Happy Reading
.
.
.
.
.
.
Derap langkah kaki terdengar menuju ruang tengah, Billi dan Cristian sontak menengok ke belakang, itu adalah boss mereka, segera mereka berdiri dan memberi hormat pada Luffi, pria yang dijuluki sebagai Iblis berdarah dingin. Pria terlihat rapi dengan setelan jeans hitam dengan atasan jaket kulit berwarna coklat, sepertinya pria itu akan pergi ke casino.
“Selamat malam boss” sapa keduanya dan dianggukin oleh Luffi. Luffi menatap sekilas wajah Adira dengan tanpa ekspresi, lalu melangkah pergi dari sana. Kedua anak buahnya bernapas lega seakan baru saja terbebas dari pandangan harimau. Billi dan Cristian kembali duduk di tempatnya semula sembari memainkan game di ponselnya, tak lama Adira terbangun, ia merintih sakit, penglihatan yang tadi buram perlahan-lahan menjadi terang. Ia melihat ke sekelilingnya yang tampak asing, kemudian melihat dua pria yang tidak dikenalnya.
“Kamu sudah bangun?” Adira tidak menjawab, ia menatapnya dengan tatapan bingung, ia lalau teringat bahwa ia di dalam mobil bersama sopir dan meninggalkan ayahnya di jalan.
“Daddy, where is my dad? (Ayah, di mana ayahku?)” dia bertanya dan berusaha bangun dari tidurnya, ia melihat ke sekeliling namun, tidak menemukan ayahnya, sementara Billi dan Cristian tidak menjawab, keduanya saling menatap bingung, tidak tahu harus menjawab apa.
“Daddy? Daddy!” panggilnya lagi, ia turun dari sofa namun, dicegat oleh kedua pria itu. Adira menatap datar kedua pria asing di depannya. “Lepaskan aku, aku mau mencari daddyku, kalian pasti yang menyembunyikan daddyku kan?” sungutnya dengan tatapan datar.
“Daddy kamu tidak ada di sini, dia sudah pergi dan menitipkanmu kepada kami” bohongnya membuat Adira merasa sedih, ia menangis histeris memanggil ayahnya namun, Mario tidak kunjung menampakan wajahnya, sebab dia telah dibunuh oleh anak buah Luffi.
“Bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan?” bisik Blli pada temannya, ia mengedikan bahu tidak tahu, Billi kemudian menggendong Adira ke pelukannya, menenangkannya namun, gadis kecil itu semakin memberontak, ia tidak menyukai jika orang asing menyentuhnya dan ia harus mewaspadai mereka, itu adalah perkataan yang selalu diucapkan Mario padanya.
“Huaaaa….lepaskan aku, aku mau ketemu daddy!” Adira menggoyang kakinya karena Billi tidak mengindahkan perkataan Adira, gadis itu tanpa takut langsung menggigit telinga Billi membuatnya memekik sakit, ia pun menurunkannya dan memegang telinganya yang perih, sepertinya telinganya berdarah.
“Apa kau seekor kucing? Gigimu tajam sekali” umpatnya kesal. Sepuluh temannya berlari ke arahnya saat mendengar teriakan kesakitan Billi.
“Apa kau baik-baik saja, Bill?” tanya teman-temannya. Sepuluh pria yang baru datang menatap kaget Adira, sebab mereka baru pertama kali melihatnya di Mansion ini, dan ini kali pertama ada penghuni wanita di sini.
“Siapa anak kecil ini? bukankah boss kita tidak menyukai anak kecil dan wanita di sekitarnya?” tanya salah seorang temannya.
“Ini anak Mario, boss mengatakan untuk membiarkan dia hidup, boss sendiri yang akan mengurusnya nanti, entah apa yang akan terjadi ke depannnya pada gadis kecil ini, tapi kuharap agar dia bisa selamat dari tangan seorang Iblis yang haus darah itu” jawab Cristian, membuat Billi memelototinya. Sementara teman yang lainnya mengangguk mengerti.
“Mulut anak ini lemes sekali, tidak bisakah untuk tidak menakuti anak kecil” batin Billi menatap dongkol pada temannya. Adira yang mengerti perkataan Cristian langsung terdiam, ia tahu bahwa ayahnya sedang tidak baik-baik saja, gadis kecil itu sudah mengerti dengan situasi di sekitarnya. Billi dan Cristian melirik ke arah Adira yang tiba-tiba bungkam.
“Daddy, apa daddy baik-baik saja? aku akan menunggu daddy di sini” bisiknya dalam hati. kali ini Adira berinisiatif untuk duduk di sofa, ia tidak berani berteriak memanggil Mario lagi, hanya duduk dengan ekspresi datar di wajahnya.
“Apa kau baik-baik saja? kenapa tidak menangis lagi?” tanya Cristian. Billi mengangguk dan menunggu jawaban Adira. Gadis kecil itu berusaha tersenyum menutupi kesedihan di wajahnya, ia kemudian menjawab. “Aku tidak akan menangis lagi, aku akan menurut pada kalian, aku tahu daddy sangat sibuk, jadi aku tidak harus cengeng dan membebani daddy” Billi dan Cristian sangat terkejut, perubahan Adira begitu drastis, hal itu membuat mereka sangat senang, sebab mereka tidak akan kesusahan mengurusi Adira lagi. Mereka yang masih bujang tidak memiliki pengalaman dalam mengurus anak, tentu hal ini adalah berita yang sangat besar dan harus dirayakan.
“Kamu memang anak pintar” Cristian mengacung dua jempolnya pada Adira.
“Omong-omong siapa nama kamu gadis kecil?”
“Adira, om”
“Wah, nama yang sangat cantik” mereka memuji Adira membuatnya hanya tersenyum, sekalipun itu adalah senyuman palsu. Kini hanya tiga orang yang berada di ruang tengah, sementara yang lainnya kembali bertugas, karena Billi dan Cristian yang bertugas menjadi baby sitter Adira, jadi mereka harus menemani Adira sepanjang waktu.
“Apa kau ingin makan?” Adira menggeleng, ia sudah makan di rumahnya jadi dia belum lapar, namun, ia sudah menguap bahkan sudah dua kali.
“Apa kau ingin tidur sekarang?”
“Iya”
“Baiklah, ayo, om antar kamu ke kamar kamu” Adira mengangguk dan turun dari sofa, ia mengikuti langkah lebar dua pria di sampingnya, dan tiba mereka di salah satu kamar yang terletak di samping tangga lantai satu.
CEKLEK
Billi membuka pintu kamar dan mereka pun masuk ke dalam, nuansa warna pink menerangi kamar tersebut, ranjang yang berukuran sedang bisa menampung dua orang dewasa juga boneka kupu-kupu berwarna pink duduk di atas ranjang dengan pandangan tertuju pada tiga anak manusia yang menatap takjub kamar tersebut.
Selain itu terdapat lemari pakaian berwarna pink dan gambar Barbie terlukis indah pada kayu lemari itu. dan bukan itu saja, meja nakas berwarna pink dan gambar kupu-kupu dua dimensi menempel di dinding.
Kamar tersebut dilengkapi dengan jendela, cermin sedang yang terpasang di dinding dan meja sedang yang menampung beberapa buku tertata indah di sana. Semua yang berada di kamar tersebut berwarna pink, itu feminism sekali.
“Siapa yang mendekorasi kamar ini? cantik sekali… apakah boss yang melakukannya? boss sudah memperhitungkannya” batin Billi dan Cristian. Mereka tidak percaya akan kenyataan ini, melihat kamar yang begitu cantik untuk Adira, menunjukan rasa suka dan peduli bossnya pada anak musuhnya, entah apa rencananya, dia melakukan ini semua.
“Apa kamu menyukainya?” tanya Cristian dengan bibir tersenyum lebar, Adira mengangguk pelan sebagai jawabannya.
“Aku tidak suka warna pink, ini sangat feminim, aku lebih suka warna gelap…tapi aku tidak mungkin mengatakan bahwa warna kamar ini jelek, mereka akan menghukumku karena tidak tahu berterima kasih pada mereka” Adira hanya diam saja, lalu menatap dua pria di belakangnya.
“Terima kasih yah, om” Cristian dan Billi mengangguk senang, mereka kemudian keluar dari kamar Adira membiarkan gadis kecil itu beristirahat, mengingat waktu sudah sangat malam.
“Daddy, semoga daddy baik-baik saja, aku akan berlatih menjadi kuat agar bisa melindungi daddy, kedepannya” gumamnya pelan. Tidak tahu saja jika ayahnya sudah meninggal, dibunuh oleh Dannie, pria yang memberi tumpangan hidup untuknya.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Dair Kasma
love you
2023-04-24
1
Dair Kasma
terima kasih update nya author, aku selalu setia padamu
2023-04-24
2