Dua jam sudah Jennie memijat seluruh badan Reyno, dari kaki tangan hingga yang terakhir bahu dan punggungnya. Jennie merasa tenaganya sudah habis terkuras. Badanya juga sakit karena menggendong Reyno daru bawah ke atas. Tanganya masih memijit bahu Reyno, namun pikiranya mulai terbang ke alam bawah sadar. Gadis itu memejamkan matanya perlahan, dan menyandarkan tubuhnya di punggung Reyno.
“Jennie!” Reyno memanggil namun tidak ada jawaban. Mungkin saja gadis itu sedang menggunakan trik pingsang untuk kedua kalinya. Reyno juga tidak tahu isi pikiran gadis tomboy itu. Tidak berapa lama kemudian, kepala Jennie mulai merosot dan hendak jatuh ke samping. Dengan sigak Reyno langsung menangkap kepa Jennie dengan satu tanganya.
“Ternyata kamu tidur,ya. Dasar istri nyebelin, baru dua jam pijitin langsung tidur.” Mulutnya tidak terima, namun lain dengan hatinya yang langsung tergerak untuk membaringkan Jennie dan menyelimutinya.
Cowok itu segera turun dan meraih tas Jennie diatas nakas. Ia merapikan baju-baju Jennie untuk dimasukan ke dalam lemari pakaian.
“Ikhh, model tahun berapa yang Jennie kenakan ini. Semua bajunya tidak ada yang menarik, hanya kaos dan celana Jeans. Boro-boro baju bermerk, baju layak saja tidak ada.” Reyno langsung merogoh ponselnya di kantong celana. Cowok itu segera menghubungi nomer manager dari brand toko chan*l.
“Tolong kirimkan berbagai pakaian wanita, dia tomboy, sebaiknya bawakan model pakaian yang klasik saja. Lingkar dada 88, ukuran pinggangnya 70. Terima kasih.” Reyno menutup panggilan dan segera kembali duduk ke atas ranjang.
Sementara di luar kamar Reyno, ada seseorang yang sedari tadi bolak-balik di depan pintu kamarnya. William. Begitu pelayan memberitahu bahwa Reyno dan Jennie masuk ke dalam kamar, William langsung gelisah tidak menentu.
“Apa yang sebenarnya mereka lakukan di dalam kamar sedari tadi, ini masih siang hari, apa mereka sedang melakukan itu ... persetan, masuk saja lah.” William langsung memutar handle pintu dan mendorong pintunya.
“Kaka!” Reyno terkejut. “ Ada apa kaka kesini? kenapa tidak ketuk pintu dulu.” Reyno memasang wajah masam. Melipat kedua tanganya di dada lalu menyandarkan tubuhnya di pinggiran ranjang. Ada Jennie yang sedang tidur pulas di sampingnya.
“Abis ngapain?” William gugup.
“Maksudnya kalian sedang apa di dalam kamar.” Eh, mengapa pertanyaan ini terkesan aneh.
“Sejak kapan kaka jadi kepo seperti ini?” Sejak aku tahu wanita yang kau nikahi adalah mantanku. gumam William dalam hati. “Lagian, mau ngapain aja itu terserah Reyno. Ini kamar Reyno.”
“Kaka hanya ingin memberi ucapan selamat atas pernikahan kamu.”
“Cih, Kaka sedang sakit jiwakah? Kaka selalu tidak peduli dengan adiknya. Bahkan merasa punya adik saja tidak.” Reyno semakin sebal dengan arah bicara kakanya. Padahal selama ini William jarang sekali berbicara pada adiknya. Perbedaan sifat mereka membuat William enggan mengakui Reyno sebagai adiknya.
“Bukan, bukan seperti itu. Ada saatnya Kaka peduli, ada saatnya tidak.” Kali ini Jelas William sangat peduli. Jennie adalah satu-satunya mantan yang pergi sebelum ia tiduri, maka dari itu William merasa tidak rela jika Jennie bersama adiknya.
“Terus kenapa ngga ketuk pintu dulu kalau mau masuk?”
“Iya, maaf.”
“Sekarang di kamar Reyno sudah ada Jennie, Kaka ngga bisa keluar masuk sembarang di kamar Reyno.” Reyno memasang wajah masam itu lagi. Membuat William semakin kesal saja.
“Apakah itu istrimu?” William menunjuk Jennie yang sedang tertidur pulas.
“Ya.” Jawabnya jutek.
Jutek sekali kamu. Dasar adik pebinor. Huhh.
“Sebenarnya Kaka ada perlu apa sih?” Reyno mulai menaikan nada bicaranya jutek.
“Ba -bagaimna kamu bisa menikah dengan dia?” tanya William lagi. “Maksudnya kenapa kamu bisa menikah?” Reyno menghela berat. Kakanya benar- benar sangat aneh hari ini.
“Kaka belum lihat videonya kah?” Sejujurnya William belum tahu tentang video yang di maksud oleh adiknya. Yang ia tahu Reyno menikah karena berbuat mesum dengan seorang wanita.
“Video apa?” William semakin antusias. Kini cowok itu sudah merubah posisinya dari berdiri menjadi duduk diatas ranjang, tepat di bawah kaki Jennie.
“Jadi waktu ulang tahun Reyno kemarin,eh tunggu ....” Reyno mengganti topik pembicaraanya. “Kaka belum kasih aku hadiah apapun untuk ulang tahun aku.”
“Stttt ... sekarang jelaskan dulu duduk perkaranya. Nanti baru pikirkan hadiah.” William semakin kesal saja.Bisa-bisanya Reyno menagih hadiah di saat kakanya sedang dilanda penasaran tingkat tinggi.
“Janji dulu ke Reyno. kasih Reyno hadiah apapun yang Reyno mau,” ucapnya perhitungan.
“Iya,” ucapnya sebal.
“Minta mobil baru, boleh?”
“Iya.” Wah, tumben sekali William berbaik hati seperti ini.
“Kalau jet pribadi, bagaima?”
“Hei, jangan banyak omong. Cepat ceritakan, kalau aku sudah bilang iya, itu artinya kamu boleh minta hadiah apapun.” Asal jangan Jennie, dia miliku. Imbuhnya dalam hati. Reyno tersenyum girang. Jarang-jarang William mau berbaik hati seperti ini.
“Jadi begini ceritanya, Sewaktu Reyno ulang tahun, teman sekelas Reyno kompak mau ngerjain Reyno. Terus Reyno lari karena mereka ngejar Reyno. Sampailah aku di jalan buntu, akhirnya aku masuk ke sebuah toilet. Pas Reyno udah kunci toiletnya, ternyata di dalam ada Jennie yang sedang ganti pakaian. Jennie teriak, lalu guru- guru semua datang.”
“Hemmm. Jika masalahnya seperti itu, kenapa harus sampai menikah segala. Apa kalian bodoh, jelaskan saja pada pihak sekolah kalau kalian tidak berbuat mesum.” Percayalah, William langsung geram seketika mendengar penjelasan dari Sang Adik. Dia yang sering meniduri berbagai wanita saja tidak pernah di suruh bertanggung jawab. Ini hanya salah masuk toilet,loh. Kenapa harus menikah? bikin kesal saja.
“Masalahnya nggga semudah itu, Kak. Banyak sekali guru dan murid yang melihat kita di dalam toilet. Sewaktu mereka mendobrak paksa, posisi kami terlalu meyakinkan mereka. Kami berdua seperti sedang melakukan hubungan itu di toilet.”
“Memangnya bagaimana posisi kalian saat itu?” William semakin di buat penasaran. Adiknya terlalu berbelit dalam menjelaskan.
“Jennie sedang telanjang dan pingsan di pelukan Reyno.”
Plakkkk !
Satu tampar spontan mendarat di pipi Sang Adik.
“Mammiiiiiiiiiiii .........”
“Mami sedang di pavilliun, jangan apa-apa selalu panggil Mami.” Emosi William tidak dapat diataur lagi. Sialan, William yang sempat pacaran saja belum pernah melihat tubuh itu. Berani sekali Reyno melihat tubuh itu . Mungkin juga Reyno adalah lelaki pertama yang melihatnya.
“Kaka kenapa pukul Reyno?” Walau pukulanya tidak keras, Tetap saja Reyno langsung ngambek.
“Karena kamu ngga sopan,” kilahnya kesal.
“Nyebelin banget,sih. Jennie saja yang jadi korban ngga marah. Jennie bilang ngga pa-pa, Reyno itu ngga sengaja.”
“Kaka tampar kamu juga karena kamu bodoh. Mami kan udah ngasih dua bodyguard untuk jagain kamu, kenapa nolak?”
“Reyno itu malu di ejekin sama temen-temen. Sudah gede masa dijagain,” protesnya tidak teriman.
“Tapi buktinya kamu ngga bisa jaga diri, kan?”
William semakin berapi-api. Ingin rasanya ia mencekik leher Reyno sekarang juga. Kalau saja bukan Jennie yang jadi korbanya, ia tidak akan sampai semarah ini. Pedulu saja tidak, mungkin. Karena mereka terlalu berisik akhirnya Jennie terbangun dan membuka matanya perlahan.
Sweetheart, lihatlah ... Kamu terlalu berisik, Sweetheartku jadi bangun gara-gara mulutmu itu, Reyno.
“Berisik,ya?” William mendadak lembut ketika melihat Jennie bangun. Sementara Reyno masih ngambek karena tamparan itu.
“Nga- nga- ngapain kamu di sini?” Jennie langsung menyembunyikan wajahnya di bawah selimut ketika melihat William sedang duduk di bawah kakinya.
Please jangan sampai dia keceplosan tentang hubungan kita dulu. Tolong jangan panggil aku sweetheart. Demi apapun, Tuhan tolonglah. Mau apa sebenarnya laki-laki ini. Jennie.
“Jennie, jangan takut. Dia itu kakak aku.”
What?
Ya, Bisa diulang sekali lagi?
Kaka? Jadi dia bukan simpanan Mami Dina?
Ya Tuhan, sekarang aku benar-benar percaya kalau dunia hanya sebesar daun kelor.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
moemoe
😂😂😂😂😂
2022-12-08
0
moemoe
Kadang2 da otakny ya laki2 setngah jdi ini 😂
2022-12-08
0
Siti Solikah
aku selalu senang membaca novel ini
2022-03-07
0