Happy Reading
.
.
.
.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Mario sudah tiba, kini dia dan putrinya sudah bersiap-siap untuk melakukan penerbangan malam ke New Zealand. Mario mengambil jam penerbangan malam agar musuhnya tidak menyadari bahwa kini ia akan membawa buah hatinya ke tempat jauh yang semoga saja tidak bisa di lacak oleh musuh.
Kali ini Mario bepergian tanpa anak buah agar tidak menimbulkan kecurigaan terhadap musuh, jika sekarang ia akan ke luar negeri. Barang-barang sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil, Mario dan Adira sudah duduk santai di jok belakang, sementara sang sopir kemudian masuk, dan duduk di jok depan kursi kemudi.
“Kita ke bandara” titah Mario kepada sopirnya, pria yang menjadi pengemudi itu mengangguk mengerti.
“Baik tuan” jawabnya dan langsung memutar kunci mobil, terdengar suara deru mesin mobil, perlahan-lahan mobil yang di tumpangi oleh Mario meninggalkan halaman rumah tiga tingkat yang penuh kenangan itu.
“Dad, Adira will definitely remember our house (Ayah, Adira pasti akan mengingat rumah kita)” tutur Adira dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Mario melihat sang putri bersedih merasa kasihan, namun mau bagaimana lagi keselamatan Adira adalah segalanya. Ia tidak boleh lengah hanya karena merasa tidak tega pada Adira, ia lebih baik melihat putrinya bersedih daripada harus terluka karena kejahatan lawannya.
“Don’t be sad princess, kita bisa kembali lagi kesini” jawab Mario mengelus rambut coklat Adira. Gadis kecil itu mengangguk kecil sembari tersenyum menatap sang ayah.
“pinky swear? (janji)?” Adira mengulurkan jari kelingkingnya kepada Mario, pria itu terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan sang putri.
“Pinky swear” dua kelingking antara ayah dan anak itu saling bertautan membuat senyum manis mengembang di bibir mungil Adira, namun tiba-tiba mobil yang ditumpangi Mario berhenti mendadak membuat Mario dengan sigap menangkap tubuh Adira agar tidak terjungkal jatuh di bawah kursi.
“Sayang, apa ada yang sakit?” tanya Mario khawatir, Adira menggeleng, namun terlihat kulit wajahnya yang pucat menandakan bahwa dirinya benar-benar terkejut.
“Apa yang terjadi?” tanya Mario kepada supirnya.
“Ada mobil yang menutup jalan kita tuan, mereka mengincar kita” jawabnya menatap majikannya. Mario kemudian menatap ke arah jendela terlihat beberapa pria berjalan ke arah mobilnya dengan tampang seperti preman membuat Mario mendesis kesal. Ia sudah bisa menebak siapa mereka itu.
“Oh ****!” umpatnya dengan gigi yang saling bertautan menahan geram. Mario lalu melirik ke arah putrinya yang masih menggigil takut akibat rem mendadak yang dilakukan sopir, untung Mario bergerak cepat kalau tidak pasti Adelia sudah terluka karena jatuh.
“Saya akan keluar untuk menghadang mereka, ingat pesan saya, setelah saya keluar kamu segera pergi dari sini, apapun yang terjadi tolong selamatkan putriku” pintanya dengan sangat tulus, baru kali ini pria berhati Iblis itu memohon welas asih kepada seseorang, membuat sang sopir menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
“Saya janji akan melindungi nona Adelia, tuan harus hati-hati saya harap tuan bisa kembali dengan selamat” jawab sang sopir ikut sedih. Mario mengangguk mengerti ia tidak berjanji apakah ia bisa kembali pulang atau sudah tidak, takdir bukan dirinya yang menentukan melainkan Tuhan, tapi entah kenapa disaat seperti ini dirinya menyadari bahwa ia membutuhkan Tuhan.
“Save my daughter God, protect her from harm… pelase (Selamatkan putriku Tuhan, lindungi dia dari bahaya… kumohon)” doa Mario yang baru pertama kali meminta pertolongan dari Tuhan. Adelia yang tidak tahu pembicaraan ayah dan sopir hanya diam membisu saat Mario mencium kening putrinya.
“Daddy mau kemana? kenapa keluar?” tanya Adelia dengan tatapan polosnya membuat senyum tersungging di bibir Mario ia pasti akan sangat merindukan putrinya itu. Bibir pink itu mendarat di kening Adelia dan gadis manis itu hanya membiarkan Mario menciumnya.
“Daddy ada urusan dengan paman di luar, ada yang ingin Daddy berikan…, kamu tunggu di sini dulu yah” ujar Mario lembut, Adelia yang tak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi hanya mengangguk pelan dengan senyum tipisnya.
“Cepat kembali Dad, Adira akan menunggu Daddy di sini” jawaban putrinya membuat Mario makin tak sanggup untuk tersenyum hatinya ikut tersayat.
“Pasti sayang” balasnya yang langsung membuka pintu mobil. Ia tidak mau berlama-lama sebelum Adira tahu apa yang terjadi saat ini. Setelah Mario keluar dari mobil, sopir pun segera menancap gasnya membuat Adira membulatkan matanya.
“Paman! Daddy belum masuk ke mobil kenapa paman meninggalkan Daddy sendirian di pinggir jalan!!” teriak Adira dengan tatapan tajamnya, gadis kecil itu mengedor pintu mobil namun tak kunjung terbuka membuatnya seketika menangis histeris. Sang sopir tidak menghiraukan nona mudanya ia telah berjanji untuk melindungi putri majikannya itu.
“Maafkan paman nona tapi kita harus pergi dari sini!” ujar sang sopir menatap lurus ke depan dengan kecepatan mobil di atas rata-rata, namun naas tiba-tiba sebuah mobil Toyota Avansa dari arah berlawanan menabrak mobil yang ditumpangi oleh Adira, membuat mobil tersebut seketika oleng dan menabrak pohon besar di sisi jalan.
Putri Mario terhempas cukup kuat kepalanya terbentur kaca mobil dan jatuh dibawah kursi sedangkan sopir yang mengemudi mobil mengeluarkan darah segar di bagian keningnya akibat benturan kuat yang di alaminya.
Sopir yang di percayakan Mario itu berusaha untuk tetap sadar, pria itu kemudian dengan sekuat tenaga membuka sabuk pengaman dari tubuhnya. “Aku harus menyelamatkan nona Adira sebelum mereka datang” batinnya. Ia pun kemudian keluar dari mobil lalu menuju pintu mobil belakang membukanya dan menggendong tubuh Adira yang sudak tak berdaya.
Saat sopir Mario berhasil mengeluarkan nona mudanya tiga orang pria datang menghampiri dengan tatapan ingin memangsa dua manusia yang terluka.
“Tembak mati pria itu!!” Titah salah seorang pria pada kedua temannya. Dan dengan cepat dua orang pria mengangkat pistol dan….
DOR
DOR
“Maafkan saya Tuan Mario, saya gagal menjaga nona muda” batinnya dengan mata yang perlahan-lahan mulai tertutup
Dua peluru menembus masuk ke leher dan kepalanya membuat sopir Mario pun tewas. Sedangkan Adira masih dalam pelukan sang sopir.
“Bawa putri Mario ke boss besar!” perintah salah satu temannya.
“Sebaiknya kita bunuh saja dia”.
“Lebih baik kita bunuh saja jangan biarkan keturunan musuh hidup atau kalau tidak, dia bisa menjadi ancaman ke depannya”. Timpal temannya lagi.
“Jangan gegabah lebih baik kita bawa anak itu ke boss, biarkan boss yang memutuskan nanti” kedua temannya pun mengangguk setuju, mereka lalu menggendong Adira dan membawanya ke mobil mereka. Sedang mobil Toyota Avanza menabrak pohon dan orang yang mengendarai mobil Toyota tewas, pria yang menabrak mobil Adira adalah suruhan dari ke tiga pria tadi dan mereka hanya membiarkannya di dalam mobil dengan keadaan mengenaskan.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Senajudifa
duh kasihan adira😓😓
2023-07-30
0
Ara Julyana
menyedihkan
2023-07-19
0
Dair Kasma
kasian banget
2023-04-24
3