Ch. 18 - Evaluasi (1)

Matahari masih terlihat terbit disaat aku dan kadet tahun pertama lainnya berkumpul di stadion tempat evaluasi, beberapa terlihat siap dan beberapa terlihat tidak.

Aku, Tristan, Zetto, dan juga Lilith duduk berdampingan dan berbincang-bincang kecil.

“Max, Tristan, duel kalian saat itu benar-benar hebat, fakta bahwa Tristan yang bisa menahan Max walaupun gaya bertarung mu yang bukanlah menggunakan tangan kosong, itu menakjubkan.”

Ujar Lilith memujiku dan juga Tristan, aku hanya bisa tersenyum sedangkan Tristan tersenyum masam.

Seperti biasa prang-orang di sekitar kami lalu berbisik-bisik satu sama lain sambil memandang kami.

Kami telah terbiasa dengan itu dan mengabaikan lalu melanjutkan obrolan kami.

“Oh, Kepala Akademi telah datang.”

Bersamaan dengan pernyataan Zetto, Thomas Leonhert atau lebih dikenal sebagai Kepala Akademi [Arcane Academy] menunjukkan dirinya.

Kami dan semua orang yang ada di stadion ini, sontak memperhatikan figur yang ada di depan kami.

Tampak para kadet di sekitarku terlihat gugup, namun pada saat yang sama mereka sangat menanti-nantikan momen ini, karena ini adalah kesempatan mereka untuk mendapatkan peringkat tinggi.

Semakin tinggi peringkat kadet, semakin banyak manfaat yang didapatkan. Begitu juga untuk kadet jalur khusus, jika mereka tidak memenuhi ekspektasi Kepala Akademi dan eksekutif lainnya.

Maka mereka akan kehilangan manfaat dan fasilitas yang diberikan oleh [Arcane Academy].

Kepala Akademi, Thomas Leonhert, berdiri di depan para kadet dengan ekspresi serius, di belakangnya terdapat profesor-profesor yang akan mengevaluasi para kadet.

"Hari ini, kalian akan menunjukkan kemampuan terbaik kalian. Kalian akan berduel satu sama lain dan menunjukkan siapa yang layak mendapatkan fasilitas dan manfaat yang aku berikan."

Setelah itu ia tersenyum lebar dan menunjukkan giginya yang tajam, aku lalu melihat kadet yang tegang akibat instruksi terakhir kepala akademi dan diam-diam mengejek mereka dalam hati.

Dengan sinyal yang diberikan dari Kepala Akademi, evaluasi kadet tahun pertama kemudian secara resmi dimulai.

Perhatianku lalu tertuju kepada salah satu dari layar raksasa yang dipasang di stadion ini, terlihat bahwa pada duel sesi pertama terdapat namaku yang terpampang di layar tersebut.

Aku menyipitkan mataku dan membaca nama yang akan menjadi musuhku dalam duel, setelah membacanya, aku hanya bisa tersenyum.

“Huh Max, sepertinya pada sesi pertama ini kamu akan berduel dengan Clara Amaryllis.” Ujar Tristan.

Clara Amaryllis, seorang kadet dari jalur khusus sama seperti kami, seorang Awakener bertipe spiritualist.

“Kompatibelnya tidak baik, seorang spiritualist melawan fighter di sebuah arena yang bisa dibilang cukup sempit.” Zetto menambahkan penjelasannya.

Biasanya Awakener tipe ini memerlukan waktu untuk memanggil spirit, oleh sebab itu bertarung dengan seorang Awakener fighter dalam arena yang sempit adalah kerugian yang besar.

“Meskipun terlihat seperti itu, ia tetaplah seorang yang melewati jalur khusus sama seperti kita.”

Lilith menjelaskan sembari tersenyum ke arahku yang mana aku hanya dapat memiringkan kepalaku.

“Bagi kadet yang tertulis namanya di Jumbotron harap ke ruang tunggu dan untuk menunggu giliran kalian.”

Pengumuman dari loudspeaker terdengar dan sontak beberapa kadet termasuk aku berdiri dari tempat duduk kami untuk pergi ke ruang tunggu.

“Baiklah, nampaknya giliranku telah tiba, kalau begitu aku pamit.”

“Ok, semoga beruntung.”

“Hajar dia!”

Zetto, Tristan, dan juga Lilith memberi semangat ke arahku.

Pada saat itu juga instingku merasakan bahwa ada orang yang menatapku, berbalik, aku melihat seorang wanita yang menatapku dengan tajam.

Dengan rambut berwarna hijau, dan mata yang kuning, Clara Amaryllis terlihat sedang menatapku dan berjalan ke arah ruang tunggu seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Aku kembali lagi memiringkan kepalaku kebingungan, namun aku segera menggeleng-geleng kecil dan menuju ruang tunggu yang disediakan.

Sesampainya disana aku beserta peserta yang lain segera mempersiapkan senjata dan peralatan yang akan kami gunakan.

Dikarenakan stadion tempat evaluasi ini sangat luas, jadi terdapat lima arena di stadion ini, dengan begitu akan ada lima duel dalam waktu bersamaan.

“Kadet Max Goldwel vs Kadet Clara Amaryllis, untuk yang bersangkutan harap menuju arena no. 3”

Akhirnya namaku dipanggil, dengan segera aku bersama dengan Clara pergi menuju arena.

"Max!!!"

"Clara!!!"

Lalu sorakan disana dan disini terdengar di telingaku, sepertinya saat aku sibuk membuka chakra-ku, aku mendapatkan beberapa penggemar.

Oh, dan tentu saja Clara juga memiliki penggemar, tampaknya ia memiliki penggemar dikarenakan penampilannya yang cantik dan kesannya yang dingin.

Huh, kalau dipikir-pikir lagi bukankah alasan yang sama dapat terjadi padaku?

Dengan pikiran tersebut tanpa disadari, kami akhirnya sampai di atas arena, arena ini memiliki berbentuk persegi panjang dengan ukuran 60x40m.

Aku dan Clara kemudian berdiri masing-masing di ujung arena, kami berdua saling bertatapan, menilai musuh yang akan segera kami lawan.

Melihat tatapannya yang sangatlah serius aku tersenyum meledek ke arahnya, ia yang tadinya memasang ekspresi serius terlihat terganggu. Aku hanya bisa tertawa kecil di hatiku.

Lalu profesor Hiroki datang di tengah stadiun, dan sama seperti Lilith pada saat aku dan Tristan berduel, ia menjelaskan peraturan dalam duel ini.

“Kadet Clara Amaryllis, apakah kamu siap?”

Mendengar hal itu ia menaikkan tongkat sihirnya dan berkata,

“Saya siap!”

“Kadet Max Goldwel, apakah kamu siap?”

Aku kemudian melakukan sikap tempur, tersenyum, dan menjawab ke profesor Hiroki.

“Saya siap!”

“Jika begitu, duel dimulai!”

Melihat kedua kadet siap untuk berduel, ia lalu mengayunkan tangannya kebawah.

Clara seketika membuat lingkaran-lingkaran sihir untuk memanggil roh untuk membantunya dalam pertarungan ini.

Aku sebenarnya ingin menguji sejauh mana kemampuanku bertambah setelah membuka satu titik chakra.

aku lalu mengangkat tanganku dan membentuknya layaknya sebuah pistol dan memadatkan magis di ujung jari telunjuk.

Pengoprasian magis ku sekarang benar-benar terasa mulus dari yang sebelumnya, kemudian aku menembakkan seranganku, bola magis sebesar bola ping-pong melesat dengan cepat ke arah Clara.

-Swooosh!!!

-Pranggg!!!

Bersamaan dengan mendaratnya seranganku ke Clara, suara layaknya kaca pecah bergema di arena, dan terlihat bahwa sebuah perisai magis telah pecah akibat melindungi Clara yang tampak terkejut dengan serangan ku barusan.

Tak hanya Clara saja yang terkejut, para kadet yang menonton dan bahkan profesor Hiroki terkejut kepadaku.

Ia terlihat tersenyum, sepertinya berdasarkan serangan ku tadi ia telah mengetahui bahwa aku telah membuka titik chakra pertama ku.

Tapi tentu saja aku tidak akan membuat celah untuk Clara, aku lalu memasang knuckle-ku di masing-masing tangan dan langsung gesit berlari ke arahnya.

Namun saat berada tepat di depannya, instingku membuat tubuhku mundur secara tiba-tiba.

-BOOOM

Sebuah lengan transparan raksasa tampak menghantam tempat dimana aku berada sepersekian detik sebelumnya.

Dengan melihat pemandangan yang ada di depanku, aku langsung mengetahui mengapa ia adalah kadet jalur khusus.

Memanggil hanya sebuah bagian dari roh misalnya lengan dari roh untuk memperhemat tenaga dan waktu untuk memanggil itu adalah sebuah hal yang memungkinkan berdasarkan teori.

Namun, tidak ada yang benar-benar dapat mempraktekkannya, tentu saja ada Awakener yang berhasil, namun waktu dan jumlah magis yang dikonsumsi lebih banyak dari memanggil roh secara keseluruhan.

Mungkin akibat traits yang ia miliki, pengendalian magis ataupun gabungan diantara keduanya sehingga ia dapat melakukan hal tersebut.

Kemudian lengan roh itu mencoba menyerang diriku lagi, meski cepat dan mengandung momentum yang besar, tapi gerakannya sangatlah sederhana, sehingga aku akan dapat menghindar dengan mudah.

Akan tetapi, tepat pada saat itu juga, kepala ku terasa sakit layaknya di tusuk besi yang panas diakibatkan oleh ingatan possessor itu kembali lagi bertambah di dalam kepalaku.

Alhasil serangan itu berhasil mengenaiku dengan telak dan tubuhku tanpa berkutik terhempas beberapa puluh meter.

Beruntungnya traits [Unbreakable Body] dan statistik [DUR] dan {DEF]-ku yang tinggi membuatku hanya lecet dan muntah darah sedikit.

Di ujung mataku Clara terlihat melepaskan serangan ke arahku dengan sebuah roh yang berwujud burung elang.

Dengan tangkas aku bangun dan memukul roh elang itu keras-keras dan memusnahkannya dengan mudah.

Aku kemudian mengangkat tangan kananku di dada dan mengaktifkan skill [Overclock] dan [Fire Magic], tangan kananku tiba-tiba terbakar dan dengan cepat menyebar ke tangan kiri.

[SPD: 8,00 >>> 10,00]

“Mulai sekarang-”

Angin kencang terlihat membuat api yang menggebu-gebu pada kedua tanganku menari-nari dengan liar.

“-Aku akan serius.”

Bersamaan dengan deklarasiku, aku tersenyum lebar dan menggunakan kuda-kuda favoritku.

Terpopuler

Comments

Si Anon

Si Anon

Max: Gila keren banget gwej 😱

2023-05-09

2

Si Anon

Si Anon

Waduh, coak dikit 😅

2023-05-09

1

Syahrul

Syahrul

Max si paling narsis

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!