Happy Reading
.
.
.
.
.
Luffi adalah salah satu pria yang banyak di kejar oleh kaum wanita, ketampanan wajahnya seperti magnet Neodymium yang memiliki daya tarik yang sangat kuat, wajah maskulin dengan rambut-rambut halus di sekitar dagunya membuatnya terlihat sangat berkharisma. Hidungnya yang tajam mancung, alis yang terukir rapi dan tebal membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung menaruh hati pada pria itu.
Dia adalah salah satu pria dengan tubuh atletis, memiliki tinggi badan seratus delapan puluh lima centi meter, dia yang begitu rajin berolahraga dan nge-gym membuat tubuhnya menjadi sempurna, perutnya seperti roti sobek, memiliki enam cetakan kotak.
Namun, karena sikap dinginnya hingga dirinya masih sendiri, dirinya tidak berminat kepada wanita manapun. Selama hidupnya ia tidak pernah mengencani satupun wanita, bahkan di usianya yang dua puluh tujuh tahun ini, ia semakin menggila dengan pekerjaannya, orang-orang bahkan menjulukinya impoten.
Luffi begitu malas meladeni perkataan orang-orang bodoh menurutnya, ia tak akan mudah terpengaruh hanya karena omongan tak mendasar. itu sangat membosankan. Dalam prinsipnya ia tidak ingin ada wanita dalam kehidupannya, wanita akan selalu membawa malapetaka, mereka adalah tipu muslihat yang nyata, Luffi tidak mau hidupnya hancur seperti keluarga mereka yang disebabkan karena adanya wanita ke-tiga dalam hubungan keluarga mereka, sampai membuat ibunya berselingkuh untuk membalaskan dendam pada suaminya.
KILAS BALIK
“Dasar wanita ******, apa kau begitu tidak tahan dan ingin dijamah oleh para pria di luaran sana! benar-benar wanita tidak tahu di untung, beraninya kau berselingkuh dariku!”
PLAK
Seorang pria meneriaki istrinya, ia juga menampar wajah wanita yang berdiri angkuh di depannya, bahkan suaminya tak segan untuk menendangnya membuat wanita itu terjatuh kesakitan. Wanita itu menangis dengan penampilannya yang berantakan, suaminya menjambak rambutnya yang baru dirapikan dari salon baru-baru ini.
“Hentikan! Jangan memukuliku, aku melakukan ini semua karenamu. Kamu lebih dulu berselingkuh dengan para pelacur, kau bahkan memberikan mereka uang, sementara aku yang adalah istrimu malah mengabaikanku, kamu berani selingkuh lantas kenapa kau melarangku?” teriaknya marah, sudah lama sekali wanita itu berdiam diri dan harus bersabar dengan kelakukan bejat suaminya.
BUGH
PLAK
“Dasar ******! kamu tidak memiliki hak untuk mengatur hidupku, itu hanya alibi kamu saja untuk bisa dijamah oleh pria di luaran sana, benar-benar memuakan!” tamparan dan cacian terus dilakukan oleh pria bertubuh besar dan tinggi itu, sementara di lain tempat, sepasang mata dengan tatapan takut terus menonton pertunjukan kekerasan itu, ia tidak tega melihat kekejaman ayahnya pada sang ibu, ia pun keluar dari kamar dan menghentikan aksi sang ayah.
“Berhenti! Ibu bisa saja mati jika ayah terus memukuli ibu” serunya lantang, ia berdiri dengan kaki gemetar, takut jika dia akan mendapat sasaran amarah dari ayahnya.
“Anak ******, apa kau ingin membela wanita hina itu!” tunjuknya pada wanita yang sedang meringkuk sakit di lantai, pria dewasa itu berdecak sebal dan kembali menatap putranya.
“Jangan menghalangiku membunuh wanita ****** ini, aku sudah muak hidup dengannya, benar-benar takdir yang buruk” pria itu yang hendak memberikan hantaman pada istrinya langsung dihalangi oleh anaknya.
“Berhenti, aku tidak akan mengizinkan ayah melakukannya lagi, sudah cukup! Bukankah ayah juga berselingkuh, ayah menghianati ibu, kenapa ayah sangat marah, ayah dan ibu sama-sama bersalah”
BUGH
BUGH
BUGH
“Baik, kupukul kau saja, anak tidak tahu diri, kamu sama saja dengan ibunya yang pezina itu!”
BUGH
BUGH
Pria itu menginjak tubuh kurus Luffi, ia bahkan menarik tubuh anaknya untuk dibenturkan ke dinding, darah segar mengalir keluar dari hidungnya, bahkan pelipisnya terluka dan berdarah, sementara ibunya hanya melihat anaknya di siksa tanpa menolong sang anak yang hampir mati.
“Ampun ayah, tolong jangan pukul lagi!” serunya memohon ampun namun, ayahnya tidak peduli, ia melampiaskan seluruh amarahnya kepada Luffi, pria itu baru saja kalah dari perjudian dan memiliki banyak utang, sementara itu ia harus membayar wanita pelacur untuk ditidurinya.
Luffi terkulai lemas di atas lantai dengan tubuh penuh luka dan darah, setelah melampiaskan amarahnya pada Luffi, pria itu pergi dari rumah… sementara istrinya ikut keluar tanpa memedulikan Luffi yang sekarat, ia begitu membenci dua manusia itu… rasa sakit ini tidak akan pernah hilang, dan akan terus membekas juga ingatan pilu dalam hidupnya. Ini bukan kali pertama ia mendapat perlakukan buruk dari ayahnya, parahnya lagi setiap kali kalah perjudian ayahnya akan mencambuknya menggunakan sabuk milik ayahnya, itu sangat perih dan memilukan.
“Aku akan membalaskan perbuatan kalian, aku yang tidak bersalah harus menerima rasa sakit ini” batinnya mengepalkan tangannya kuat, sekuat tenaga ia bangun, rasa sakit ditubuhnya begitu menyiksanya, ia berjalan dengan langkah tertatih-tatih menuju kamarnya. Setelah masuk ia pun menguncinya dari dalam, lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur. Luffi sudah lama berhenti sekolah, ia menjadi pengangguran sejak dini, orang tuanya tidak bertanggung jawab untuk hidupnya, bahkan tidak sedikitpun memedulikannya. Amarah dihatinya yang lama terpendam kini benar-benar keluar dalam wujud Iblis, ia akan membalaskan dendamnya itu.
Hari terang berganti malam, bintang bertebaran di seluruh penjuru langit memancarkan sinarnya yang berkilau, seperti permata yang begitu berharga. Malam itu Luffi terjaga di tengah malam, ia menatap langit yang begitu jauh dalam pandangannya, tangannya terulur menyapa langit terang, mereka seperti sedang berpesta memancarkan kebahagiaan dari setiap sinarnya.
“Mereka berkata bahwa Tuhan ada, tapi kenapa hidupku seperti ini. Kepahitan hidup, rasa sakit begitu menusuk relung hatiku, menyiksa sampai ke ubun-ubun, tangan yang seharusnya membelai lembut malah menggores luka seperti lukisan pada tubuh, siksaannya seperti seni kejahatan, itu menandakan tidak ada cinta dalam diri mereka. Tuhan tidak ada, aku tidak pernah merasakan kehadiran cinta, jika Tuhan memang benar adanya, maka cinta pasti akan datang dalam hidupku, aku terus mencarinya namun, tak kunjung kutemukan, apakah aku harus mati lalu cinta Tuhan akan datang?” Luffi berujar dengan pandangan terus tertuju pada langit terang itu.
Luffi kemudian mengalihkan pandangannya ke jam dinding, jarum pendeknya mengarah pada angka dua dan jarum panjangnya mengarah pada angka dua belas, itu berarti waktu saat ini adalah pukul dua dini hari. Luffi kemudian meraih sebilah pisau kecil di bawah bantalnya. Tatapannya sangat dalam pada benda tajam di tangannya, terlihat seringai setan, ia sangat puas membayangkan jika dua manusia tak berguna segera mati.
Luffi turun dari atas kasur, berjalan menuju pintu kamarnya dan membukanya, ia berjalan dengan sangat pelan, lalu menuju ke salah satu kamar yang ditempati oleh orang tuanya.
CEKLEK
Dengan penuh kehati-hatian, ia membuka pintu kamar tersebut, terlihat dua anak manusia sedang menikmati tidurnya, mereka begitu pulas sampai tidak mendengar seseorang telah masuk ke kamar mereka.
“Ini adalah malam panjang bagi kalian, anggap saja aku sedang berbaik hati hari ini, membiarkan kalian terbebas dari kesuraman hidup” gumamnya tersenyum jahat, pisau ditangannya ia ayunkan dengan penuh dendam, dan….
SRETTT
SHLUK
PLORK
“Fffftt, chut, uhuk” ayah dan ibunya terbangun dengan luka di lehernya juga di perutnya. Darah keluar dari mulut mereka, menatap marah juga kaget pada Luffi yang berani membunuh mereka, tidak sangka Luffi akan membunuh mereka secara diam-diam, itu sangat menyakitkan.
“A-apa yang kau lakukan? bajingan!” seru ayahnya, Luffi hanya menatap datar ayah dan ibunya yang sebentar lagi akan meninggal, hatinya puas melakukannya, nyawa mereka setimpal dengan apa yang mereka perbuat.
“Selamat jalan ayah, ibu, kalian pasti akan berterima kasih padaku, di neraka, hehehhe” bisiknya lalu kembali menusuk leher keduanya dan mereka pun tewas. Melihat kondisi menyayangkan dari orang tuanya, ia buru-buru keluar dan pergi dari sana, rumahnya sudah tidak aman lagi, ia kemudian mengambil uang yang disimpan oleh ibunya untuk kebutuhan hidup kedepannya.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments