Happy Reading
.
.
.
.
.
Puas bermain bersama Jaguar. Adira, Cristian dan Billi, membawa Jaguar kembali ke kandangnya, dengan menggunakan mobil Pick up. Jaguar dan Adira naik di atas deck mobil, sementara Cristian duduk di kursi sebelah kiri untuk menyetir, dan Billi duduk di samping temannya. Mobil Toyota Pick-up perlahan-lahan bergerak menuju hutan yang terletak di belakang Mansion, melewati setiap pohon tinggi dan berjalan di atas aspal.
Kini mobil Pick-up berhenti di depan kandang Jaguar, Billi segera turun, membantu Adira turun dari atas mobil, tiba-tiba Jaguar melompat turun dan berpijak di atas rumput-rumput hijau.
“Besok kita main lagi yah, sekarang kamu istirahat dulu” Adira memeluk tubuh Jaguar. Setelah berpelukan, Jaguar kemudian masuk ke dalam kandangnya, senyum lebar terukir jelas di bibir Adira. Jaguar meraung dengan mata berbinar, seakan menantikan hari esok tiba. Cristian, Billi dan Adira naik ke dalam mobil Pick Up. Gadis kecil itu duduk di antara dua pria tampan. Ia bersorak gembira sebab, ia akan di ajak jalan-jalan oleh dua pria yang bersamanya sekarang.
Waktu menunjukan pukul 15.00, mobil Pick up itu berhenti di depan Mansion megah, Billi dan Adira kemudian turun, sementara, Cristian menyetir mobil tersebut menuju base camp yang berada di ruang bawah tanah, tepatnya di belakang Mansion. Base camp tersebut terdapat sebuah pintu masuk yang terhubung langsung ke dapur. Setelah memarkirkan mobil Pick up, Cristian bergegas masuk melalui pintu di ruang base camp itu.
Adira dan Billi telah rapi dengan style casulnya. Gadis kecil menggunakan dress berwarna biru laut, yang panjangnya hanya sebatas lutut, memperlihatkan betisnya yang putih bersih, ia menggunakan sepatu boots berwarna hitam, dan tatanan rambutnya ia biarkan terurai, rambut lurus berwarna coklat itu tergerai indah di bahunya, terlihat sangat cantik layaknya putri bangsawan.
Sementara, Billi, pria itu menggunakan celana levis pendek berwarna biru dongker, untuk atasannya ia memakai hoodie berwarna hitam, dan tidak lupa kaca mata hitam bertengger di hidungnya yang mancung. Ia menggunakan sepatu sneakers berwarna hitam, menyelaraskan dengan warna baju yang di pakainya.
“Kalian sudah rapi?” Cristian datang menghampiri dua manusia yang sedang duduk di atas sofa, mereka berdua sontak melirik ke sumber suara, Adira melempar senyum pada Cristian.
“Om, cepatlah bersiap” seru Adira.
“Iya, kalian tunggu di mobil, aku akan segera datang” Cristian melewati mereka dan berjalan menuju kamarnya.
“Kamu tunggu di depan yah, aku mau ambil mobil dulu” Adira mengangguk pelan. Billi beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur, ia membuka pintu yang terhubung dengan ruang base camp, tempat di mana semua mobil Luffi berada di sana. Ada tiga puluh mobil bermerek dan berbagai macam warna tersedia di sana, base camp pribadi itu seperti istana mobil.
Billi, sebelum keluar dari kamar telah mengambil kunci mobil, ia kemudian memencet remot kunci mobil hingga menghasilkan suara alarm, ia kemudian mencari sumber suara. Pria itu seketika berhenti tepat di mobil berwarna merah dengan merek Ferarri yang memiliki jumlah empat kursi. Billi kemudian membuka pintu mobil, lalu naik ke dalam mobil, dan menjatuhkan pantatnya di atas kursi bagian depan sebelah kiri.
Pria itu mulai menyalakan mesin mobil, menunggu beberapa saat, sampai mesin mobil cukup panas. Perlahan-lahan mobil bergerak mengitari beberapa mobil lainnya, dan berhasil keluar dari puluhan mobil di Base camp tersebut. Kini mobil Ferarri merah itu bergerak, hingga sampai di depan Mansion.
Di teras Mansion, Cristian dan Adira telah menunggu Billi. Melihat kedatangan Billi, Cristian dan Adira bergegas menghampirinya, dan naik ke dalam mobil.
Adira merasa bosan setiap hari berada di Mansion, hingga ia meminta tolong kepada Billi dan Cristian untuk mengajaknya keluar. Dua pria tersebut menyetujuinya, sebab tidak sanggup mendengar rengekan dari gadis kecil yang tinggal bersama mereka, hingga dengan berat hati mereka mengiyakan. Senyum lebar itu terus terukir di bibir gadis manis itu, dua pria yang bersamanya ikut bahagia.
“Besok, kamu sudah mulai belajar… kami sudah mendapatkan guru professional untuk kamu” tutur Cristian yang duduk di samping Adira. Gadis itu melirik pria di sampingnya, ia mengangguk mengerti tanpa bersuara.
“Apa kau tidak suka belajar?” tanyanya lagi.
“Tidak. Aku suka belajar… aku sangat senang, terima kasih, om. Sudah bersusah paya mencarikanku guru” gadis itu tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Adira kemudian melirik ke luar jendela, melihat deretan gedung raksasa di sisi jalan raya. Bangunan hotel, restoran, cafe, dan Mall.
“Hari ini kita akan ke mana?” Adira bertanya sambil melihat wajah Cristian.
“Kita akan ke Bellagio. Itu adalah hotel dan Casino yang memiliki taman dan konservasi. Tempatnya sangat bagus, ada begitu banyak bunga, kau bisa melihat pemandangan indah di sana”
“Benarkah?” Billi berdehem sebagai jawaban, Adira mengangguk dan kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Kondisi di dalam mobil tersebut kembali hening, tidak ada yang bersuara, hanya suara lagu yang terdengar, menemani perjalanan tiga anak manusia itu.
Tiga puluh menit berkendara di jalan Las Vegas, kini mobil Ferarri merah itu berhenti di depan gedung raksasa, dengan nama Bellagio Stave Vegas. Adira dan Cristian turun dari mobil, sementara Billi mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya. Hotel Bellagio adalah penginapan juga tempat Casino terbesar yang banyak di kunjungi banyak orang. Hotel tersebut bukan hanya menyediakan layanan Casino, namun taman dan tempat bermain anak-anak juga tersedia di sana. Jadi pengunjungnya bukan dari kalangan orang-orang dewasa, melainkan anak kecil juga.
Billi datang berjalan menghampiri Adira dan Cristian, mereka kemudian berjalan masuk menuju lobi hotel, lalu menuruni salah satu tangga yang membawa mereka ke sebuah taman dengan berbagai macam bunga di sana.
Orang-orang berlalu lalang, ada yang bermain judi, bahkan berciuman. Sebuah pemandangan yang belum pernah di lihat oleh Adira, kini membuatnya takjub akan keindahan taman yang di kelilingi bunga. Sebuah patung wanita besar, sekilas mirip seperti patung Dewi kesuburan. Tumbuhan tumbuh di atas kepalanya, dan akar yang melilit tubuhnya, seakan menyembah dirinya yang telah memberikan kehidupan. Patung wanita itu, di kelilingi ribuan bunga indah, memancarkan warnanya yang berkilau.
Mereka terus berjalan memasuki sebuah ruangan luas, di dalam ada banyak sekali orang-orang berkunjung, mengambil gambar dengan wajah berseri-seri, Adira tidak sabar untuk masuk ke dalam. Ia kemudian meraih jemari dua pria di sampingnya, dan bergegas menariknya.
“Oh my God!” ucapnya dengan kedua tangan menutup mulutnya, ia ternganga takjub melihat pemandangan indah di depan matanya, sebuah seni dari semen yang dibentuk seperti batu besar tersusun tinggi, di atasnya terlihat dua patung kambing jantan dan betina, yang berdiri gagah di atas panggung, seakan menunjukkan kegagahan dan kecantikan. Dari kaki kambing itu keluar air, mengalir ke bawah kolam. Disekitar air tersebut ditumbuhi bunga berwarna kuning, dan rerumputan hijau yang terawat indah.
“Om, ini sangat indah, aku ingin megambil gambar itu, bolehkan?”Adira menunjuk pemandangan air, terlihat seperti sungai, Billi tersenyum mengangguk. Adira kemudian berpose di pagar besi yang mengelilingi pemandangan hutan buatan.
Tangan kirinya memeluk perutnya, dan ujung siku kanannya, bersandar di atas tangan kanan, ia membentuk kepalan tangan yang menopang kepalanya, lalu tak lupa ukiran lebar di bibirnya, ia tersenyum kemudian Billi memotretnya.
Ada banyak sekali pose yang dia lakukan untuk mengambil gambar sebagai kenang-kenangan. Sementara mereka asik dengan dunia mereka, tak jauh dari tempat mereka, tiga orang pria terus memantau ketiganya, bahkan tak sedikitpun berpaling. Senyum misterius terbit di bibir seorang pria asing, dengan tatapan penuh lapar.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments