur bertiga dengan kalian.”
“ Hah?” Jennie dan Reyno menganga secara bersamaan.
“ Gak, bisa. Aku ngga mau tidur bertiga, lebih baik aku tidur sendiri. Kalian saja yang tidur berdua.” Jennie berdecak kesal. Lagi-lagi William menggunakan nama Mami Dina untuk kepentingan pribadinya.
“ Iya nih, Kaka apa-apaan, sih. Kita ngga akan macem-macem, kok. Jennie dan Reyno bisa jaga diri baik-baik. Mending Kaka tidur di kamar Kaka aja,” ucap Reyno ikut menolak.
“ Ngga bisa ... ngga bisa. Kaka akan tidur di sini ngawasin kalian.” William langsung naik ke atas ranjang dengan tidak tahu dirinya. Jennie reflek bergeser ketengah.
Apa sebenarnya yang ada di pikiran cowok ini. Apa tidak bisa berfikir benar sedikit. Setelah sukses mengobok-obok hatiku. Sekarang dia muncul dan mengganggu kegiatan tidur malamku. Menyebalkan sekali.
“ Kalau begitu kalian tidur berdua saja, biar aku mengalah. Aku yang tidur di kamar lain.” Jennie hendak beranjak, namun segera ditahan oleh William.
“ Ngga bisa, ini pasti akal-akalan kalian berdua, nanti Reyno pindah saat Kaka sedang tidur. Jangan mengelabuhi orang tua. Malam ini kita tidur bertiga. Titik.” William menarik selimut dengan tidak tahu dirinya. Jennie masih Cengo dengan kecanggungan ini.
Cih, mana ada kita mengelabuhi. Yang ada kamu, tuh. Bawa-bawa nama Mami demi ide gilamu. Memangnya aku ngga tahu, apa. Dasar si bedebah licik.
Ini juga, Reyno. Ngga bisa mikir dikit aja, apa. Dirumah saja William membiarkan kita tidur dikamar, kenapa di sini ia harus di awasi. Harusnya otak kamu mikir ke arah situ Reyno.
“ Jennie, mending kita tidur aja, yah. Anggap saja Kaka itu ngga ada.” Karena sudah sangat mengantuk, akhirnya Jennie mencoba memejamkan matanya sebisa mungkin. Pasangan cinta segi tiga beracun itu akhirnya terlelap di atas ranjang yang sama.
Dipertengahan malam saat Reyno kembali dari toilet, ia melihat Kakanya sedang memeluk Jennie. Padahal ada guling yang membatasi mereka tadinya.
Apaan sih, Kaka. Ngapain coba meluk-meluk Jennie. Bikin sebel aja.
Reyno yang kesal melihatnya segera menarik badan William agar menjauh dari istrinya. Cowok itu merubah posisi tidurnya, sekarang Reyno tidur di tengah, cowok itu memeluk Jennie tanpa sadar saking kesalnya. Reyno tidak terima melihat istrinya dipeluk-peluk seperti tadi. Menyebalkan.
Sekitar pukul enam pagi Jennie bangun terlebih dahulu. Deburan ombak memaksanya harus segera membuka matanya. Ia ingin segera mandi, bukan mandi seperti biasa, melainkan di tepi pantai yang jarang sekali ia lalukan.
Jennie membuka bola matanya sempurna. Melihat posisi tubuhnya yang sudah berpindah tempat. Bukanya semalam aku ditengah, ya?
Jennie mengalihkan padanganya kesamping, dan alangkah terkejutnya, ia melihat Reyno dan William tidur sambil berpelukan.
Cih, menjijikan sekali mereka ini. Apa Reyno sengaja berpindah tempat agar dapat memeluk Kakanya? idihhh. Dasar brother complex. cuihhh ... homo.🤮
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Dinara Mata
aduh" ini yg lagi BCA dan berkomentar mamih Dina lho nama asli ku aduh tersanjung deh KK author .
2023-04-06
0
moemoe
Aneh jg kau d tengah jen! Knp dri awal buk reyno yg d tengah
2022-12-08
0
xander
ngebayangin cha eun wo tidur berpeluka dg lee minhoo🤣🤣
2022-03-29
0