BAB 14 Merasa Khawatir

Happy Reading

.

.

.

.

.

“Groaak…Groaak!” Luffi, Billi dan Cristian langsung sigap menghindar, kala Adira tiba-tiba bersendawa dengan suara keras, bahkan bau makanan yang dirinya makan masih mengambang di udara, tiga pria di dekat Adira segera menutup lubang hidung mereka, bahkan mengibas-ngibaskan tangan mereka untuk menghalau bau di sekitarnya. Sungguh gadis kecil itu tidak tahu cara bersikap anggun di depan umum.

“Astaga, bisakah kamu bersikap sopan di depan umum? Apakah kamu seorang gadis? Apakah kamu tidak takut, tidak ada pria yang mau menyukaimu” gerutu Luffi dengan tatapan marah, ia masih menjaga jarak dari Adira takut jika gadis kecil itu mengulang sendawanya lagi. makanan di atas meja habis di makan oleh Adira, ia tidak percaya bahwa Adira begitu kuat makan.

“Kau babi yang buruk” umpatnya langsung pergi dari sana. Billi dan Cristian menatap kasian pada Adira. Gadis itu menampakan ekspresi tidak mengerti, ia tidak sengaja bersendawa kenapa sampai semarah itu padanya, padahal hanya sebuah sendawa, apakah itu sudah melanggar etika? Gadis itu benar-benar tidak mengerti dengan situasinya yang sekarang.

"Lagipula, aku masih kecil... laki-laki tidak menyukai gadis kecil, bukan?" bisik Adira dalam benaknya.

“Maaf, om, aku tidak sengaja… aku tidak bisa menahannya. Aku kelepasan” tuturnya menunduk merasa bersalah, ia masih duduk di tempatnya tidak berani bergerak, ia benar-benar tidak tahu. Billi dan Cristian berjalan menghampiri gadis kecil itu, dan mengelus rambutnya dengan lembut.

“Tidak apa-apa, ayo kita pergi… boss sudah menunggu di dalam mobil” Adira mengangguk lemas, ia berusaha turun dari kursi tinggi itu… saat hendak berjalan, perutnya terasa tidak nyaman, sangat sakit. Ia duduk berjongkok di atas lantai. Melihat hal itu Billi berjongkok dan menanyakan keadaan Adira.

“Are you okay? (Apa kau baik-baik saja?) Adira menggeleng pelan, perutnya tidak bisa di kondisikan rasa sakit itu menyiksanya, ia bahkan sampai berdesir karena kesakitan yang teramat perih.

“Ada apa dengannya, Bill?” kali ini Cristian yang berjalan di depan, berbalik ke belakang dan mendapati Adira yang sedang berjongkok.

“Perutnya sakit” jawab Billi. Pria itu kemudian menggendong Adira yang kesakitan dan berjalan cepat untuk segera sampai ke mobil mereka. para pengunjung di sana memperhatikan Billi dan Cristian juga Adira yang berada dalam gendongan pria tampan berambut cepak itu.

Sementara itu, di dalam mobil, Luffi duduk di kursi depan sebelah kanan, sepertinya pria itu masih kesal pada Adira, dia berusaha menjauhi Adira dan menempatkan dirinya untuk duduk di kursi depan. Ia tidak sengaja membuang pandangannya ke luar jendela, ia mengernyit alisnya tinggi, melihat salah satu anak buahnya menggendong Adira, ia tampak aneh dengan raut wajah Adira yang terlihat pucat.

Entah kenapa tangannya langsung membuka pintu mobil dan bergegas keluar, ia berjalan terburu-buru menghampiri Billi dan Adira. Dari sikapnya itu, sepertinya pria itu perlahan-lahan mulai menerima keberadaan Adira di kehidupannya.

“Ada apa dengannya?” tanyanya khawatir. Adira yang berada di atas punggung Billi mendongakkan kepalanya dan berusaha tersenyum di depan Luffi.

“Aku baik-baik saja, perutku begah, aku makan terlalu banyak tadi dan kekenyangan, hehehe” jawaban Adira membuat Luffi menghela napas kasar, pria itu hanya menggeleng pelan, lalu membawa Adira dalam gendongannya. Cristian buru-buru membuka pintu mobil bagian belakang dan Luffi mendaratkan tubuh Adira penuh hati-hati di atas kursi belakang, sedangkan dirinya berjalan mengitari mobil lalu masuk di kursi belakang di samping Adira. Pria yang tadi duduk di kursi depan kini berubah kembali, ia menjaga Adira di sisinya.

“Bagaimana keadaanmu sekarang?” tanyanya penuh perhatian, Billi dan Cristian kali ini menjaga pandangan dan mulut mereka, namun tidak dengan hati mereka yang terus-menerus bertanya-tanya tentang perubahan besar dari boss besarnya itu. Mereka sangat yakin jika, Adira adalah kunci utama boss besarnya berubah, dan itu adalah sesuatu yang menguntungkan.

“Aku baik-baik saja, tenang saja aku akan membuang sebagian makanan dari lambungku” ucapan polos itu membuat tiga pria di dalam mobil saling melirik aneh dengan kalimat ambigu Adira.

“Membuang makanan?” Adira mengangguk, dengan polosnya, tangannya dibentuk seperti sebuah sendok sup lalu mengarahkannya ke perutnya dan menyendok sesuatu, kemudian membuangnya. Luffi ternganga dengan tingkah unik Adira, entah apakah ia harus mengatakan itu adalah sesuatu yang unik, atau gila.

“Apakah kau sedang menyendok makanan dari lambungmu?”

“Hmmmm”

“Astaga, dia berulah lagi” batin Billi dan Cristian, dua pria itu menepuk jidat mereka karena gemas dengan jawaban Adira, tingkah polosnya itu sungguh di luar nalar manusia, sangat sulit membayangkannya, bagaimana bisa dia menyendok makanan yang telah masuk ke dalam perut, dan yang dia sendok? Itu hanyalah angin.

“Mungkin kalian merasa aneh, tapi jika kalian percaya akan sebuah keajaiban, maka usaha kalian tidak sia-sia… lihat! aku sudah selesai membuang separuh makanan dari lambungku, perutku sudah tidak begah lagi” katanya dengan tawa kecilnya. Gadis itu kemudian bersandar dan memejamkan matanya, setelah makan banyak, matanya sangat berat hanya sekadar bergerak. Kini gadis itu sudah tertidur pulas dan sedang berkelana dalam mimpinya.

Mata Luffi tak sedikitpun berpindah dari wajah bulat Adira, gadis itu sungguh imut dalam keadaan tidur, melihat kepalanya yang hampir jatuh mengenai kaca jendela, dengan sigap ia meraih kepala gadis itu untuk bersandar di lengan besarnya, dan membiarkan lengannya sebagai bantal bagi gadis kecil itu.

“Aku akan memperlakukanmu dengan baik, sekarang. Tapi, jika besar nanti kau harus rela memberikan nyawamu padaku” batinnya. Perjalanan masih sangat panjang, apalagi jalan dengan kondisi sekarang, tidak memungkinkan untuk ngebut di jalan raya yang penuh akan kendaraan beroda empat.

“Perjalanan yang akan kita tempuh, akan memakan waktu dua jam, sebaiknya boss istirahat saja” Luffi yang memang sudah mengantuk dari tadi, segera memejamkan matanya, ia tertidur sambil memeluk tubuh Adira di sampingnya, takut jika gadis itu akan terbentur atau terjatuh, oleh sebabnya ia membiarkan tangannya menyangga kepala Adira. Walaupun tangannya sedang kesemutan, ia berusaha menahannya. Tidak ingin jika pergerakannya mengganggu tidur nyenyak gadis itu.

Tepat dua jam sepuluh menit, mereka telah memasuki area mereka, melewati pepohonan rindang yang menjulang tinggi, kemudian tiba di gerbang besar nan tinggi, Billi membunyikan klakson, dan pintu gerbang itu seketika terbuka lebar. Mobil sedan silver itu masuk ke dalam, dan tiba di halaman luas sebuah Mansion megah.

Waktu telah menunjukan pukul dua belas malam, Cristian dengan pelan membangunkan Luffi yang begitu nyenyak tidur di kursi belakang bersama Adira.

“Hoaam, apakah kita telah sampai?” tanyanya dengan mata masih tertutup.

“Benar boss” Luffi perlahan-lahan membuka matanya, kemudian melirik gadis di sampingnya yang masih anteng dalam tidurnya. Ia tersenyum tanpa sadar, lalu dengan pelan mengangkat tubuh kecil Adira dalam gendongannya. Cristian membuka pintu mobil belakang, dan Luffi segera turun. Ia berjalan masuk, dua anggota keamanan Talaskar menunduk hormat melihat Luffi melewati mereka.

Pria itu membawa Adira masuk ke kamar yang bernunsa pink itu, dengan penuh kelembutan ia membaringkan tubuh mungil itu di atas kasur empuk, dan membalutinya dengan selimut tebal. Setelah memastikan gadis itu baik-baik saja, ia keluar dari kamar Adira dan duduk di sofa ruang tengah. Dua anggotanya datang sembari menenteng dua koper berisi koin kasino, yang di dapatnya dari hasil perjudian.

“Taruh koin itu di ruang penyimpanan, dan kalian segeralah istirahat”

“Baik boss”

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Episodes
1 Bab 1 Las Vegas
2 BAB 2 Pembunuhan
3 Bab 3 Pulau Ular
4 BAB 4 Mencari Daddy
5 BAB 5 Sarapan Bersama
6 BAB 6 Masa Lalu
7 BAB 7 Kesepakatan
8 BAB 8 Memberi Makan Jaguar
9 BAB 9 Pergi Ke Kasino
10 BAB 10 Bacarat
11 BAB 11 Menang Banyak
12 BAB 12 Terrace Pointe Cafe
13 BAB 13 Kesempatan Emas
14 BAB 14 Merasa Khawatir
15 BAB 15 Geng Revandes
16 Bab 16 Memberi Makan Jaguar
17 BAB 17 Belajar Sabar
18 BAB 18 Terkejut
19 BAB 19 Rekaman CCTV
20 BAB 20 Taman Hotel Bellagio
21 BAB 21 Baku Hantam
22 BAB 22 Dalang Penculikan
23 BAB 23 Malaikat
24 BAB 24 Bertemu
25 BAB 25 Interogasi
26 BAB 26 Panggilan Daddy
27 BAB 27 Mulai Belajar
28 BAB 28 Pergi Ke Perusahan
29 BAB 29 Adira VS Sandra
30 BAB 30 Sekretaris Han
31 BAB 31 Sulit Bersua
32 BAB 32 Kecelakaan
33 BAB 33 Khawatir Setengah Mati
34 BAB 34 Ke Rumah Sakit
35 BAB 35 Maaf
36 BAB 36 Sebuah Fakta
37 BAB 37 Cemburu
38 BAB 38 Sang Pemarah
39 BAB 39 Ada Apa Dengannya?
40 BAB 40 PMS
41 BAB 41 Swalayan
42 BAB 42 Taman Rumah Sakit
43 BAB 43 Diam-diam Keluar
44 BAB 44 House Of Blue Vegas
45 BAB 45 Mabuk Berat
46 BAB 46 Pertama Kali
47 BAB 47 Malam Paling Mengesankan
48 BAB 48 Terulang Kembali
49 BAB 49 Si Tukang Jahil
50 BAB 50 Datang Di Waktu Yang Tepat
51 BAB 51 Interogasi
52 BAB 52 Memberi Pengertian
53 BAB 53 Pergi Bersama Arsenio
54 BAB 54 Pernyataan Cinta Arsenio
55 BAB 55 Kejadian Tak Terduga
56 BAB 56 Serigala
57 Bab 57 Sakit
58 BAB 58 Ke Washington
59 BAB 59 Makan Malam di Mansion
60 BAB 60 Melanggar Aturan Sendiri
61 BAB 61 Ke Perusahaan
62 BAB 62 Si Ulat Keket
63 BAB 63 Di Serang
64 BAB 64 Terluka
65 BAB 65 Kabar Buruk?
66 BAB 66 Makan di Tengah Malam
67 BAB 67 Hukuman
68 BAB 68 Sakit Hati
69 BAB 69 Tidak Peduli
70 BAB 70 Menjadi Office Girl
71 BAB 71 Bullying
72 BAB 72 Kabur
73 BAB 73 Gila
74 BAB 74 Roller Coaster
75 BAB 75 Mata-mata
76 BAB 76 Pemandangan Memilukan
77 Bab 77 Hati Yang Terluka
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Las Vegas
2
BAB 2 Pembunuhan
3
Bab 3 Pulau Ular
4
BAB 4 Mencari Daddy
5
BAB 5 Sarapan Bersama
6
BAB 6 Masa Lalu
7
BAB 7 Kesepakatan
8
BAB 8 Memberi Makan Jaguar
9
BAB 9 Pergi Ke Kasino
10
BAB 10 Bacarat
11
BAB 11 Menang Banyak
12
BAB 12 Terrace Pointe Cafe
13
BAB 13 Kesempatan Emas
14
BAB 14 Merasa Khawatir
15
BAB 15 Geng Revandes
16
Bab 16 Memberi Makan Jaguar
17
BAB 17 Belajar Sabar
18
BAB 18 Terkejut
19
BAB 19 Rekaman CCTV
20
BAB 20 Taman Hotel Bellagio
21
BAB 21 Baku Hantam
22
BAB 22 Dalang Penculikan
23
BAB 23 Malaikat
24
BAB 24 Bertemu
25
BAB 25 Interogasi
26
BAB 26 Panggilan Daddy
27
BAB 27 Mulai Belajar
28
BAB 28 Pergi Ke Perusahan
29
BAB 29 Adira VS Sandra
30
BAB 30 Sekretaris Han
31
BAB 31 Sulit Bersua
32
BAB 32 Kecelakaan
33
BAB 33 Khawatir Setengah Mati
34
BAB 34 Ke Rumah Sakit
35
BAB 35 Maaf
36
BAB 36 Sebuah Fakta
37
BAB 37 Cemburu
38
BAB 38 Sang Pemarah
39
BAB 39 Ada Apa Dengannya?
40
BAB 40 PMS
41
BAB 41 Swalayan
42
BAB 42 Taman Rumah Sakit
43
BAB 43 Diam-diam Keluar
44
BAB 44 House Of Blue Vegas
45
BAB 45 Mabuk Berat
46
BAB 46 Pertama Kali
47
BAB 47 Malam Paling Mengesankan
48
BAB 48 Terulang Kembali
49
BAB 49 Si Tukang Jahil
50
BAB 50 Datang Di Waktu Yang Tepat
51
BAB 51 Interogasi
52
BAB 52 Memberi Pengertian
53
BAB 53 Pergi Bersama Arsenio
54
BAB 54 Pernyataan Cinta Arsenio
55
BAB 55 Kejadian Tak Terduga
56
BAB 56 Serigala
57
Bab 57 Sakit
58
BAB 58 Ke Washington
59
BAB 59 Makan Malam di Mansion
60
BAB 60 Melanggar Aturan Sendiri
61
BAB 61 Ke Perusahaan
62
BAB 62 Si Ulat Keket
63
BAB 63 Di Serang
64
BAB 64 Terluka
65
BAB 65 Kabar Buruk?
66
BAB 66 Makan di Tengah Malam
67
BAB 67 Hukuman
68
BAB 68 Sakit Hati
69
BAB 69 Tidak Peduli
70
BAB 70 Menjadi Office Girl
71
BAB 71 Bullying
72
BAB 72 Kabur
73
BAB 73 Gila
74
BAB 74 Roller Coaster
75
BAB 75 Mata-mata
76
BAB 76 Pemandangan Memilukan
77
Bab 77 Hati Yang Terluka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!